Disampaikan oleh
dr.Suzanna Ndraha SpPD, KGEH, FINASIM
Diringkas oleh
Agung Setiawan S.Ked
Hipoglikemia
Definisi
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana
kadar glukosa dalam darah mengalami penurunan dibawah nilai normal dan
merupakan kondisi klinik yang membutuhkan penanganan yang bersifat emergensi.
Batasan kadar glukosa darah rendah‖ untuk menetapkan seseorang mengalami
hipoglikemia sangat bervariasi. American
Diabetes Association (ADA 2005) menggunakan batasan 70 mg/dl atau kurang,
sedangkan European Medicine agency
(EMA 2010) menggunakan patokan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang
dari 54 mg/dl. Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PERKENI) dan American Diabetes
Association (ADA) menggunakan patokan
< 70 mg/dl pada penderita diabetes melitus dan pada individu
non-diabetes gejala-gejala hipoglikemia akan timbul bila kadar glukosa darah < 55
mg/dl.1 Hipoglikemik dapat terjadi pada pasien Diabetes Mellitus dan disebut Iatrogenic Hypoglycemia, sedangkan
hipoglikemia pada pasien non-diabetes disebut hipoglikemia spontan.1,2
Epidemiologi
Diantara
Hipoglikemia yang disebabkan oleh faktor luar (eksogen), obat-obatan merupakan
penyebab tersering, dan diantara obat-obatan tersebut, obat diabetes yang
membantu meningkatkan kadar insulin serum merupakan penyebab utama. Berdasakan penelitian
, terjadi penngkatan insiden hipoglikemia pada penderita yang diobati dengan
obat-obatan diabetes, sejalan dengan kebijakan pengendalian glukosa darah
secara intensif (Diabetes Control and
Complication Trial dan United Kingdom Prosprective Diabetes Study). Sebagai
contoh, terjadi peningkatan angka kejadian / episode hipoglikemia berat dari 20
episode per 100 penderita/tahun (dengan pengobatan “konvensional” menjadi 60
episode per penderita/tahun) dengan pengobatan “intensif” pada Diabetes tipe 1
yang diobati dengan insulin. Angka kejadian hipoglikemi pada DMT1 lebih tinggi dari
pada DMT2, tetapi dampak yang ditimbulkan DMT2 justru lebih serius. Apalagi jika
DMT2 yang disertai dengan usia lanjut, hipoglikemia tidak jarang mencetuskan
gejala serius seperti stroke, infark miokard, gagal jantung akut, dan aritmia
ventrikuler.2,3
Etiologi
Hipoglikemia umum terjadi pada pasien Diabetes Melitus (DM) yang sedang mengkonsumsi obat
hiperglikemik oral (OHO) atau insulin. Selain itu, hipoglikemik juga disebabkan
oleh penyakit infeksi yang disertai sepsis, tumor, stress, difesiensi hormone
dan penyakit autoimun, penyebab lain yang sering ditemukan adalah asupan
makanan yang tidak adekuat, konsumsi alcohol yang berkepanjangan, interaksi
obat, penyakit kronik pada hati dan ginjal. Hipoglikemuk juga sering ditemukan
pada neonatus dan geriatri. Berikut adalah tabel beberapa hal yang dapat
menyebabkan Hipoglikemik.
Tabel 1.
