Disampaikan oleh :
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
Diringkas oleh :
Ricky Suryamin
EKG
Dalam membaca EKG dapat diperhatikan irama, rasio
QRS, Axis, gelombang P, interval PR, kompleks QRS, segmen ST, dan gelombang T.
Irama dan Frekuensi
Suatu gelombang dikatakan normal apabila setiap
gelombang P diikuti oleh QRS, dimana gelombang P positif di lead II dan
negative di aVR.
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 kali
permenit, jika frekuensi <60 dikatakan bradikardi, dan jika frekuensi
>100 dikatakan takikardi.
Aksis QRS
Dapat dilakukan dengan menghitung jumlah resultan
defleksi positif dan negative QRS rata-rata dari lead I (sumbu x) dan lead aVF
(sumbu Y). Gambar dibawah menunjukan axis jantung.
Gelombang P
-Paling jelas terlihat pada lead II
-Tinggi < 2,5 mm pada lead II
-Lebar <0.11 s pada lead II
-Tinggi < 2,5 mm pada lead II
-Lebar <0.11 s pada lead II
Jika terdapat gambaran gelombang P
lancip disebut P pulmonale, yang dapat diakibatkan menyakit paru kronik dan
terjadi hipertrofi ventrikel kanan. Jika terdapat gambaran gelombang P landai
disebut P mitrak dapat mengakibatkan decomp congestive.
Interval PR
Interval PR meliputi jarak
atau garis lurus dari awal gelombang P sampai awal kompleks QRS. Normalnya 0,12 - 0,20 detik (3 - 5 kotak kecil). Jika interval
PR memanjang, artinya ada blokade impuls. Misalnya,
pada pasien dengan aritmia blok AV dan jika interval PR memendek didapatkan
pada pasien dengan sindrom Wolf Parkinson White.
Kompleks QRS
Normal QRS < 0,12 detik (3 kotak kecil). QRS abnormal terjadi pada
:
-
RBBB : dikatakan RBBB
apabila ditemukan m-shape, rsR/RsR pada V1-V2.Penyebabnya adalah pada penyakit
paru kronik, CAD ( Coronary Arterial Dissease terutama pada right
ventrikel) dan pada RVH.
-
LBBB
: ditemukan gelombang S yang dominan pada V1, ST-elevasi yang
landai pada V1 dan V2. Penyebab LBBB adalah CAD (Coroner Arterial Dissease pada
left ventricle) dan LVH (contohnya pada hipertensi). Pada permulaan adalah
pasien dengan hipertensi yang kemudian berubah menjadi hipertensive heart
disease, jika mengalami perburukan dapat mengalami congestive heart failure et
cause hipertensive heart disease et causa hypertension.
Letak
kerusakan
-
V1-V2 : anteroseptal
-
2-3aVF : inferior
-
V1-V6 : antero invasif
-
V1-V4 : anterior
-
1aVL : lateral
Segmen ST
Normalnya
segmen ST datar, pada garis isoelektrik. 2 kelainan yang terjadi pada segmen ST
yaitu :
-
ST depresi :
menandakan miokard iskemik atau efek dari digoksin atau hipertrofi ventrikular.
sekiranya terjadi pada V2-V5, menandakan terjadinya Unstable Angina Pectoris
(UAP). Pada UAP sebaiknya diberikan terapi yang adekuat untuk mencegah
terjadinya infark.
-
ST elevasi :
menandakan MCI akut atau LBBB. Ini sebabnya pada blokade jantung sulit
dibedakan ada tidaknya infark.Sekiranya terjadi pada VI-V2, menandakan terjadi
pada area anteroseptal, dan pada V1-V4 pada area anterior.
Gelombang T
Terdapat dua kondisi pada gelombang T yaitu :
-
Small, flattened, inverted T : terjadi pada iskemia, efek digoksin, LVH
-
Tall T :
terjadi pada hiperkalemi, CKD
Arterial Vibrilasi
Adalah keadaan dimana terdapat pulsus defisit, yaitu
frekuensi nadi di arteri brachialis tidak sama dengan saat mendengarkan saat pemeriksaan
fisik menggunakan stetoskop dan terdapat gambaran irregular pada EKG. Arterial
vibrilasi dibagi menjadi dua yaitu :
-
Rapid response : nadi >100 kali/menit
-
Normal response : nadi <
100kali/menit
No comments:
Post a Comment