BIMBINGAN IPD 19 – HIPERTENSI
Tanggal 22 Juni 2017
Disampaikan oleh :
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
Diringkas oleh :
Sania Dhita
Hipertensi
adalah suatu abnormalitas yang terjadi pada tekanan darah seseorang.
mengapa hipertensi penting? karena hipertensi
meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Bertambahnya usia pada seseorang
akan meningkatkan resiko seseorang tersebut mengalami hipertensi dan semakin
tingginya tekanan darah seseorang maka semakin tinggi pula orang tersebut
mengalami komplikasi.
Sesorang
dikatakan mengalami hipertensi apabila terjadi peningkatan tekanan darah (≥140 mmHg sistolik) atau (≥90 mmHg diastolik) pada
dua kali pemeriksaan pada seseorang yang sebelumnya normotensi ( tidak ada
riwayat hipertensi). Akan tetapi apabila ada pasien
yang datang kepada anda, dan pertama kali diukur tekanan darahnya ≥140/90 mmHg,
kita tidak dapat langsung mendiagnosis sebagai hipertensi, perlu pengecekan
ulang sebanyak 2-3 kali.
Dikenal istilah hipertensi reaktif ;
dimana tekanan darah seseorang meningkat pada pemeriksaan (≥140 mmHg) atau tekanan diastolik (≥90 mmHg) tetapi
pada pemeriksaan kedua atau ketiga tekanan darah kembali normal.
Jika ada pasien yang datang kepada anda, dan pertama kali
diukur tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, dan sudah dilakukan pengecekan ulang
sebanyak 2-3 kali hasil pengukuran tetap ≥140/90 mmHg, kita dapat katakan itu
sebagai hipertensi dan dapat diklasifikan dalam 2 kelas menurut JNC 7, yaitu
apabila hipertensi kelas 1 didapati
tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg, dan hipertensi kelas 2 tekanan darah
sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥100
mmHg.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi
menjadi dua yaitu; hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi
Primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) sekitar 90-98% hipertensi
tergolong hipertensi primer. Hipertensi primer terjadi pada usia lanjut (>50
tahun) dimana terjadi faktor degenerasi dimana terjadinya hilangnya elastisitas
pada pembuluh darah sendiri. faktor- faktor lain seperti genetik,ras, jenis kelamin, penyakit dislipidemia, asam urat, gaya
hidup inilah yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer.
Hipertensi
Sekunder adalalah hipertensi yang terjadi akibat penyakit tertentu. Dan terjadi sekitar 5% dari
penyebab hipertensi dan umumnya mengenai usia muda. Penyakit-penyakit yang
dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain gagal ginjal kronik,
hipertiroid, sindroma cushing, glomerulonefritis (sindrom nefritis), tumor
otak, hiperaldosteronisme (penyakit conn) pada hipertensi sekunder
akibat aldosteronisme terapi defenitif adalah sprironolakton,stenosis
arteri renalis dan obat-obat kotrasepsi oral.
Krisis hipertensi, keadaan hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah
segera karena akan mempengaruhi keadaan pasien selanjutnya. Ketika tekanan darah
seseorang ≥180mmHg sistolik dan terjadi mendadak.
Krisis hipertensi terbagi dua; Hipertensi emergensi adalah situasi
dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera karena ada organ target
yang terkena. Hipertensi urgensi adalah situasi dimana terdapat peningkatan
tekanan darah yang bermakna tetapi belum ada organ target yang terkena. Organ-organ
target pada krisis hipertensi yaitu: otak, jantung,ginjal, mata dan obstetri. Pada
hipertensi
emergensi tekanan darah harus turun dalam 1 jam sedangkan pada hipertensi
urgensi tekanan darah harus turun dalam 24-48 jam dan mencapai nilai
MAP.
Algoritma penatalaksaan hipertensi pada umumnya menggunakan
JNC (Joint National Comittee). JNC sudah ada kelas algoritmanya dari 1-8.
