Friday, June 29, 2018

Ringkasan SOP Kegawatdaruratan Medis : Koreksi Asidosis Metabolik pada CKD

Disampaikan oleh : dr. Suzanna Ndraha, Sp,PD, KGEH



  Diringkas oleh : Marliani Hanifah Mahmud, S.Ked


Definisi Gangguan Asam Basa
Dalam keadaan normal tubuh manusia memproduksi asam dari hasil metabolisme sel (protein, karbohidrat, lemak) dalam bentuk asam volatile (asam karbonat) dan nonvolatile (metabolic acids, laktat, keton, sulfat, fosfat, dll). Untuk mempertahankan keseimbangan asambasa (homeostasis), kelebihan asam karbonat akan dikeluarkan melalui paru-paru dalam bentuk karbondioksida, dan kelebihan asam nonvolatile akan dinetralisasikan oleh sistem dapar (buffer).
Ganguan keseimbangan asam basa disebabkan asam voletile disebut respiratorik dan asam non-volatile yang disebut metabolik.

Pada bimbingan yang disampaikan , pembimbing ada menyebutkan gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa pada penderita CKD (Chronic Kidney Disease) dan ini akan diringkaskan di dalam postings ini. 

Pada penderita CKD yang mengalami asidosis metbolik, dapat dipastikan dari gejala dan bacaan lab pasien. Pada mata kasar akan didapatkan pasien mengalami pernafasan kussmaul yaitu tipe pernafasan yang khusus dan dapat diamati dengan adanya distensi pada vena jugularis saat inspirasi.
Pada hasil lab didapatkan penurunan pada kadar pH, pCO2, dan HCO3. Manakala didapatkan peningkatan pada kadar pO2.  Setelah dipastikan pada penderita CKD mengalami asidosis metabolik maka dikoreksi menggunakan bicnat dengan menggunakan rumus

0.3 x BB  X Base Excess

Mari lihat contoh pada kasus metabolik asidosis pada penderita laki-laki berat badan 60kg dengan Base Excess 12. Dilakukan pengiraan sebagai berikut

0.3 X 60kg x 12 = 216 mEq

Jadi pada pasie dilakukan koreksi dengan 216 meq bicnat did alam dextrose 5% dalam 24 jam.

Pada kasus asidosis metabolik yang disebabkan penyebab lain juga dihitung koreksi dengan rumus yang sama namun hanya mengambil separuh dari hasil pengiraan untuk koreksi. Misalnya pasien yang sama mengalami asidosis metabolik karena Ketoasidosis Diebetes Mellitus dilakukan koreksi dengan separuh dari 216 meq kecuali pada pengukuran pH didapatkan <pH7. Manakala pada asidosis metabolik dikarenakan intoksikasi alkhol, decomp cordis dan sepsis. Koreksi cukup dengan separuh dari hasil pengiraan. 

Sekian Terima Kasih

Friday, June 1, 2018

VIDEO AJAR PUNGSI ASITES


VIDEO AJAR PUNGSI ASITES

https://www.youtube.com/watch?v=7kQ1vJQ025c&t=68s

  1. Wiyogo:  saya jadi tahu mengenai  Indikasinya : diagnostik mencari penyebab asites, terapeutik cairan asites masif. Tata cara: Marka lokasi, antisepsis, inj lidocain 2 amp, pungsi percobaan, pasang jarum abbocath 15, hubungkan dengan bloodset
  2. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa sebelum melakukan pungsi asites harus ditentukan terlebih dahulu lokasi pungsi dengan USG, kemudian di marka lokasi pungsi tersebut. Saya juga baru tahu bahwa setelah didapatkan cairan asites pada pungsi percobaan dan pungsi diagnostik harus dipasang dengan jarum abbocath no 14. 
  3. Raymond Gun: Pungsi asites: saya baru tahu bahwa cairan asites yang dapat terkumpul dalam rongga perut mencapai hingga 2 botol 1,5 L. 
  4. Marliani Hanifah Mahmud : Saya baru tahu tindakan pungsi ascites ternyata untuk tujuan diagnostic dan terapeutik. Sebelumnya saya piker hanya untuk terapeutik sahaja. 
  5. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya dapat belajar dan mengerti dengan pasti bagaiamana cara melakukan pungsi asites yang dimulai dari antisepsis, pemberian obat anastesi dan proses pemgambilan dan pengeluaran cairan pada asites. 
  6. Jean Nadya Pracitaningrum : “saya baru mengetahui ternyata pungsi asites pada siagnostik digunakan untuk mencari penyebab asites, dan pada traupetik dilakukan pada asites massif. Menenetukan lokasi pungsi ternyata dengan usg terlebih dahulu”
  7. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa sebelum dilakukan pengambilan cairan asites, terlebih dahulu dilakukan pungsi diagnostic dulu untuk keperluan diagnosis di laboratorium
  8. Stellon Salim: Saya baru tahu sebelum dilakukan pengambilan cairan asites, harus terlebih dahulu dilakukan pungsi diagnostik terlebih dahulu
  9. Nadia Syahirah: saya baru mengetahui posisi yang tepat dan cara yang benar melakukan pungsi asites untuk diagnostik dan terapeutik 
  10. Nur Amira: “belum ada komentar”

