Thursday, April 27, 2017

BIMBINGAN IPD-17 : PROPOSAL PENELITIAN


disampaikan oleh:
dr. Suzanna Ndraha SpPD KGEH


diringkas oleh:
Leonita Alfy Tepat



Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus membuat usulan penelitan atau proposal penelitian. Usulan penelitian berisi Judul penelitian dan beberapa bab, yang tujuannya memberikan penjelasan kepada pembaca supaya mengerti sehingg tertarik untuk menyetujui usulan atau  proposal penelitian tersebut. Jika pembacanya seorang dosen, dia akan menyetujui usulan tersebut untuk dilaksanakan setelah melalui proses tertentu dalam rangka penulisan skripsi, tesis atau disertasi. Kalau pembacanya lembaga penelitian, maka iya akan menyetujui usulan penelitian, sehingga pembiayaan di biayai oleh lembaga penelitian tersebut. 
Keterkaitan antara judul dan bab-bab penelitian berikutnya menyangkut beberapa aspek tertentu. Aspek-aspek itu mulai dari judul, bab pendahuluan, bab tinjauan kepustakaan, dan bab rancangan penelitian. Lalu setelah melakukan penelitian, aspek-aspek tersebut akan selalu terlihat kaitannya dalam laporan hasil penelitian yang terdiri dari bab hasil penelitian, bab pembahasan, dan bab kesimpulan dan saran. Judul dan bab-bab tersebut akan diurutkan menjadi satu kesatuan.
v  Judul
Judul penelitian minimal terdiri dari situasi masalah, keterangan situasi masalah, keterangan tempat, dan keterangan waktu. Contoh : Gambaran Epidemiologi Cakupan Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Di Puskesmas Kecamatan A Pada Tahun 2016
Situsai Masalah : Gambaran Epidemiologi Cakupan Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Keterangan tempat : Puskesmas Kecamatan A
Ketarangan waktu : Tahun 2016
v  Bab I : Pendahuluan
Pendahuluana adalah bab yang terdiri dari beberapa bagian, antara lain ; latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan langkah – langkah penelitian.
v  Bab II : Tinjauan Kepustakaan
Tinjauan Kepustakaan berisi : Tinjauan teoritis, kerangka teori dan kerangka konsep.
1.      Tinjauan teoritis berisi teori yang berasal dari buku atau artikel-artikel terkait yang berasal dari sumber terpercaya.
2.      Kerangka teori berisi sebuang karengka yang secara visualisasi menjelaskan keberadaan teori-teori tersebut dalam menunjang penelitian tersebut.
3.      Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).

v  Metode Penelitian
Metode penelitian berisi pendekatan yang dilakukan dalam pengambian data, Informan penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian, Unit analisa penelitian, teknik pengumpuan data, Teknik analisa data dan Teknik menjamin keabsahan data.
Setelah menyelesaikan tahapan proses penyusunan usulan atau proposal penelitian diatas, maka akan dipresentasikan kepada piha yang dituju. Setelah diseetujui makan kida sudah bisa melakukan penelitian berdasarkan batasan-batasan dalam proposal penelitian diatas. Setelah melakukan penelitian, maka hal yang selanjutnya dibahsa adalah sebagai berikut. 
v  Hasil Penelitian
Dalam bab hasil penelitian, peneliti menguraikan tentang Latar social, histori, budaya, demografi dan lingkungan sebagai gambaran umum penelitian yang melatari temuan penelitian. Hasil penelitian berupa data-data, baik data kategorik maupun numeric. Data biasanya disajikan dalam bentuk tabel, diagram ataupun gambar. Temuan penelitian dipaparkan/dideskripsikan sesuai dengan focus penelitian.
v  Pembahasan
Dalam bab Pembahasan, peneliti membahas semua temuan penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, dengan membahas temuan penelitian sesuai dengan focus penelitian. Verfikasi temuan dilakukan dengan menghubungkan konsep-konsep dan teori yang relevan.
v  Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran harusnya dinyatakan secara terpisah. Kesimpullan merupakan pernyatan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitiaan dan pembahasan untuk mengungkapkan temuan penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada institusi/tempat melakukan penelitian, dan para peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah pernh dilakukan sebelumnya.