Pada algoritma JNC 7 diatas,
apabila seseorang dikatakan hipertensi hal pertama yang dilakukan adalah
merubah gaya hidup, sampai tercapai tekanan darah <140/90 (untuk penderita
diabetes melitus atau gagal ginjal kronik <130/80). Tetapi apabila tidak
tercapai kita lakukan inisial terapi dengan obat antihipertensi. Pertama kita
lihat seseorang disertai penyakit penyerta atau tidak. Apabila tanpa disertai
penyakit penyerta, langsung digolongkan untuk Hipertensi kelas 1 dapat diberikan 1 obat lini pertama seperti thiazide
(golongan diuretik yang sering dipakai karena harga terjangkau), ACE Inhibitor,
ARB, Beta Blocker, atau Calcium Channel Blocker. Kemudian untuk Hipertensi kelas 2 diberikan kombinasi obat, thizide dengan golongan yang sudah
disebutkan diatas. Tetapi tidak harus thiazide saja, bisa juga CCB dengan
ACE-Inhibitor, dan sebagainya. Lalu apabila disertai penyakit penyerta diobati
dengan antihipertensi sesuai kebutuhannya.
Untuk JNC 8, ada perbedaan yang jelas, yang dilihat adalah usia, apabila
usia ≥60th
memiliki target tekanan darah <150/90 mmHg. Untuk usia <60 tahun target
tekanan darahnya <140/90 mmHg.obat-obat lini pertama hanya terdiri dari 4
obat thiazide, ACE- Inhibitor, ARB dan CCB, golongan Beta Blocker sudah tidak termasuk lini pertama. dilihat berdasarkan
ras, untuk ras hitam diberikan thiazide atau CCB saja, bisa tunggal atau
kombinasi, sedangkan ras non-hitam diberikan thiazide atau ACE-Inhibitor atau
ARB, atau CCB, diberikan tunggal atau kombinasi. Kemudian ACE-Inhibitor dan ARB
pada JNC 8 tidak dianjurkan untuk dikombinasi, karena mereka adalah jenis obat
yang cara kerjanya sama.
Strategi pengobatan hipertensi secara umum :
- Obati sebelum ada keluhan
- Kendalikan Tekanan Darah sampai tercapai target
- Kombinasi Monoterapi – kombinasi sampai target tercapai
- Start low go slow
Golongan-golongan
obat antihipertensi yang sering dipakai pada sehari-hari antara lain:
1. Ace Inhibitor
Salah satu golongan obat ini adalah captopril (12,5 mg dan 25 mg) Obat
golongan ini dapat menghambat progresifitas nefropati pada Diabetes Melitus,
dan dapat menjadi remodelling di ventrikel kiri jantung. Efek samping yang terkenal
pada obat ini sering menyebabkan batuk yang berlebihan. Kemudian golongan baru
dari ACE Inhibitor adalah antara lain lisinopril dengan sediaan 10mg, pemberian
1 kali sehari.
2. ARB
(Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan obat yang sering dipakai adalah losartan (25mg, 50 mg, dan 100mg) Keuntungan
dari semua gologan obat ini hanya diberikan 1 kali sehari baik golongan lama
ataupun golongan baru. Untuk golongan obat ini sangat dikontraindikasikan pada
ibu hamil, ini berlaku juga untuk golongan ACE-Inhibitor. Golongan baru dari
obat ini yang terkenal adalah candesartan. Golongan ini juga dapat mengurangi
progresifitas dari nefropati DM dan dapat menjadi remodelling di ventrikel
kiri jantung.
3.Calcium Channel
Blocker
Golongan yang lama pada obat ini yang terkenal adalah nifedipin (10mg) ,
dan pada obat antihipertensi golongan lama diberikan sebanyak 3 kali sehari.
Obat ini adalah obat yang satu-satunya aman pada CCB untuk ibu hamil, dan
biasanya dipakai untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi emergency, diberikan secara sublingual. Efek samping dari obat ini sering
menyebabkan takikardi. Untuk golongan baru kita kenal banyak dijual dipasaran
yaitu amlodipin(5 mg dan 10 mg) pemberian hanya 1 kali sehari.
4. Beta Blocker
Golongan lama yang paling terkenal adalah propranolol (10mg, 20mg, 40mg, 60mg,80mg)
dan ini sangat baik digunakan pada hipertiroid dan sirosis hati pada keadaan
hipertensi porta. Pada JNC 8 golongan obat ini tidak termasuk lini pertama.
5. Diuretic
Yang paling
sering digunakan adalah Hidroclorothiazide, dengan sediaan 12,5mg, 25mg, dan
50mg, kontraindikasi pada pasien ACKD (Acute Chronic Kidney Injury).
No comments:
Post a Comment