VIDEO AJAR PUNGSI SENDI


VIDEO AJAR PUNGSI SENDI

https://www.youtube.com/watch?v=sGJ8FdwyLLk&t=88s


  1. Wiyogo:  saya jadi tahu mengenai gejala efusi sendi seperti pembengkakan dan balotemen (+) pada sendi. Tata cara pungsi: Aseptik antiseptik, inj lidocain, aspirasi genu 
  2. Raymond Gun: Pungsi sendi: Saya baru mengetahui dari video ini bahwa terdapat perbedaan saat sendi lutut normal dengan sendi lutut yang terdapat cairan dengan pemeriksaan balotemen 
  3. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa untuk melakukan pungsi sendi seharusnya dilakukan pemeriksaan fisik pada sendi yang sakit dan hasil inspeksi didapatkan ada pembengkakan serta hasil palpasi adalah balotemen positif. 
  4. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya belajar bagaiamana pemeriksaan balotemen yang benar pada lutut dan cara melakukan pungsi asites pada sendi. 
  5. Nadia Syahirah: Saya mengetahui posisi dan cara yang benar dilakukan pungsi sendi dari video ini.
  6. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu sebelum pungsi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sendi dengan balotemen
  7. Jean Nadya Pracitaningrum : “ Saya baru mengetahui ternyata ballotemen terdapat juga pada palpasi genu” 
  8. Stellon Salim: Saya baru tahu sebelum pungsi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sendi dengan balotemen
  9. Marliani Hanifah Mahmud : Saya baru tau adanya tindakan yang dinamakan pungsi sendi. 
  10. Nur Amira: “belum ada komentar”

VIDEO AJAR FLEBOTOMI


VIDEO AJAR FLEBOTOMI

https://www.youtube.com/watch?v=GJoijDe3xKE&t=1s



  1. Wiyogo:  saya jadi tahu bahwa phlebotomy/ blood tap merupakan pungsi vena sebanyak 250cc darah menggunakan abbocath 18/20 dengan indikasi pada pasien dengan polisitemia vera dan sekunder 
  2. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya baru tahu bahwa dalam melakukan phlebotomy menggunakan abbocat no 18 atau no 20.  
  3. Jean Nadya Pracitaningrum : “Saya baru mengetahui ternyata phlebotomy dilakukan pada pasien hemokonsentrasi dengan indikasi polycythemia vera atau polycythemia sekunder”
  4. Marliani Hanifah Mahmud : Ternyata tindakan phlebotomy bukan hanya untuk mengambil sampel darah buat pemeriksaan lab namun diakukan juga untuk therapeutic buat penyakit policitemia vera.
  5. Raymond Gun: Ternyata tindakan phlebotomi dapat dilakukan melalui vena yang lurus pada daerah dorso palmar. Tidak hanya untuk diagnostic melainkan untuk terapeutik.
  6. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa tindakan ini bisa dilakukan selain di fossa cubiti dan darah yg diambil cukup banyak yaitu 250cc.
  7. Stellon Salim: Saya baru tahu bahwa tindakan ini bisa dilakukan selain di fossa cubiti
  8. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa bagi prosedur blood tap atau phlebotomy, pungsi vena dilakukan dengan menggunakan abbocath no 18/20 dan dikeluarkan darah vena sebanyak 250cc ke dalam botol.
  9. Nadia Syahirah: saya jadi mengerti bagaimana tindakan ini dilakukan dan untuk apa dilakukan
  10. Nur Amira: “belum ada komentar”

VIDEO AJAR SKILL LAB NGT


VIDEO AJAR SKILL LAB NGT

https://www.youtube.com/watch?v=uC2CjLbMK3Q

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....

