Sunday, December 30, 2012
Friday, December 28, 2012
Saturday, December 22, 2012
Artikel awam: kurang darah vs darah rendah
Artikel untuk awam
KURANG
DARAH VS DARAH RENDAH
Dr. Suzanna Ndraha SpPD
– Promkes RS Tebet
Kurang darah dalam bahasa medis
disebut anemia, berarti kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dL. Pasien yang
menderita anemia akan terlihat pucat, dan keluhan yang dirasakan antara lain
adalah lekas lelah dan berdebar-debar. Ada banyak penyebab kurang darah, salah
satu diantaranya adalah kekurangan zat besi, asam folat dan vitamin B12. Obat
tambah darah yang banyak beredar di pasaran umumnya adalah suplemen yang
mengandung ketiga zat tersebut. Bila anemia yang diderita bukan akibat
kekurangan zat besi, asam folat dan vitamin B12, maka akan terjadi penumpukan
zat tersebut, terutama zat besi. Penimbunan besi, yang disebut juga hemokromatosis,
dapat terjadi di organ tubuh seperti pankreas, hati dan jantung, dan justru
akan menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Gambar 1. Pengambilan darah
untuk pemeriksaan laboratorium
|
Selain anemia karena kekurangan zat
besi, asam folat dan vitamin B12, anemia juga dapat terjadi akibat kelainan
darah yang disebut thalasemia, hemoglobinopati, anemia penyakit kronik,
kekurangan zat eritropoetin, dan sebagainya. Karena itu sebelum memulai
konsumsi suplemen penambah darah, sebaiknya diperiksa dulu jenis anemia yang
diderita. Biasanya sebagai langkah pertama dokter akan menyarankan pemeriksaan
darah perifer lengkap (DPL) dan gambaran darah tepi (gambar 1). Tatalaksana
anemia selanjutnya tergantung dari penyebab anemia yang ditemukan.
Kurang darah sering dikacaukan dengan
darah rendah. Pasien sering berkata, ‘dokter, saya kan kurang darah, mengapa
saya bisa darah tinggi?’ atau di lain kesempatan pasien berkata, ‘dokter, saya
minta obat tambah darah karena saya darah rendah’. Tekanan darah ditentukan
dengan pemeriksaan yang menggunakan tensimeter (gambar 2).
Gambar 2. Pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat
tensimeter
|
Dikatakan tekanan darah
rendah bila tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg. Biasanya pengukuran
tekanan darah sistolik akan berkisar sekitar 100-120 mmHg. Pada usia menjelang
40-50 tahun, sebagian orang akan mengalami kenaikan tekanan darah sistolik
menjadi 130 - 140 mmHg.
Tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg
dinamakan darah tinggi atau hipertensi. Seseorang yang hipertensi bisa saja
mengalami anemia atau kurang darah, karena tekanan darah dan kadar hemoglobin tidak
saling mempengaruhi. Sebaliknya bila tekanan darah sistolik kurang dari 100
mmHg maka terapinya bukan obat tambah darah. Tekanan darah yang rendah
sebenarnya bukan penyakit. Sebagian orang muda mempunyai tekanan darah 90/70
mmHg namun tidak ada keluhan, sehingga tidak memerlukan pengobatan. Tekanan
darah rendah yang memerlukan pengobatan adalah bila disertai nadi meningkat
akibat kekurangan cairan atau akibat infeksi yang berat. Keadaan ini biasanya
memerlukan terapi infus cairan dan rawat inap di rumah sakit.
Apa
yang harus dilakukan bila timbul gejala kurang darah? Jangan mengobati diri
sendiri. Berkonsultasilah dengan dokter. Dokter akan membantu anda untuk
mengetahui penyebab anemia tersebut, apakah kekurangan zat besi, asam folat dan
vitamin B12, atau anemia karena penyebab yang lain. Bila kekurangan zat besi,
maka obat suplemen tambah darah perlu diminum dalam waktu beberapa bulan,
sehingga cadangan zat besi di badan dinyatakan cukup oleh dokter. Jangan
menghentikan pengobatan hanya karena kadar hemoglobin sudah normal.
Apa
yang harus dilakukan bila timbul gejala darah rendah? Berkonsultasilah dengan
dokter. Beberapa pasien mencoba menaikkan tekanan darahnya dengan makan sate
kambing, namun yang terjadi justru kolesterol menjadi naik dan timbul masalah
baru. Bila tekanan darah rendah ini bukan suatu penyakit, maka tidak perlu
diobati secara khusus. Bila tekanan darah rendah ini akibat kekurangan cairan
atau infeksi yang berat, maka dokter akan menyarankan rawat inap. Tekanan darah
rendah juga bisa terjadi akibat dosis obat darah tinggi yang berlebihan. Dokter
akan menurunkan dosis obat, bila hal itu terjadi.
Apa
yang harus dilakukan bila sebaliknya tekanan darah ternyata tinggi?
