Bedside
Teaching
Disampaikan Oleh:
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD KGEH FINASIM
Diringkas oleh:
Vinsensia Dini Bayuari
Belajar kasus
langsung dari pasien, bisa mengevaluasi bagaimana anamnesis yang benar,
bagaimana PF dan PP yang benar langsung dari kasus yang bersangkutan.
a. Abdomen
Kasus:
Sirosis Hepatis
Wanita 52 tahun, sudah dirawat selama seminggu dengan keluhan utama lemas
1 hari SMRS. Dilakukan PF abdomen:
-
Inspeksi: perut membesar, tidak ada spider nevy,
tidak ada vena kolateral, terlihat adanya striae gravidarum.
-
Palpasi: Limpa (diharapkan adanya splenomegali),
dimana pada pasien sirosis dapat terjadi karena terhambatnya aliran porta ke
hepar sehingga menyebabkan tekanan diteruskan ke limpa. Saat pemeriksaan minta
pasien untuk menarik nafas sehingga diafragma akan turun sehingga limpa dapat
teraba. Pada perut secara acak apakah teraba masa, jika tidak ada masa maka
dapat dimulai palpasipada daerah umbilikal. Jika ada masa, dimulai dari Schuffner 8.
-
Perkusi: yang diharapkan shifting dullnes
positif dikarenakan adanya asites yang disebabkan oleh 3 hal:
1.
Hipoalbuminemia
2.
Hipertensi porta
3.
Hiperaldosteronisme
Mulai dari umbilikus ke lateral yang akan terdengar
bunyi timpani, sampai terdengar bunyi pekak, kemudian minta pasien berbaring ke
sisi sebaliknya, perkusi lagi akan terdengar timpani, ini dinamakan pekak
berpindah. Untuk memastikannya, kempali perkusi ke posisi awal untuk
mendapatkan bunyi pekak. Jika terdapat bunyi pekak berpindah maka disimpulkan shifting dullnes positif.
-
Pasien yang dicurigai mengalami ensefalopati
hepatikum, dilakukan pemeriksaan flapping tremor. Pasien berbaring dengan
posisi tangan lurus tangan disamping tubuh, kemudian sendi pergelangan tangan
diekstensi maksimal, awalnya pemeriksa menahan tangan pasien, kemudian lepaskan
dan minta psien untuk menahan tangannya sendiri.
1.
Jika setelah dilepaskan posisi tangan tetap:
flapping tremor negatif
2.
Jika setelah dilepas posisi tangan perlahan
turun: flapping tremor positif
3.
Jika setelah dilepas tangan pasien langsung
terjatuh: flapping tremor negatif namun pasien sudah masuk kedalam fase koma
atau ensefalopati hepatikum
- Pemeriksaan ekstremitas diharapkan adanya
pitting edema yang diakibatkan oleh hipoalbumin. Tekan agak lama pada
ekstremitas, kemudian lepaskan. Pada pasien ini pitting edema positif.
-
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan
pansitopenia, dimana hemoglobin, leukosit, dan trombosit menurun yang
disebabkan oleh hipertensi portal yang menyebabkan kongestif limpa yang
berkelanjutan dan menjadi aktif dan menyebabkan hipersplenisme.
- Hipoalbuminemia: karena fungsi hati menurun yang
menyebabkan fungsi sintesis albumin menurun.
Jadi masalah pada pasien ini bukan karena lemas
melainkan karena asites yang semakin membesar. Terapi definitif bisa
menggunakan sporonolakton namun terkadang ada yang perlu dilakukan pungsi
asites dengan indikasi:
1.
Diagnostik: bila ragu akan penyebab asitesnya
atau jika curiga adanya PBS
2.
Terapeutik: dilakukan pada pasien ini karena
asites masif dan mengganggu aktivitas.
Setelah anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium,
pemeriksaan penujang yang sangat penting untuk menegakkan diagnostik adalah
ultrasonografi, untuk memastikan apakah benar pasien menderita sirosis hari.
Pada pasien ini didapatkan adanya gambaran asites, maka akan dilakukan pungsi
asites:
-
Asepsis antisepsis dengan betadin alkohol
-
Injeksi lidokain 2 ampul
-
Ambil cairan 10cc untuk laboratorium
-
Masukkan abbocath nomor 14
-
Sambungkan dengan blood set dan wadah kosong untuk menampung cairan
b.
Ekstremitas
Kasus:
pasien perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi lutut sebelah
kiri (monolateral). Kemungkinan diagnosa:
-
Gout
-
Septic arthritis
-
OA yang mengalami efusi
1.
Anamnesa: keluhan utama nyeri sendi lutut kiri
sejak 1 minggu SMRS.
2.
Pemeriksaan fisik:
3.
Inspeksi: bengkak pada lutut kiri
4.
Krepitasi sendi: pasien berbaring, tangan kiri
diletakkan pada lutut pasien, tangan kanan mengangkat kaki pasien, gerakkan
kaki fleksi dan ekstensi untuk merasakan krepitasi. Pada pasien ini krepitasi
positif.
5.
Pemeriksaan balotemen pada lutut yang bengkak.
-
Tangan kanan pada lutut bawah, tangan kiri pada
lutut atas dan gunakan telunjuk untuk medorong dan merasakan adanya cairan yang
bergerak ke arah jempol. Pada pasien ini dirasakan adanya ciran yang bengkak.
-
Tangan kanan dan kiri letakkan pada
masing-masing sisi lutut, lakukan hentakan pada tangan kanan dan akan dirasakan
gelombang cairan di tangan kiri.
6.
Pungsi sendi
Bergantung pada diet ketat yang konvensional dan olahraga bisa jadi sulit. Namun, ada beberapa kiat terbukti yang dapat membantu Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dengan mudah.
ReplyDeleteIni adalah cara efektif untuk mengurangi berat badan Anda, serta mencegah penambahan berat badan di masa depan.
Berikut 11 cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu diet ketat atau olahraga. Semuanya didasarkan pada sains.
Otak Anda butuh waktu untuk memproses bahwa Anda sudah cukup makan.
11 Cara untuk Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga dan Diet Ketat