disampaikan oleh :
Triyani
Kresnawan, DCN, Mkes, KD
Instalasi
Gizi RSCM Jakarta
Malnutrisi pada pasien hemodialisa dan upaya pencegahannya.
Chronic
Kidney Disease
(CKD) dapat disebabkan oleh hipertensi dan DM. CKD pada stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) dapat
diterapi dengan transplantasi, continuous
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau hemodialisa. Terapi hemodialisa
perlu memperhatikan tatalaksana diet untuk pasien sehingga pasien tidak
mengalami keadaan wasting, defisiensi zat besi, defisiensi elektrolit, atau
hiperfosfatemia yang tidak terkontrol yang sering terjadi pada terapi
hemodialisa.
Skrining gizi perlu dilakukan pada
pasien yang baru menjalani hemodialisa. Skrining dilakukan dan ditindaklanjuti
oleh dietician dengan assessment lanjut bila risiko malnutrisi,
malnutrisi, dan kondisi khusus. Hemodialisa termasuk kondisi khusus, sehingga
perlu untuk dilanjutkan dengan assessment
gizi, diagnosis, intervensi, monitoring, dan evaluasi (ADIME).
Definisi malnutrisi dibagi menjadi
dua, yaitu :
·
Tipe
1 : pada keadaan ditemukan low protein dan intake kurang karena uremia atau
faktor lain tetapi tanpa adanya inflamasi superimpose.
· Tipe
2 : pada keadaan malnutrisi ini sering behubungan dengan adanya inflamasi dan
katabolisme protein konsekuen.
Pada pasien hemodialisa dianjurkan
untuk mengkonsumsi protein dengan jumlah yang lebih tinggi yaitu 1,2 gr/kgBB.
Penyebab protein energy wasting :
- Faktor dialysis : Blood complability, inadequate dose of dialysis, nutrient loses, increased energy expenditure.
- Faktor lain : Komorbiditas, inflamasi, insulin resistance.
Beberapa pemeriksaan yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis protein
energy wasting, yaitu:
- International Society of Renal Nutrition and Metabolism criteria untuk diagnosis Protein Energy Wasting (PEW)
- Subjective form global assessment (SGA)
Alliance : Approach to interdisciplinary nutrition care
Malnutrisi berkaitan dengan asupan protein dan energi yang kurang yang dapat ditandai dengan :
- IMT <17, SGA Beta, asupan 50% dari kebutuhan, dan fisik yang terlihat kurus.
Tujuan yang diharapkan untuk dicapai pada pasien PGK HD :
- Antropometri : BMI 20-25
- Laboratorium : albumin 4 g/dL, fosfor 4-6, Ca 8,5-10,5 mg/dL, GD 80-200 mg/dL, HbA1c <7%, kolesterol 150-250 mg/dL, Hb 11-12 g/dL, PTH 100-300.
- Klinis fisik : cukup otot dan ada simpanan lemak
Ajuran zat gizi pada pasien hemodialisa yaitu protein pada
lansia 30, dan pada dewasa 35.
Pencegahan
Malnutrisi
Pencegahan pada pasien hemodialisa diatur oleh banyak pihak
seperti DPJP, apoteker, perawat, psikologis klinis, nutrisionis dietician, dan
terapi fisik. Tugas ini dapat bersifat
mendiri, delegatif, dan kolaboratif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
- Makan cukup energy, tinggi protein
- Mengatur kebutuhan cairan
- Hemodialisa rutin
diringkas oleh :
Dessy Christina Noelik
Stefi Tauran
IPD 26 RSUD KOJA