Ringkasan Koass minggu ke 6
Gambaran EKG Normal
Gambaran EKG Normal
Disusun oleh :
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH FINASIM
Diringkas oleh :
Josephine Claudia
Secara sistematis, interpretasi EKG dilakukan dengan cara
menentukan ritma atau irama jantung, frekuensi (laju QRS), aksis jantung,
morflogi gelombang P (cari tanda kelainan atrium kiri atau atrium kanan), interval
PR, Kompleks QRS, Segmen ST (melihat apakah ada tanda iskemia, injuri atau
miokard infark) dan Gelombang T.
Irama
Jantung
Dalam menentukan irama jantung, terdapat karakteristik
sinus ritme yaitu laju 60 – 100 kali/ menit, ritme interval P –P reguler dan
interval R – R reguler, Gelombang P positif (upright) di sadapan II yang selalu diikuti kompleks QRS, PR
interval 0,12 – 0,20 detik dan konstan dari beat
to beat serta Durasi QRS kurang dari 0,10 detik kecuali ada gangguan
konduksi intraventrikel.
Laju
QRS
Untuk menentukan frekuensi jantung (laju QRS) terdapat 3
metode yaitu (1) 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R, (2) 1500 dibagi
jumlah kotak kecil antara R – R, dan (3) Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6
detik, kemudian dikalikan 10 atau dalam 12 detik dikalikan dengan 5.
Aksis
Jantung
Aksis jantung ditentukan dengan menghitung jumlah
resultan defleksi positif dan negatif kompleks QRS rata – rata di sadapan I
sebagai sumbu X dan sadapan aVF sebagai sumbu Y. Aksis normal berkisar -30o
sampai +110o.
Aksis
|
I
|
aVF
|
Aksis
normal
|
+
|
+
|
Deviasi
aksis ke kiri
|
+
|
-
|
Deviasi
aksis ke kanan
|
-
|
+
|
Deviasi
aksis ekstrim ke kanan
|
-
|
-
|
Penyebab utama deviasi aksis ke kiri adalah left anterior
hemiblock, tetapi dapat juga disebabkan oleh diafragma letak tinggi, ascites,
emfisema, tumor abdominal dan jantung normal (kadang – kadang).
Penyebab utama deviasi aksis ke kanan adalah Hipertrofi
ventrikel kanan, tetapi dapat juga disebabkan oleh left posterior hemiblock,
RBBB, WPW syndrome, irama ektopik ventrikular dan jantung normal atau dekstrokardia.
Gelombang
P
Gelombang P berhubungan dengan sistol atrium
(depolarisasi atrium) merupakan gelombang pertama siklus jantung. Setengah
gelombang P pertama terjadi karena stimulasi atrium kanan serta bentuk
downslope berikutnya terjadi karena stimulasi atrium kiri.
Morfologi Gelombang P normal pada interpretasi EKG adalah
gelombang P mengarah ke atas, bentuknya seragam, lembut dan tidak tajam,
lebar/durasi kurang dari 2,5 mm (bervariasi antara 0,08 – 0,11 detik) dan
tingginya <2,5 mm.
Pada Gelombang P dapat ditemukan gambaran abnormal
seperti P pulmonal dengan tinggi gelombang P> 2,5mm. Pada P mitral ditemukan
lebar > 2,5mm. Gelombang P berbentuk aneh atau terbalik pada ekstrasistol
atrium dan ritmik nodus. Tidak terdapat
gelombang P menandakan sinus arrest,
junctional takikardia dan takikardia supraventrikular.
Kompleks
QRS
Kompleks QRS merupakan sistol ventrikel (depolarisasi
ventrikel), dengan lebar normal 0,06 -
0,10 detik. Kompleks QRS terdiri dari Gelombang Q yang merupakan defleksi
negatif pertama, merupakan depolarisasi septum interventrikel yang teraktivasi
dari kiri ke kanan, durasi normal (kecuali sadapan III dan aVR) kurang dari
0,04 detik (1 kotak kecil) dan tingginya kurang dari sepertiga tinggi gelombang
R pada sadapan bersangkutan; Gelombang R yang merupakan defleksi positif
pertama dan Gelombang S yang merupakan defleksi negatif pertama setelah R.
Kompleks QRS dikatakan melebar jika > 0,12 detik.
Gelombang Q dikatakan patologis jika melebar >0,04 detik dan dalamnya
melebihi 1/3 dari tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama disertai
gelombang T terbalik yang menandakan infark miokard lama. Poor R wave
progression merupakan gelombang R dari sandapan V1 menuju sadapan V6 tidak
semakin membesar.
Interval
QRS
Interval QRS
melebar pada gangguan konduksi intraventrikular (bundle branch block, escape rythm yang letaknya di bawah nodus,
atau aritmia ventrikular).
Segmen
ST
Segmen ST merupakan tanda awal repolarisasi ventrikel
kiri dan kanan. Titik pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST
disebut J point. Jika J point berada di bawah garis
isoelektris disebut depresi J point
dan jika di atas garis isoelektris disebut elevasi J point.
Segmen ST yang abnormal baru akan memberi arti diagnostik
bila disertai gejala klinis atau disertai bentuk abnormal dari kompleks ekg
yang lain.
Interval
QT
Interval QT merupakan aktivitas total ventrikel (mulai
dari depolarisasi hingga repolarisasi ventrikel). Diukur mulai awal kompleks
QRS hingga akhir gelombang T. Durasi normal tergantung dari umur, jenis kelamin
dan denyut jantung. Rata – rata kurang dari 0,38 detik. Interval QT corrected (QTc) memanjang >0,44
detik dan disebut memendek jika < 0,30 detik.
Gelombang
T
Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel, biasanya
tinggi kurang dari 5 mm pada sadapam ekstremitas atau 10 mm pada sadapan prekordial.
Gelombang T dapat positif, negatif atau bifasik. Pada gambaran Gelombang T
normal dapat ditemukan sandapan ekstremitas dengan tinggi < 5mm dan sandapan
prekordial dengan tinggi < 10 mm.
Pada gambaran Gelombang T abnormal ditemukan T terbalik
yang lebar dan dalam menunjukkan iskemia miokard dan T sangat tinggi
menunjukkan hiperkalemia dan hiperkalsemia.
Interval
PR
Interval PR mencerminkan depolarisasi atrium plus
perlambatan fisiologis di nodus AV dan berkas His dengan nilai normal 0,12 – 0,20
detik.
Jarak pada interval PR dimulai dari awal gelombang P
hingga awal kompleks QRS. Interval PR digunakan untuk mengukur waktu yang
diperlukan gelombang depolarisasi untuk bergerak dari atrium ke ventrikel.
Interval PR memanjang pada AV block, memendek pada WPW (Wolff Parkinson White syndrome)
dengan delta wave dan berubah – ubah pada Wandering
pacemaker dan AV dissociation.
No comments:
Post a Comment