Sunday, April 16, 2017

BIMBINGAN IPD 17 - EKG

Disampaikan oleh :
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM


 Diringkas oleh : 
Ricky Suryamin



EKG


Dalam membaca EKG dapat diperhatikan irama, rasio QRS, Axis, gelombang P, interval PR, kompleks QRS, segmen ST, dan gelombang T.
Irama dan Frekuensi
Suatu gelombang dikatakan normal apabila setiap gelombang P diikuti oleh QRS, dimana gelombang P positif di lead II dan negative di aVR.
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 kali permenit, jika frekuensi <60 dikatakan bradikardi, dan jika frekuensi >100 dikatakan takikardi.

Aksis QRS
Dapat dilakukan dengan menghitung jumlah resultan defleksi positif dan negative QRS rata-rata dari lead I (sumbu x) dan lead aVF (sumbu Y). Gambar dibawah menunjukan axis jantung.


Gelombang P
-Paling jelas terlihat pada lead II
-Tinggi < 2,5 mm pada lead II
-Lebar <0.11 s pada lead II
Jika terdapat gambaran gelombang P lancip disebut P pulmonale, yang dapat diakibatkan menyakit paru kronik dan terjadi hipertrofi ventrikel kanan. Jika terdapat gambaran gelombang P landai disebut P mitrak dapat mengakibatkan decomp congestive.

Interval PR
 Interval PR meliputi jarak atau garis lurus dari awal gelombang P sampai awal kompleks QRS. Normalnya 0,12 - 0,20 detik (3 - 5 kotak kecil). Jika interval PR memanjang, artinya ada blokade impuls. Misalnya, pada pasien dengan aritmia blok AV dan jika interval PR memendek didapatkan pada pasien dengan sindrom Wolf Parkinson White.

Kompleks QRS
Normal QRS < 0,12 detik (3 kotak kecil). QRS abnormal terjadi pada : 

-         RBBB : dikatakan RBBB apabila ditemukan m-shape, rsR/RsR pada V1-V2.Penyebabnya adalah pada penyakit paru kronik, CAD ( Coronary Arterial Dissease terutama pada right ventrikel) dan pada RVH. 
-         LBBB  :   ditemukan gelombang S yang dominan pada V1, ST-elevasi yang landai pada V1 dan V2. Penyebab LBBB adalah CAD (Coroner Arterial Dissease pada left ventricle) dan LVH (contohnya pada hipertensi). Pada permulaan adalah pasien dengan hipertensi yang kemudian berubah menjadi hipertensive heart disease, jika mengalami perburukan dapat mengalami congestive heart failure et cause hipertensive heart disease et causa hypertension.

Letak kerusakan
-         V1-V2             : anteroseptal
-         2-3aVF            : inferior
-         V1-V6             : antero invasif
-         V1-V4             : anterior
-         1aVL               : lateral

Segmen ST 

Normalnya segmen ST datar, pada garis isoelektrik. 2 kelainan yang terjadi pada segmen ST yaitu :
-         ST depresi : menandakan miokard iskemik atau efek dari digoksin atau hipertrofi ventrikular. sekiranya terjadi pada V2-V5, menandakan terjadinya Unstable Angina Pectoris (UAP). Pada UAP sebaiknya diberikan terapi yang adekuat untuk mencegah terjadinya infark.
-         ST elevasi : menandakan MCI akut atau LBBB. Ini sebabnya pada blokade jantung sulit dibedakan ada tidaknya infark.Sekiranya terjadi pada VI-V2, menandakan terjadi pada area anteroseptal, dan pada V1-V4 pada area anterior. 


Gelombang T

Terdapat dua kondisi pada gelombang T yaitu :

-         Small, flattened, inverted T : terjadi pada iskemia, efek digoksin, LVH

-         Tall T : terjadi pada hiperkalemi, CKD


Arterial Vibrilasi
Adalah keadaan dimana terdapat pulsus defisit, yaitu frekuensi nadi di arteri brachialis tidak sama dengan saat mendengarkan saat pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop dan terdapat gambaran irregular pada EKG. Arterial vibrilasi dibagi menjadi dua yaitu :
-         Rapid response : nadi >100 kali/menit
-         Normal response : nadi < 100kali/menit