Disampaikan oleh : dr. Suzanna Ndraha, Sp,PD, KGEH
24 Januari 2017
Diringkas oleh: Michelle Linardi
Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling
umum ditemukan dalam praktik kedokteran primer. Pada hipertensi terjadi peningkatan
tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko infark
miokard, stroke, gagal ginjal akut dan
kematian. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi
dasar penentuan diagnosis hipertensi.
Berdasarkan tingginya tekanan darah dibagi
menjadi:
Klasifikasi
|
Sistolik
|
Diastolik
|
|
Normal
|
120-129
|
Dan/atau
|
80-84
|
Pre
hipertensi
|
130-139
|
Dan/atau
|
84-89
|
Hipertensi
derajat 1
|
140-159
|
Dan/atau
|
90-99
|
Hipertensi
derajat 2
|
160-179
|
Dan/atau
|
100-109
|
Hipertensi
sistolik terisolasi
|
³140
|
Dan
|
<90
|
Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalalah hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya. Pada hipertensi primer, peningkatan
tekanan darah terjadi meningkatnya usia. Hipertensu ini terjadi 90% pada semua
penderita hipertensi.
Hipertensi Sekunder adalalah hipertensi
yang terjadi akibat penyakit tertentu. Umumnya hipertensi sekunder mengenai
usia muda. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara
lain gagal ginjal kronik, hipertiroid, sindroma cushing, glomerulonefritis (sindrom
nefritis), conn disease, kelainan
katup jantung, stenosis arteri renalis, takayashu
disease . Keadaan-keadaan seperti
ini memberikan 10% kasus pada semua penderita hipertensi. Jenis lain dari
hipertensi yang dikenal sebagai Isolated Systolic Hypertension, ini
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, tetapi diastolik
<90 mmHg. Diagnosa hipertensi primer atau sekunder dapat
ditegakkan apabila pasien sudah 2x kunjungan ke dokter dengan tensi > 140/90.
Pasien dengan hipertensi
banyak yang tidak memiliki keluhan, sehingga pasien tidak minum obat. Hal ini
bila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan organ, seperti otak,jantung, ginjal, mata,
dan arteri perifer. Jadi gejala baru dirasakan pasien apabila hipertensi itu telah
menyebabkan kerusakan target organ.
Klasifikasi Hipertensi yang terbaru yang digunakan saat ini
adalah klasifikasi Hipertensi menurut JNC VIII yang dikeluarkan pada tahun
2013. Perbedaan dari klasifikasi menurut JNC VII dan JNC VIII adalah pada target sasaran tekanan darah. Pada JNC VII target tekanan darah nya
adalah 140/90 pada semua usia, sedangkan pada JNC VIII target tekanan darah pada
usia >60 tahun adalah < 150/90, sedangkan pada usia < 60 tahun adalah <140/90,
dan semua usia dengan CKD dengan atau tanpa diabetes dan diabetes tanpa CKD
dengan tekanan darah < 140/90. Kemudian dilihat lagi berdasarkan ras, untuk
ras hitam diberikan thiazide atau CCB saja, bisa tunggal atau kombinasi,
sedangkan ras non-hitam diberikan thiazide atau ACE-Inhibitor atau ARB, atau
CCB, diberikan tunggal atau kombinasi. Kemudian ACE-Inhibitor dan ARB pada JNC
8 tidak dianjurkan untuk dikombinasi, karena mereka adalah jenis obat yang cara
kerjanya sama.
TATALAKSANA HIPERTENSI
Non farmakologis
Modifikasi Gaya Hidup Dalam guideline JNC 8
antara lain
a. penurunan berat badan. Rekomendasi penurunan
berat bafsn meliputi nasihat mengurangi asupan kalori dan meningatkan aktifitas
fisik
b. Penerapan pola makan DASH ( Dietary
Approaches to Stop Hypertension) dengan lebih banyak memakan buah sayur- sauran
dan produk susu rendah lemak denan kandunan lemak jenuh dan total lebih sedikit
kaa potassium dan calcium.
c. Restriksi garam harian kurang dari 6 /hari 100 mmol sodium/hari.
d. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang dilakukan
secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu
e. Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun
konsumsi alcohol belum menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun
konsumsi alcohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan
pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2
gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol
sangat membantu dalam penurunan tekanan darah.
f. Berhenti merokok.
Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung dapat
menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko
utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti
merokok.
Tatalaksana Farmakologis
Golongan-golongan obat
antihipertensi yang sering dipakai pada sehari-hari antara lain:
1. Calcium Channel
Blocker
Golongan yang lama
pada obat ini yang terkenal adalah nifedipin dengan dosis 10mg, dan rata-rata
pada obat antihipertensi golongan lama diberikan sebanyak 3 kali sehari. Obat
ini adalah obat yang satu-satunya aman pada CCB untuk ibu hamil, dan biasanya dipakai
untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi emergency, diberikan
secara sublingual. Efek samping dari obat ini sering menyebabkan takikardi.
Untuk golongan baru kita kenal banyak dijual dipasaran yaitu amlodipin dengan
dosis 5 mg dan 10 mg, pemberian hanya 1 kali sehari. Akan tetapi obat ini
sering menyebabkan oedem tungkai.
2. Ace Inhibitor
Yang terkenal dari
golongan lama obat ini adalah captopril sediaan 12,5 mg dan 25 mg. Obat
golongan ini dapat menghambat progresifitas nefropati pada Diabetes Melitus,
dan dapat menjadi remodelling di ventrikel kiri jantung. Obat
ini di kontra indikasikan untuk penderita yang memiliki kreatinin >3 mg/dL.
Efek samping yang terkenal pada obat ini sering menyebabkan batuk yang
berlebihan. Kemudian golongan baru dari ACE Inhibitor adalah antara lain
lisinopril dengan sediaan 10mg, pemberian 1 kali sehari.
3. ARB (Angiotensin
Reseptor Blocker)
Golongan lama yang
sering dipakai adalah losartan dengan sediaan 25mg, 50 mg, dan 100mg.
Keuntungan dari semua gologan obat ini hanya diberikan 1 kali sehari baik
golongan lama ataupun golongan baru. Untuk golongan obat ini sangat
dikontraindikasikan pada ibu hamil, ini berlaku juga untuk golongan
ACE-Inhibitor. Golongan baru dari obat ini yang terkenal adalah candesartan
sediaannya 8mg dan 16mg. Golongan ini juga dapat mengurangi progresifitas dari
nefropati DM.
4. Beta Blocker
Golongan lama yang
paling terkenal adalah propranolol, dan ini sangat baik digunakan pada
hipertiroid dan sirosis hati pada keadaan hipertensi porta. Sediaannya 10mg,
20mg, 40mg, 60mg dan 80mg. Golongan yang baru antara lain bisoprolol dan ini
sangat bagus diberikan pada hipertensi dengan takikardi. Sediaannya 5mg dan
10mg. Golongan ini sangat dikontra indikasikan pada pasien yang punya gangguan
pada saluran napas seperti asma, karena menyebabkan bronkospasme.
5. Diuretic
Yang paling sering
digunakan adalah Hidroclorothiazide, dengan sediaan 12,5mg, 25mg, dan 50mg,
kontraindikasi pada pasien ACKD (Acute Chronic Kidney Injury). HCT
ini biasanya dikombinasikan juga dengan sipronolakton, diuretic hemat kalium
untuk mencegah terjadinya hipokalemia, sediaannya 25mg, 50mg, dan 100mg.
Masih ada beberapa golongan lainnya seperti beta blocker sentral yaitu klonidin dengan sediaan 15 microgram dan 75 microgram, akan tetapi ini adalah lini terakhir dan biasanya juga digunakan untuk hipertensi emergency bersama nifedipin. Selain itu metildopa dengan dosis 250 mg, diberikan 3 kali sehari, yang biasanya diberikan pada ibu hamil, efek samping obat ini sering membuat mengantuk karena efek kerja sentralnya
No comments:
Post a Comment