  1. Stefania Marlina Cono: Dari video ini selain melihat pemasangan ngt yang benar saya juga baru mengetahui bahwa pada pemasangan ngt posisi pasien harus semifowler dan apabila pasien tidak bias menelan dapat dibantu dengan memberikan air yang ada pada gelas 
  2. Jean Nadya Pracitaningrum : “Saya baru mengetahui ternyata saat pemasangan NGT kalau pasien sulit menelan dapat diberikan air mineral untuk membantu pasien agar dapat menelan”
  3. Wiyogo:  dari video ini saya jadi tahu apa saja Indikasi pemasangan NGT : dekompresi, tidak sadar untuk masukan makanan dan obat, diagnostik apakah masi ada pendarahan di lambung 
  4. Marliani Hanifah Mahmud : Saya baru mengetahui bahawa sebelum pemasangan NGT harus di siapkan basin emesis. Sebelumnya saat belajar di skills lab Cuma disambung cangkir NGT di hujung selang NGT.
  5. Raymond Gun: saya baru tahu tujuan penggunaan NGT salah satunya adalah sebagai upaya dekompresi pada kasus pankreatitis akut dan ileus. 
  6. Nadia Syahirah: Saya jadi tahu dengan pemasangan NGT ia juga merupakan tindakan diagnostik terutam untuk melihat ada atau tidak perdarahan lambung
  7. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tau bahwa tujuan memasang NGT bisa untuk keperluan diagnostik contohnya untuk mengetahui adanya perdarahan di lambung 
  8. Stellon Salim: Saya baru tau bahwa tujuan memasang NGT bisa untuk keperluan diagnostik contohnya untuk mengetahui adanya perdarahan di lambung 
  9. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa indikasi NGT juga adalah untuk dekompresi dan keluarkan cairan dari isi lambung serta diagnostik unutk melihat masih ada perdarahan dari isi lambung.
  10. Nur Amira: “belum ada komentar”

VIDEO AJAR USG PENYAKIT DALAM


VIDEO AJAR USG PENYAKIT DALAM

https://www.youtube.com/watch?v=Y0abd8Snoiw&t=2s

  1. Wiyogo:  saya jadi tahu gambaran usg pada penyakit
      • Melena ec sirosis hepatis: permukaan tidak rata dan ireguler, vena porta melebar
      • Hidronefrosis ec ca cervix: ca cervix menekan ureter
      • Ckd ec ginjal polikistik: ginjal kistik dengan berbagai ukuran
      • Dispepsia dbd dengan plasma leakage: GB wall thickening, ascites
      • Abses hati: massa sol berdiameter 5cm
      • Asites ec tb peritoneum: asites dengan septa2
      • Kolelitiasis multiple: batu multiple di gallbladder
  1. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya dapat tahu fungsi penggunaan usg untuk ilmu penyakit dalam antara lain usg pada icterus untuk menyingkirkan kolestasis ekstrahepatik, pada sakit pinggang untuk menemukan hidronefrosis atau nefrilitiasis dan pada demam lama untuk mencari abses intraabdomen atau pembesaran KGB para aorta. 
  2. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa pasien dengan keluhan melena dilakukan USG abdomen untuk mengetahui ada tidaknya sirosis hati. Bacaan sirosis hati pada USG adalah permukaan hepar tidak rata, struktur hepar kasar dan ada kelainan pada vena porta atau vena hepatitis. Saya juga baru mengetahui kasus abses hati hasil USG adalah ditemukan sol berukuran 5cm.
  3. Raymond Gun: Dalam video ini, saya dapat melihat kelainan pada organ abdomen yang bermasalah pada pasien yang sedang diperiksa. 
  4. Marliani Hanifah Mahmud : Ternyata hematemesis melena ada pelbagai penyebab dan bisa dikonfimasi dengan USG Hepar.
  5. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa hidronefrosis bisa disebabkan oleh ca servix yang menekan ureter
  6. Stellon Salim: Saya baru tahu bahwa hidronefrosis bisa disebabkan oleh ca servix yang menekan ureter Nadia Syahirah: Ternyata USG dapat memberikan diagnostik. Dengan berbagai kasus yang ditampilkan di video, kita jadi tahu contoh penampakan di USG sesuai dengan keluhan dan sakit dialami pasien.
  7. Nur Amira: “belum ada komentar”
  8. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR BEDSIDE TEACHING EKSTREMITAS


