Wednesday, September 14, 2016

Terapi Insulin


TERAPI INSULIN



Disampaikan oleh: Dr Suzanna Ndraha SpPD KGEH FINASIM














Diringkas olah: Lau Pon Ying












Contoh kasus:
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke poli Penyakit Dalam RSUD Koja dengan gula darah 400mg/dL, tanpa ada keluhan. Apakah pasien tersebut didiagnosa diabetes mellitus (DM)?
Seseorang dikatakan DM apabila memenuhi kriteria:
·        Ada gejala (poliuri, polidipsi, polifagi dan penurunan berat badan yang tidak dijelaskan sebabnya).
·        GDS ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau GDP ≥ 126 mg/dL (7.0 mmol/L).
ATAU
o   Gejala (-) dengan dua kali pemeriksaan GDS ≥ 200 mg/dL / GDP ≥ 126 mg/dL, hasil yang konsisten dapat menegakkan diagnosis DM.
* Tes toleransi glukosa oral (TTGO) hanya dapat diperiksa dengan kadar gula plasma 140-200 mg/dL. Sekiranya gula darah plasma > 200 mg/dL diperiksa TTGO akan mengalami ketoasidosis.
Rencana terapi yang diberikan?
·        Lifestyle modification
·        1 monoterapi OHO, lini pertama adalah Metformin. Cara kerja metformin adalh meningkatkan sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin (otot) dan menurunkan hepatic glucose production. Kontraindikasi pemakaian metformin adalah penyakit ginjal terminal dan gangguan GI tract berat.
·        Jika belum terkendali juga maka masuk lini kedua dengan menggunakan minimal 2 OHO atau 1 OHO dengan insulin basal.


Tanpa kita makan didalam tubuh kita ini juga terdapat glukosa dalam darah yang disebut glukosa basal yang dikendalikan dengan insulin basal. Insulin basal diberikan sebelum tidur untuk mengendalikan gula sepanjang malam. Sedangkan insulin yang mengendalikan makan adalah insulin bolus/prandial.

Indikasi insulin:
1.     Gagal OHO : primer dan sekunder
2.     Pankreatitis kronik / pankreatektomi (kanker)
3.     Stress akut (gagal jantung berat,koma)
4.     Ketoasidosis (KAD)
5.     Hamil
6.     CKD terminal
7.     Infeksi berat
8.     Berat badan menurun dengan cepat
9.     DM tipe I

Cara menyuntik insulin:
1)     Intravena (IV) : Dirawat inap
2)     Subkutan : Di rumah (diserap perlahan-lahan)
3)     Intramuskular (-) karena penyerapan terlalu cepat

Cara pemberian insulin:
1)     Drip/bedtime
o   Insulin basal - 1U/jam (dirawat)
-Intermediate (San N) 12 jam/ long acting    (Lantus/Levemir) 24 jam: rawat jalan
o   5U/jamà GDS/jam
o   1-3U/jamà GDS/4 jam
o   1U/jamà GDS/6jam

2)     Dosis tetap/Fixed dose
o   Dosisnya ditentukan dengan periksa kurva gula darah harian (KGDH) yang diperiksa sekitar (1-2 kali seminggu) lalu akan diperbaiki saat hasil KGDH keluar. Kalau hasilnya tidak terlalu bagus bisa di adjust sampai 3 kali seminggu. Dan menaikkan insulin per angka 5 (5,10,15).
KGDH
06 (Puasa)
          11 (Sebelum makan siang)
          16 (Sebelum makan malam, menggambarkan asupan karbohidrat siang hari)

3)     Sliding scale/dosis koreksi
o   Pemberian insulin berdasarkan gula darah pada saat itu. Periksa sliding scale setiap 6 jam karena jarak dari 1 prandial lain ke prandial lain 6 jam (6 jam - 6 jam – tengah malam).
o   Indikasi untuk sliding scale:
a.      Gula darah sangat tinggi
b.     Makan tidak jelas
c.      Operasi karena harus menurunkan dengan cepat
d.     Pasca KAD
o   Kelemahan:
a.      Diambil bukan preprandial (hasilnya habis makan jadi salah)
b.     Mulai ditinggalkan jadi diambil dari protocol drip yang baru
o   Kalau  <200mg/dL dalam 24 jam; (-)

Pasien dikatakan Ketoasidosis diabetikum (KAD) jika:
·        GDS >300 mg/dL
·        Aseton (+)
·        Asidosis metabolic tidak terkompensasi (PH darah turun) pada Analisis Gas Darah (AGD)



Insulin basal bolus rumus untuk menetukan dosis awal insulin adalah 0,5U/KgBB lalu dibagi 60% prandial dan 40% basal. Selalu start mulai dari dosis yang rendah sampai yang tertinggi dinaikkan dosisnya perlahan. Sebagai contoh seorang BB 60 kg berapa dosis insulin yang dibutuhkan.
= 60 x 0,5U
= 30 U dibagi 60% dari 30 U = 18 U (6 U pagi, 6 U siang, 6 U malam)
                       40% dari 30 U = 12 U (total basal dosis insulin)
Insulin premix disini cairannya itu dicampur ada insulin basal dan prandial. Bisa disuntik 2 kali perhari jika kelebihan, dan bila kekurangan bisa dikendalikan dengan Lantus. Tidak boleh digunakan saat bulan puasa.
Dosis basal (0,1- 0,2 U) diabgi 2 pagi dan malam. Sebagai contoh 60 x 0,2= 12 diabgi (6 pagi dan 6 malam).
Awal: San N 1 x 10 (jam 20.00)
           San R 3 x 5   (1 x5 jam 06.00, 1 x5 jam 11.00, 1x5 jam 16.00)
GD      06        315      san N 1x12
            11        290      san R 3x10 (1x10 jam 06.00, 1x10 jam 11.00, 1x10 jam 16.00)
            16        250
Kalau pas di cek jam 22.00 GD drop? Turunkan san R yang malam saja
            San N 1x12 jam 21.00
            San R 1x10 jam 06.00, 1x10 jam 11.00, 1x8 jam 16.00



No comments:

Post a Comment