RINGKASAN BIMBINGAN IPD- 13: TERAPI CAIRAN
Disampaikan oleh: Dr Suzanna Ndraha SpPD KGEH
Diringkas oleh: Rionaldo Sanjaya
Terapi cairan sangat diperlukan dalam mengganti kebutuhan cairan yang hilang. Seringkali pasien yang dirawat dilakukan pemasangan infus, apa saja indikasi pemasangan infus ?
A. Indikasi Pemasangan Infus
1. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik bisa disebabkan karena adanya perdarahan atau diare, dan ditandai dengan adanya akral dingin, takikardi, dan hipotensi. Pada syok hipovolemik biasanya diberikan cairan kristaloid (Nacl, RL, Asering) atau cairan koloid. Jika syok disebabkan karena perdarahan (>20%), maka syok dapat ditangani dengan pemberian infus NaCl terlebih dahulu sebelum dilakukan pemberian tranfusi.
2. Pemberian obat secara drip / Koreksi
Pemberian obat secara drip seperti insulin, fenitoin, tramadol, dopamin, dsb. Pelarut dalam pemberian obat drip bisa dengan NaCl atau Dekstrose 5%.
Koreksi gangguan elektrolit ataupun asam basa juga memerlukan pemasangan infus. Jika sudah terjadi asidosis metabolik berat memerlukan koreksi bikarbonat. Keperluan bikarbonat dihitung dengan rumus = 0.3 x BE x BB. Pada koreksi bikarbonat pelarut yang baik yaitu Dekstrose 5%, karena pada penggunaan NaCl dapat terjadi garam dan mengendap sehingga kurang efektif. Pada Kasus Ketoasidosis diabetikum mulai dikoreksi bila pH darah < 7.1.
Koreksi Kalium pada hipokalemia berat / kadar kalium <2.5mmol/L sangat diperlukan karena mudah terjadi gangguan irama jantung. Koreksi kalium dengan KCl dihitung dengan rumus ( 0.3 x ∆K x BB ) + Maintenance, Koreksi kalium baik dalam pelarut non dekstrose karena dekstrose akan merangsang pengeluaran insulin dan pengeluaran insulin akan menarik Kalium ke intrasel sehingga kurang efektif kecuali pada kasus hipoglikemia.
Koreksi Natrium diberikan pada pasien dengan kadar natrium <125mmol/L, dikoreksi dengan NaCl 3% diberikan tidak boleh lebih dari 6tpm karena dapat menimbulkan gangguan pada batang otak.
3. Transfusi
Sebelum dilakukan tranfusi, biasanya diberikan larutan NaCl fisiologik terlebih dahulu sebagai persiapan tranfusi. Komponen darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan plasma. Sel darah putih jarang ditransfusi karena bersifat sangat imunogenik .
- Sel darah merah
a. Whole blood : Perdarahan akut
b. Washed PRC: Incompatible major (AIHA) / inkompatibilitas minor gr 3/4
c. PRC biasa: Anemia kronik
d. Leukocyte depleted : Reaksi imunologi
- Trombosit
- Trombocyte cocentrate
· Indikasi transfusi trombosit adalah:
- Gagal sumsum tulang
a. Target Tr > 20,000 tanpa resiko perdarahan
b. Target Tr > 50,000 dengan resiko perdarahan
Reaksi imunologi misalnya penyakit ITP dan DBD bukan merupakan indikasi transfusi trombosit. Tapi, pada DBD trombosit diberikan kalau terjadi perdarahan masif (hematemesis melena) dengan Tr < 100,000. 1 unit TC dapat menaikkan trombosit sebanyak 10,000.
- Plasma
a. FFP: diberikan pada pasien defisiensi faktor koagulasi
b. Plasma biasa:
- tidak ada faktor koagulasi
- mengandungi albumin
- berfungsi sebagai koloid tapi jarang diberikan karena sudah ada koloid sintetik.
4. Nutrisi
Terutama pada pasien yang dipuasakan seperti pada kasus akan dilakukan suatu tindakan ( seperti pada Colonoskopy, Operasi, BNO IVP ) , ileus , pankreatitis, dan sebagainya sehingga memerlukan IUFD nutrisi.
Nutrisi ini perlu diberikan untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu:
a) Kalori basal :
Laki-laki: 30 kkal/kgBB
|
Wanita : 25 kkal/kgBB
|
Dalam 3 hari pertama, kita boleh memberikan kalori di bawah kebutuhan. Pada hari pertama diinfus, kalori dapat diberikan ¼ dari kebutuhan total, Pada hari kedua, dapat diberikan ½ dari kebutuhan total dan hari ketiga dapat diberikan 75% dari kebutuhan total kalori. Tetapi, pada hari keempat, seluruh kebutuhan kalori total harus diberikan pada pasien.
b) Protein : 0,8 g/ kgBB
Pada hari pertama pemberian protein dapat ditunda dulu kecuali kalau pasien tersebut malnutrisi atau mengalami hypoalbuminemia. Tetapi pada hari keempat, pemberian harus sesuai kebutuhan total protein.
Untuk memenuhi kebutuhan protein pada pasien yang hypoalbuminemia, harus diberikan cairan protein berkonsentrasi tinggi misalnya Triofusin (1000 cc = 1000 kalori). Pemberian protein konsentrasi tinggi ini mempunyai osmolaritas tinggi sehingga pemberiannya tidak boleh melalui vena perifer tetapi harus melalui vena sentral yaitu dengan pemasangan CVP. Batas osmolaritas cairan yang dapat masuk ke vena perifer adalah < 900 osm.
c) Elektrolit
a. Natrium : 1-2 mEq/ kgBB
b. Kalium : 1 mEq/ kgBB
d) Cairan : 30-50 cc/ kgBB
Elektrolit dan cairan harus diberikan sesuai kebutuhan total sejak dari hari pertama pemberian.
Contoh Kasus : Seorang pasien akan diberikan IUFD clinimix 1000 dan aminofluid 1000 berapa kadar elektrolit, kalori, dan protein yang masuk?
Na K Cal Protein
Aminofluid 1000 35meq 20meq 420kkal 30g
Clinimix 1000 70meq 60meq 510kkal -
5. Emergency Line
Seperti pada kasus Decompensatio cordis, Aritmia, stroke hemoragik
No comments:
Post a Comment