VIDEO AJAR BEDSIDE TEACHING EKSTREMITAS

https://www.youtube.com/watch?v=ZNeEIP8gIQo&t=155s



  1. Marliani Hanifah Mahmud : Saya baru tahu adanya pemeriksaan balotemen sendi lutut.
  2. Wiyogo:  saya baru tahu jikalau ada pemeriksaan balotemen pada sendi lutut. 
  3. Stellon Salim: Saya baru tahu terdapat pemeriksaan balotement pada sendi 
  4. Nur Ayuni: Saya baru tahu cara melakukan pemeriksaan balotemen pada genu yang benar.
  5. Raymond Gun: Saya baru mengetahui adanya pemeriksaan balotemen pada lutut pasien. 
  6. Nadia Syahirah: Sy mengetahui cara yang benar memeriksa krepitasi pada sendi lutut
  7. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa bedside teaching bisa langsung melakukan tindakan terhadap pasien
  8. Nur Amira: “belum ada komentar” 
  9. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya dapat mengetahui bahwa tujuan dari bedside teaching adalah kita langsung belajar penanganan pasien sesuai kasusnya mulai dari evaluasi anamnesis, pf, laboratorium yang benar dari kasus itu. Dari video ini saya juga dapat melihat bagaimana keadaan yang dikatakan sebagai flapping tremor.
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR BEDSIDE TEACHING ABDOMEN


VIDEO AJAR BEDSIDE TEACHING ABDOMEN

https://www.youtube.com/watch?v=VULr4_9Hr8Q&t=62s

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....
  1. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa pada pemeriksaan fisik perkusi, shifting dullness positif dikarenakan asites pada sirosis hati disebabkan oleh hipoalbuminemia, hipertensi portal dan hiperaldosteronisme. Saya juga baru tahu pada pemeriksaan darah rutin didapatkan pansitopenia yaitu Hb, leukosit dan trombosit menurun karena hipertensi portal yang menyebabkan kongestif limpa kemudian berkelanjutan menjadi hipersplenisme.
  2. Wiyogo:  dari video ini saya jadi mengerti bagaimana pemeriksaan fisik abdomen, seperti penarikan nafas untuk meraba limpa karena diafragma dapat turun dan mendorong limpa.
  3. Stellon Salim: Saya baru tahu pemeriksaan flapping tremor
  4. Marliani Hanifah Mahmud : Saya melihat bagaimana Bedside teaching yang efektif dan berkesan dilakukan. Walaupun saya hanya melihat video namun saya merasa sudah memahami bahan bedside teaching yang ingin disampaikan. Ternyata USG adalah PP utama dalam sirosis hepatis.
  5. Raymond Gun: Bedside Teaching: Saya baru mengetahui bahwa bedside teaching dalam bahan pengajaran ini untuk belajar pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan tatalaksana kepada pasien dengan gambaran klinis sirosis hepatikum. 
  6. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya memahami bahwa nantinya pada bedside teaching akan dilakukan pemahaman pada satu kasus pasien secara keseluruhan mulai dari pf, laboratorium dan tindakan yang akan dilakukan. 
  7. Nadia Syahirah: bed side teaching dilakukan di video ini amat berkesan dan mudah dihadam
  8. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa bedside teaching adalah bagaimana mahasiswa belajar cara anamnesis pemeriksaan fisik dan evaluasi langsung dari kasus bukan teori
  9. Nur Amira: “belum ada komentar”
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR UJIAN OSLER


VIDEO AJAR UJIAN OSLER

https://www.youtube.com/watch?v=lMaFNg9t2io&t=39s

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....

