Bimbingan IPD 16 Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 25 Januari 2017 dan 2 Febuari 2017
Disampaikan oleh :
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
Disusun oleh :
Paulina Suwandhi S.ked
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
Disusun oleh :
Paulina Suwandhi S.ked
Pemeriksaan penunjang sangatlah penting pada
penegakkan diagnosis setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
seluruhnya. Ada beberapa tujuan daripada pemeriksaan penunjang, yaitu :
1. Menegakkan
diagnosis kerja
Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang,
pada kasus- kasus tertentu maka diagnosis kerjanya lebih bisa pasti ditegakkan
dan lebih yakin lagi dan bukti bahwa gejala relevan dengan hasil pemeriksaan
penunjangnya.
2. Menyingkirkan
diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang selain menegakkan
diagnosis kerja, setelah itu sudah tentu menyingkirkan diagnosis- diagnosis
lainnnya yang masih diperkirakan dan belum pasti.
3. Petunjuk
tatalaksana, memantau komplikasi penyakit/ efek samping obat
Setelah tujuan pemeriksaan penunjang
yang pertama ditegakkan, maka mudah untuk menentukan tindakan selanjutnya yaitu
memberikan terapi sesuai penyakit pasien dan kegunaan lainnya yang tidak kalah
penting adalah apakah penyakit tersebut sudah merambah ke organ lainnya
(komplikasi).
4. Petunjuk
prognosis, memantau keberhasilan pengobatan
Setelah pada tujuan pertama, kedua, dan
ketiga pada pemeriksaan penunjang. Tujuan terakhir adalah memperkirakan
prognosis pasien ini sesuai tingkat keparahan penyakitnya dan komplikasi yang
sudah diketahui hasilnya atau pada beberapa kasus yang belum terjadi komplikasi
dengan pengobatan yang tepat jadi mempermudah prognosisnya serta bukti
keberhasilan pengobatan selama ini.
Contoh tujuan pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan fungsi disebutkan diatas pada presentasi
kasus:
1. Pada
kasus Gout, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah
- Analisis cairan sendi : menegakkan
diagnosis kerja setelah ditemukan komposisi cairan sendinya
- Rontgen genu (lutut) : menyingkirkan
diagnosis banding seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis.
-
Laboratorium asam urat : petunjuk
tatalaksana sekaligus keberhasilan pengobatan penyakit ini.
- Luasnya tofi asam urat : petunjuk
prognosis.
2. Pada
kasus gagal ginjal kronik, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:
-
CCT : menentukan diagnosis kerja ,
petunjuk tatalaksana terapi
- USG ginjal : menentukan diagnosis kerja,
menyingkirkan diagnosis banding, menentukan prognosis
3. Pada
kasus hipokalemia, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:
- Cek elektrolit darah : menegakkan
diagnosis, menyingkirkan diagnosis banding, petunjuk terapi, menentukan
prognosis, dan keberhasilan terapi pada pengecekan setelah koreksi elektrolit.
Pada pemeriksaan penunjang yang lebih penting
terutama adalah dimulai pada tindakan yang tidak invasive dan ekonomis
harganya, lalu jika selanjutnya perlu dilakukan yang invasive dan sedikit mahal
maka bisa dilakukan dengan seijin pasien serta keluarganya.