Etiologi hipoglikemia berdasarkan penyebab hipoglikemia puasa dan reaktif
Hipoglikemia
puasa (pasca absorbs)
|
Obat-obatan
Paling
sering: Insulin, Sulfonylurea, Etanol
Kadang-kadang:
Golong Quinine, Pentamidine
Jarang:
Salisilat, Sulfonamide, dan lain-lain
Keadaan
sakit berat
Gagal
Hati, Ginjal, atau Jantung
Sepsis
Koma
Difesiensi
Hormon
Kortisol,
Growth Hormon, atau keduanya
Glukagon
dan Epineprin ( DM dan Defiensi Insulin)
Tumor
Sel – β
Hiperinsulin
Endogen
Insulinoma
Penyakit
Sel-β lainnya
Insulin
Sertagogue
Autoimune
(terutama autoantibodi terhadap insulin maupun insulin reseptor)
Penyakit
pada Neonatus dan Balita
Transient Intolerance of Fasting
Hiperinsulin
Kongenital
Defiensi
Enzim Turunan
Hipoglikemia
Reaktif (Post Prandial)
Postgastectomy
Non-insulinoma Pancreatogenous
Hypoglycemia Syndrome
Penyebab
Lain dari Hiperinsulin Endogen
Intoleransi
Fruktosa Bawaan, Galaktosemia
Idiopatik
|
Manifestasi
Klinis
Gejala-gejala dari hipoglikemia dapat dikelompokkan
atas gejala adrenergik dan gejala neuoglikopenik. Gejala adrenergik berupa
terjadinya perubahan persepsi psikologis oleh karena keadaan hipoglikemia akan
merangsang system simpato-adrenal (aktivasi system saraf otonom). Biasanya gejala
adrenergic akan mulai terjadi bila glukosa darah <60 mg/dL gejala
neuroglikopenik akan timbul akibat berkurangnya glukosa yang sampai ke otak. Sedangkan
gejala neuroglikopenik akan dialami bila kadar glukosa darah < 50 mg/dL
Tabel 2. Tanda
dan gejala umum hipoglikemia
Gejala
Adrenergic
|
Tanda
Neuroglikopenik
|
Pucat
Keringat dingin
Takikardi
Tremor
Lapar
Cemas
Gelisah
|
Pusing
Sakit
kepala
Kebingungan
Penurunan
konsentrasi
Kejang
Penurunan
kesadaran
Koma
|
1.
Gejala klinis Hipoglikemia
2.
Pemeriksaan
kadar glukosa darah rendah
3.
Gejala klinis
segera membaik setelah kadar glukosa darah menjadi normal
SOP
penatalaksaan hipoglikemia
SOP
penatalaksaan Hipoglikemia ini bersumber dari RSUD Koja. Batasan Hipoglikemia
yang diambil adalah <70 mg/dL atau sesuai dengan rekomendasi PERKENI 2015. Jika
ada pasien terindikasi hipoglikemia, seperti dengan keluhan lemas sampai dengan
penurunan kesadaran. Maka harus dilakukan pengukuran Glukosa Darah Sewaktu atau
GDS. Jika nilai GDS <70 mg/dL maka berikan infus Dextrose 10% 1 sampai
dengan 3 kolf / 24 jam. Pemberian infus ini harus mempertimbangkan kondisi
pasien, terutama kondisi jantung dan ginjal pasien. Jika jantung dan ginjal
pasien sudah mengalami penurunan fungsi maka Infus dekstrose 10% yang diberikan
maksimal 1 kof / 24 jam. Hal ini bertujuan agar tidak membebani kerja jantung
dan ginjal pasien.
Setelah
pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan dipantau GDSnya tiap 4 jam. Apabila GDS
pasien sudah >200 mg/dL maka infus dekstrose 10% digantikan menjadi NaCl 0,9%.
Selama dalam perawatan, gula darah pasien akan dipantau menggunakan kurva gula
darah harian. Hal ini bertujuan untuk memastikan gula darah pasien sudah
stabil. Jika selama perawatan gula darah pasien naik >200 mg/dL maka harus
dikoreksi dengan insulin kerja cepat 5 unit atau dapat diberikan obat
hipergikemik oral seperti gliquidone. Pada pemeriksaan kurva gula darah harian,
pasien akan diperiksa 3x sehari yaitu sebelum sarapan, sebelum makan siang dan sebelum
makan malam selama 3x seminggu. Hasil kurva gula darah pasien ini dapat menjadi
pertimbangan untuk kepulangan pasien.
Akhir kata saya sebagai penulis berterima-kasih kepada dr. Suzanna Ndraha, SpPD, KGEH, FINASIM yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menulis dalam blog yang sangat mendidik ini, saya harap kepada pembaca dapat memberikan saran dan komentar dan terakhir mohon maaf jika dalam penyusunan masih terdapat kesalahan.
Daftar Pustaka
- Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K, Manaf A et al. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta, PB PERKENI; 2015 hal 56-9.
- Mansyur AMA. Hipoglikemia dalam praktik sehari-hari. Makasar. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2018. Hal 20-33.
- Manaf A. Hipoglikemi: pendekatan klinis dan penatalaksaan. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta, Interna Publishing; 2014 hal 2357-60.
- Purnamasari D, Arsana PM. Hipoglikemia dan hiperglikemia. Dalam: Setyohadi B, Arsana PM, Soeroto AY, Suryanto A, Abdullah M, editor. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta, Interna Publishing;2016. Hal 400-11
ReplyDeleteNumpang promo ya Admin^^
ajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.biz...^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856