  1. Raymond Gun: Saya baru mengetahui ternyata OSLER ini mirip dengan miniCex, namun dalam hal ini peserta didik diuji dari status pasien yang telah dibuat oleh peserta didik.
  2. Wiyogo:  dari video ini saya mengetahui bagaimana alur ujian OSLER dimana ujian OSLER prosesnya dari mengambil kasus, menulis status dan akan diuji secara lisan.
  3. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa ujian OSLER adalah ujian yang mana kami harus memeriksa langsung pasien seperti ujian MiniCEX namun bedanya akan ada pembuatan status ujian dan ujian lisan dari penguji dari status ujian yang telah dibuat.
  4. Stefania Marlina Cono: Saya baru mengetahui bahwa pada ujian OSLER nantinya peserta akan langsung berperan sebagai dokter muda dan langsung berhadapan dengan pasien dan melakukan anamnesis, pf , pengobatan yang diberikan dan nantinya setelah itu disertai dengan ujian lisan sesuai dengan kasus yang dihadapi.
  5. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa ujian osler dilakukan dengan lisan diakhir ujian ada sesi tanya jawab dengan dokter
  6. Stellon Salim: Saya baru tahu ujian osler dilakukan lisan diakhir ujian ada sesi tanya jawabnya dengan dokter
  7. Marliani Hanifah Mahmud : Saya baru mengerathui format ujian OSLER di bahagian IPD RSUD KOJA dibuat bagaimana.
  8. Nadia Syahirah: saya baru mengetahui mengenai ujian tersebut dan cara ujian dilaksanakan
  9. Nur Amira: “belum ada komentar”
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR UJIAN MINICEX


VIDEO AJAR UJIAN MINICEX

https://www.youtube.com/watch?v=SGFpBUHc7YI&t=76s

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....
  1. Stefania Marlina Cono: Saya akhirnya mengetahui bahwa pada ujian MINICEX nantinya peserta ujian akan berperan sebagai dokter muda dan langsung berkomunikasi dengan pasien dan secara sendiri akan melakukan anamnesis,pf, keputusan klinis dan penanganan pasien dan nantinya akan diawasu langsung oleh penguji dan setelah ujian langsung diberikan penilaian hal yang kurang atau hasil dari performa ujian. .  
  2. Raymond Gun: Dalam video ini, konsulen dr Suzanna menilai kemampuan peserta didik berhadapan langsung dengan pasien dengan menanyakan keluhan hingga tatalaksana. Setelah selesai pemeriksaan, konsulen akan memberikan umpan balik pada peserta didik apa saja yang masih kurang termasuk keterampilan komunikasi dan penggunaan istilah medis yang akan disampaikan ke dalam istilah yang dimengerti oleh pasien
  3. Wiyogo:  Ujian mini cex : dari video ini saya jadi tahu apa saja yang dinilai saat ujian minicex
  4. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bagaimana pola ujiannya dan baru tahu bahwa penguji bisa langsung memberikan feedback secara langsung kepada mahasiswa setelah ujian mendapat feedback dari dokter konsulen yang mengobservasi.
  5. Stellon Salim: Saya baru tahu bagaimana pola ujiannya untuk Minicex
  6. Marliani Hanifah Mahmud : Saya melihat bagaimana dokter susan membimbing menganamnesis pasien secara benar dan bagaimana menanyakan durasi penyakit pada pasien yang sudah sering berobat.
  7. Nadia Syahirah: saya mengerti bagaimana ujian ini dilakukan
  8. Nur Amira: “belum ada komentar”
  9. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa ujian Mini Clinical Evaluation Exercise (MiniCEX) bertujuan untuk menilai performance dari kami dengan menggunakan pasien yang sesungguhnya dengan situasi klinis yang sesungguhnya dan diakhir ujian, penguji atau dokter akan memberikan feedback secara langsung. Ujian ini sangat fleksibel dalam tempat dan waktu serta kami dapat berinteraksi dengan berbagai macam kasus..
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR UJIAN DOPS


