BIMBINGAN TERAPI INSULIN IPD 16
Selasa 17 Januari 2017
Disampaikan oleh :
dr. Suzanna Ndraha, Sp. PD, KGEH FINASIM
Diringkas oleh :
Muhammad Izzat
Indikasi pemberian
insulin :
Indikasi permanen
- - DM tipe 1
- - Gagal OHO
- - Efek samping penggunaan OHO
- - Gangguan hati atau ginjal berat
Indikasi sementara
- - Ketoasidosis
- - Hamil
- - Stress akut (infeksi/bukan infeksi)
- - Berat badan kurang
- - Perioperatif
Konsep
terapi Insulin.
Basal Insulin :
Pada individu
normal, insulin disekresikan oleh sel beta pada kondisi basal (puasa) untuk
mengendalikan glukosa darah basal.
Kebutuhan insulin
basal didasarkan pada asumsi jumlah insulin yang dibutuhkan sesuai dengan
produksi glukosa hepatik (endogen), yaitu 40-50% dari kebutuhan IHT.
Prandial Insulin :
Insulin juga
disekresikan pada saat makan untuk mengendalikan glukosa darah sesudah makan. Kebutuhan
insulin prandial ditentukan berdasarkan asumsi jumlah insulin yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan peningkatan gula darah sesudah makan.
Correctional insulin :
Dosis insulin yang digunakan untuk membenarkan atau
menurunkan kadar gula sebelum waktu makan. Insulin ini diberikan sebagai
tambahan dari yang dijadwalkan (atau biasa) yang dosis yang dimaksudkan untuk
mencakupi makanan ynag mereka makan. Kebutuhan insulin koreksional merupakan
jumlah insulin yang diperlukan untuk mengoreksi kadar glukosa darah yang
melebihi sasaran glikemik yang telah ditentukan pada waktu tertentu. Secara umum,
kebutuhan prandial/nutrisional atau koreksi/supplemental per dosis biasanya
sekitar 10-20% dari kebutuhan IHT.
Pada penyandang
diabetes kekurangan insulin basal menyebabkan hiperglikemi basal, kekurangan
insulin post-prandial menyebabkan hiperglikemia postprandial.
Pada penyandang
diabetes substitusi insulin basal bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa
darah basal, substitusi insulin prandial bertujuan untuk mengendalikan kadar
glukosa darah post prandial. Pemahaman ini disebut sebagai konsep basal dan
prandial . Sediaan insulin yang tersedia mengikuti konsep basal dan prandial.
- Fix dose, untuk mengendalikan gula darah bukan tergantung berapa
kadar gula darah saat itu tetapi dosisnya sudah ditentukan dari awalnya.
Jadi untuk tau berapa dosis yang ditentukan periksa kurva gula darah
harian (KGDH) yang diperiksa sekitar (1-2 kali seminggu) lalu akan
diperbaiki saat hasil KGDH keluar.
- Sliding scale merupakan
regimen pemberian insulin dimana dosis insulin sebelum makan atau malam
hari dinaikkan secara progresif, berdasarkan kisaran sasaran glukosa darah
yang sebelumnya telah ditentukan. Di daerah dengan fasilitas terbatas,
insulin sliding scale SK masih dapat diberikan, disertai dengan
pemeriksaan glukosa darah setiap 6 jam atau mendekati waktu makan. Namun regimen
ini tidak dianjurkan untuk jangka panjang, dan secepatnya segera beralih
ke fixed dose. Selain itu sliding scale juga tidak
disarankan digunakan untuk menentukan dosis harian. Biasanya regimen yang
digunakan adalah insulin kerja cepat.
Prinsip pemberian sliding
scale:
• Tentukan jumlah
asupan karbohidrat
• Metode ini dapat
dikombinasikan dengan pemberian insulin basal
• Insulin bolus
berdasarkan kadar glukosa darah sebelum makan atau
malam sebelum
tidur
• Dosis insulin premixed
berdasarkan kadar glukosa darah sebelum makan.