Berkonsultasilah dengan dokter. Biasanya obat darah tinggi akan diberikan untuk
jangka panjang, namun dosisnya ditentukan oleh dokter yang menangani. Sebaiknya
jangan berpindah-pindah dokter bila anda menderita penyakit kronik seperti
darah tinggi, karena memerlukan pemantauan jangka panjang. [Promkes RS Tebet
Oktober 2012]
Artikel awam: sakit pinggang vs sakit ginjal
Artikel untuk awam
SAKIT
PINGGANG VS SAKIT GINJAL
Dr. Suzanna Ndraha SpPD
– Promkes RS Tebet
Sakit
pinggang merupakan salah satu keluhan yang banyak dikeluhkan dalam praktek
dokter sehari-hari. Hampir semua pasien yang sakit pinggang bertanya kepada
dokter, apakah ini bukan ginjal, dok? (gambar 1).
Gambar 1: sakit pinggang |
Gambar 2. Lokasi ginjal di daerah pinggang |
Dalam pemahaman awam, ginjal
terletak di pinggang sehingga sakit pada pinggang berarti sakit ginjal (gambar
2). Apakah ini benar? Jawabnya ya dan tidak.
Ya, karena
ada beberapa jenis sakit ginjal yang menimbulkan rasa nyeri di pinggang. Tidak,
karena sebagian besar nyeri pinggang sebetulnya bukan akibat penyakit di
ginjal. Dan ternyata gagal ginjal justru tidak ditandai dengan sakit pinggang.
Penyakit
ginjal jenis apa yang menimbulkan nyeri pinggang? Contoh yang paling mudah
adalah batu ginjal. Batu ginjal akan menimbulkan sakit pinggang bila batu
tersebut bergerak sepanjang saluran kemih. Sakitnya akan berupa kolik. Sakit
kolik ialah rasa nyeri yang tajam, terlokalisir, meningkat hingga puncak nyeri
dan kemudian reda. Namun batu tidak
selalu menimbulkan nyeri. Bila batu yang berlokasi di ginjal ini tidak bergerak
turun ke saluran, maka penderitanya tidak merasa nyeri.
Batu ginjal
yang tidak menimbulkan nyeri ini justru yang berbahaya karena penderitanya
tidak menyadari bahwa ada penyakit pada ginjalnya, hingga suatu saat terjadi
kerusakan ginjal yang permanen dan berakhir pada gagal ginjal. Gagal ginjal
membawa pasien kepada vonis cuci darah. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui
adanya penyakit batu ginjal yang tidak menumbulkan nyeri ini? Dengan melakukan check up melalui pemeriksaan urin dan
USG abdomen.
Sakit
pinggang jenis apa yang bukan berasal dari ginjal? Sebenarnya lebih banyak
sakit pinggang yang bukan berasal dari ginjal. Kebanyakan sakit pinggang
berasal dari otot dan tulang belakang bawah yang disebut low back pain (LBP). LBP ini masuk dalam kelompok penyakit-penyakit
rematik. Penyakit LBP tidak fatal seperti gagal ginjal, namun justru
menimbulkan nyeri yang sangat mengganggu kualitas hidup. Seringkali rasa nyeri
ini membuat penderita LBP terus menerus meminum obat atau jamu penghilang
nyeri, tanpa menyadari bahwa penghilang nyeri ini berpotensi menimbulkan luka
lambung yang justru akan menambah masalah penyakit lagi. Bagaimana mengetahui
adanya LBP? Dengan melakukan check up
melalui pemeriksaan foto lumbal dan bila perlu, CT Scan atau MRI tulang
belakang.
Yang umumnya
paling ditakuti oleh pasien sakit pinggang adalah gagal ginjal yang menimbulkan
vonis cuci darah. Ternyata gagal ginjal sering terjadi tanpa menimbulkan rasa
sakit pada pinggang. Pasien sering bertanya, ‘dokter, saya tidak pernah sakit
pinggang kenapa bisa gagal ginjal?’ Gagal ginjal bisa disebabkan oleh sakit
ginjal yang nyeri seperti batu ginjal. Tapi masih banyak sakit ginjal yang
tidak menimbulkan nyeri, yang bisa menimbulkan gagal ginjal. Contohnya kencing
manis dan darah tinggi. Kedua penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit
pinggang, tapi dapat menyebabkan gagal ginjal. Keluhan gagal ginjal sendiri
biasanya adalah rasa lemah, mual, dan pada tahap akhir timbul sesak. Bagaimana
mengetahui adanya gagal ginjal? Dengan melakukan check up melalui pemeriksaan fungsi ginjal yaitu ureum dan
kreatinin.
Apa yang
harus dilakukan bila timbul sakit pinggang? Jangan mengobati diri sendiri.
Berkonsultasilah dengan dokter. Dokter akan membantu anda untuk mengetahui
apakah rasa nyeri itu akibat penyakit pada ginjal atau bukan. Bila ya, maka
penyakit itu harus segera diatasi untuk menyelamatkan ginjal agar tidak jatuh
pada gagal ginjal. Bila bukan, maka kemungkinan itu suatu nyeri LBP. Untuk
mengatasi nyeri LBP, jangan berinisiatif mengulang-ulang pemakaian obat nyeri.
Berkonsultasilah dengan dokter bagaimana melindungi lambung terhadap efek
samping obat penghilang nyeri. [Promkes RS Tebet Oktober 2012]
Subscribe to:
Posts (Atom)