VIDEO AJAR UJIAN DOPS

https://www.youtube.com/watch?v=uRk0gdTYvfQ&t=93s

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....
  1. Nur Ayuni: Saya baru tahu bahwa ujian DOPS atau Direct Observation of Procedural Skills adalah ujian tindakan prosedural  bagi menilai keterampilan prosedur dan saat berinteraksi dengan pasien sambil di observasi oleh peguji. Antara tindakan prosedural tersebut adalah suntikan intravena, pemasangan NGT, pemasagan kateter dan lain-lain. Diakhir ujian, penguji akan memberikan feedback.
  2. Raymond Gun: Ujian DOPS: Saya baru tahu bahwa ujian DOPS disini untuk menguji keterampilan tindakan yang dilakukan oleh peserta didik yang diawasi oleh dr Suzanna. Keunggulan lainnya adalah peserta saat itu juga diberikan feedback setelah tindakan.
  3. Stefania Marlina Cono: Saya mengetahui dengan pasti bahwa pada ujian dops yang diuji adalah keterampilan prosedural dari peserta ujian dengan pasien seperti pemasangan kateter, pemasangan ngt dan penyuntikkan iv dan sebagainya yang nantinya  diawasi langsung oleh penguji dan setelah ujian langsung diberikan feedback tentang keterampilan procedural yang tadi dilakukan.  
  4. Wiyogo:  dari video ini saya jadi tau alur ujian DOPS yang menguji skill yang pernah diajarkan oleh konsulen.
  5. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa ujian DOPS adalah untuk menguji skill mahasiswa saat melakukan prosedur tindakan dengn pasien dan langsung mendapat feedback dari dokter konsulen yang mengobservasi.
  6. Stellon Salim: Saya baru tahu bahwa ujian DOPS adalah untuk menguji skill mahasiswa saat melakukan prosedur tindakan dengn pasien
  7. Marliani Hanifah Mahmud : Saya mengetahui ujian DOPS dijalankan seperti apa.
  8. Nadia Syahirah: saya mengerti bagaimana ujian ini dilakukan
  9. Nur Amira: “belum ada komentar”
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”

VIDEO AJAR UJIAN CBD


VIDEO AJAR UJIAN CBD

https://www.youtube.com/watch?v=fFJEe9JmwBo&t=73s

Setelah mempelajari video ini, maka saya mendapatkan bahwa....
  1. Raymond Gun: Saya belum pernah mengetahui adanya ujian ini. Setelah saya melihat video tersebut, peserta ujian dapat menjelaskan apa yang ditanyakan oleh konsulen secara mendetail dari bagaimana cara mendiagnosis penyakit, dan apa bukti kuat yang dapat menegakkan diagnosis tersebut.
  2. Wiyogo:  saya baru pertama kali melihat ujian CBD dari video ini saya mengerti alur yang dilakukan di ujian CBD
  3. Marliani Hanifah Mahmud : Di stase saya sebelumnya belum pernah saya menjalani ujian CBD. Dari video ini saya mengetahui flow bagaimana Ujian CBD dilakukan
  4. Stefania Marlina Cono: Dari video ini saya baru mengetahui dengan pasti bahwa tujuan dari CBD adalah untuk menilai peserta ujian dari  pengetahuan teori, kemampuan penalaran klinis dan alasan dari suatu keputusan klinis dari kasus yang diberikan saat ujian.  
  5. Dian Priscilla Rantetoding: Saya baru tahu bahwa ujian CBD adalah ujian untuk menguji pengetahuan mahasiswa tentang teori teori yang telah dipelajari dengan cara mempresentasikan didepan dokter dan dokter berdiskusi bersama dengan mahasiswa.
  6. Stellon Salim: Saya baru tahu ujian CBD adalah ujian untuk menguji pengetahuan mahasiswa dengan cara mempresentasikan didepan dokter dan dokter berdiskusi bersama dengan mahasiswa.
  7. Nur Ayuni: Saya baru tahu cara dan tujuan ujian Case Bases Discussion (CBD). Tujuan ujian CBD adalah untuk menilai kemampuan teori kami berdasarkan kasus yang ditemukan di klinis, dengan melihat kemampuan penalaran klinis dan dasar dari keputusan klinis yang dilakukan.
  8. Nadia Syahirah: saya mengetahui bagaimana ujian ini dilakukan melalui video ini.
  9. Nur Amira: “belum ada komentar”
  10. Jean Nadya Pracitaningrum : ““Dari video ajar dokter suzan mengenai ujian minicex, dops, cbd, dan osler saya jadi lebih mudah memahami bagaimana cara melaksanakan ujian-ujian tersebut. Video video ajar dokter suzan yang lain juga sangat membantu mahasiswa dalam mengerti dan memahami bagaimana memasang infus dan NGT dengan baik dan sesuai prosedur, bagaimana melakukan phlebotomy, dan apa aja saja indikasi-indikasi tindakan tsb. Melalui video ajar dokter suzan belajar dan menghafal jadi lebih mudah. Terimakasih dokter suzan”