Pengaturan diet
dan kegiatan jasmani merupakan hal yang utama dalam penatalaksanaan DM, namun
bila diperlukan dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian obat
antihiperglikemia oral tunggal atau kombinasi sejak dini. Pemberian obat antihiperglikemia
oral maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan
secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. Terapi kombinasi obat
antihiperglikemia oral, baik secara terpisah ataupun fixed dose combination,
harus menggunakan dua macam obat dengan mekanisme kerja yang berbeda. Pada
keadaan tertentu apabila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dengan
kombinasi dua macam obat, dapat diberikan kombinasi dua obat antihiperglikemia
dengan insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis dimana insulin tidak
memungkinkan untuk dipakai, terapi dapat diberikan kombinasi tiga obat antihiperglikemia
oral.
Kombinasi
obat antihiperglikemia oral dengan insulin dimulai dengan pemberian insulin
basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang). Insulin kerja
menengah harus diberikan jam 10 malam menjelang tidur, sedangkan insulin kerja
panjang dapat diberikan sejak sore sampai sebelum tidur. Pendekatan terapi
tersebut pada umumnya dapat mencapai kendali glukosa darah yang baik dengan
dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin basal untuk kombinasi adalah
6-10 unit. Kemudian dilakukan evaluasi dengan mengukur kadar glukosa darah
puasa keesokan harinya. Dosis insulin dinaikkan secara perlahan (pada umumnya 2
unit) apabila kadar glukosa darah puasa belum mencapai target. Pada keadaaan dimana
kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali meskipun sudah mendapat
insulin basal, maka perlu diberikan terapi kombinasi insulin basal dan prandial,
sedangkan pemberian obat antihiperglikemia oral dihentikan dengan hati-hati.
Insulin basal bolus rumus untuk menetukan dosis awal insulin adalah
0,5 U/KgBB lalu dibagi 60% prandial dan 40% basal. Selalu start mulai dari
dosis yang rendah sampai yang tertinggi dinaikkan dosisnya perlahan. Sebagai
contoh seorang BB 60 kg berapa dosis insulin yang dibutuhkan.
= 60 x 0,5U
= 30 U dibagi 60% dari 30 U = 18 U (6 U pagi, 6 U
siang, 6 U malam)
40%
dari 30 U = 12 U
Advantages :
1.
Paling
ideal, mendekati profil insulin endogen
2.
Kendali
GD lebih baik
3.
Fleksibel,
nisa lebih disesuaikan dengan porsi makan dan jaam makan pasien
Disadvantages :
1.
Suntikan
4x sehari
2.
Kepatuhan
rendah
3.
Risiko
hipoglikemia dan BB naik
Insulin
premix disini cairannya itu dicampur ada insulin basal dan prandial.
Bisa disuntik 2 kali perhari jika kelebihan, dan bila kekurangan bisa
dikendalikan dengan Lantus. Tidak boleh digunakan saat bulan puasa.
Dosis basal (0,1- 0,2 U) diabgi 2 pagi dan malam. Sebagai
contoh 60 x 0,2= 12 diabgi (6 pagi dan 6 malam).
Awal: San N 1 x 10 (jam 20.00)
San
R 3 x 5 ( 1 x5 jam 06.00, 1 x5 jam 11.00, 1x5 jam 16.00)
GD 06 315 san
N 1x12
11 290 san
R 3x10 (1x10 jam 06.00, 1x10 jam 11.00, 1x10 jam 16.00)
16 250
Kalau pas di cek jam 22.00 GD drop? Turunkan san R
yang malam saja
San
N 1x12 jam 21.00
San
R 1x10 jam 06.00, 1x10 jam 11.00, 1x8 jam 16.00
Pemeriksaan HbA1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai HbA1C), merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan, atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%). Pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai kendaliglikemik yang stabil HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun. HbA1C tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk evaluasi pada kondisi tertentu seperti: anemia, hemoglobinopati, riwayat transfusi darah 2-3 bulan terakhir, keadaan lain yang mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan fungsi ginjal