Wednesday, February 15, 2017

Bimbingan Terapi Hipertensi IPD 16


Disampaikan oleh : dr. Suzanna Ndraha, Sp,PD, KGEH
24 Januari 2017


  

Diringkas oleh: Michelle Linardi



Definisi dan Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling umum ditemukan dalam praktik kedokteran primer. Pada hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko infark miokard, stroke, gagal ginjal akut dan  kematian. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.

Berdasarkan tingginya tekanan darah dibagi menjadi:
Klasifikasi
Sistolik
Diastolik
Normal
120-129
Dan/atau
80-84
Pre hipertensi
130-139
Dan/atau
84-89
Hipertensi derajat 1
140-159
Dan/atau
90-99
Hipertensi derajat 2
160-179
Dan/atau
100-109
Hipertensi sistolik terisolasi
³140
Dan
<90

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. 
Hipertensi primer adalalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Pada hipertensi primer, peningkatan tekanan darah terjadi meningkatnya usia. Hipertensu ini terjadi 90% pada semua penderita hipertensi.
Hipertensi Sekunder  adalalah hipertensi yang terjadi akibat penyakit tertentu. Umumnya hipertensi sekunder mengenai usia muda. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain gagal ginjal kronik, hipertiroid, sindroma cushing, glomerulonefritis (sindrom nefritis), conn disease, kelainan katup jantung, stenosis arteri renalis, takayashu disease  . Keadaan-keadaan seperti ini memberikan 10% kasus pada semua penderita hipertensi. Jenis lain dari hipertensi yang dikenal sebagai Isolated Systolic Hypertension, ini adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, tetapi diastolik <90 mmHg. Diagnosa hipertensi primer atau sekunder dapat ditegakkan apabila pasien sudah 2x kunjungan ke dokter dengan tensi > 140/90.

Pasien dengan hipertensi banyak yang tidak memiliki keluhan, sehingga pasien tidak minum obat. Hal ini bila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan organ, seperti otak,jantung, ginjal, mata, dan arteri perifer. Jadi gejala baru dirasakan pasien apabila hipertensi itu telah menyebabkan kerusakan target organ.

Klasifikasi Hipertensi yang terbaru yang digunakan saat ini adalah klasifikasi Hipertensi menurut JNC VIII yang dikeluarkan pada tahun 2013. Perbedaan dari klasifikasi menurut JNC VII dan JNC VIII adalah pada target  sasaran tekanan darah. Pada JNC VII target tekanan darah nya adalah 140/90 pada semua usia, sedangkan pada JNC VIII target tekanan darah pada usia >60 tahun adalah < 150/90, sedangkan pada usia < 60 tahun adalah <140/90, dan semua usia dengan CKD dengan atau tanpa diabetes dan diabetes tanpa CKD dengan tekanan darah < 140/90. Kemudian dilihat lagi berdasarkan ras, untuk ras hitam diberikan thiazide atau CCB saja, bisa tunggal atau kombinasi, sedangkan ras non-hitam diberikan thiazide atau ACE-Inhibitor atau ARB, atau CCB, diberikan tunggal atau kombinasi. Kemudian ACE-Inhibitor dan ARB pada JNC 8 tidak dianjurkan untuk dikombinasi, karena mereka adalah jenis obat yang cara kerjanya sama.



TATALAKSANA HIPERTENSI

Non farmakologis
Modifikasi Gaya Hidup Dalam guideline JNC 8 antara lain
a. penurunan berat badan. Rekomendasi penurunan berat bafsn meliputi nasihat mengurangi asupan kalori dan meningatkan aktifitas fisik
b. Penerapan pola makan DASH ( Dietary Approaches to Stop Hypertension) dengan lebih banyak memakan buah sayur- sauran dan produk susu rendah lemak denan kandunan lemak jenuh dan total lebih sedikit kaa potassium dan calcium.
c. Restriksi garam harian  kurang dari 6 /hari 100 mmol sodium/hari.
d. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu
e. Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan tekanan darah.
f.    Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.

Tatalaksana Farmakologis






Golongan-golongan obat antihipertensi yang sering dipakai pada sehari-hari antara lain:
1.     Calcium Channel Blocker
Golongan yang lama pada obat ini yang terkenal adalah nifedipin dengan dosis 10mg, dan rata-rata pada obat antihipertensi golongan lama diberikan sebanyak 3 kali sehari. Obat ini adalah obat yang satu-satunya aman pada CCB untuk ibu hamil, dan biasanya dipakai untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi emergency, diberikan secara sublingual. Efek samping dari obat ini sering menyebabkan takikardi. Untuk golongan baru kita kenal banyak dijual dipasaran yaitu amlodipin dengan dosis 5 mg dan 10 mg, pemberian hanya 1 kali sehari. Akan tetapi obat ini sering menyebabkan oedem tungkai.
2.      Ace Inhibitor
Yang terkenal dari golongan lama obat ini adalah captopril sediaan 12,5 mg dan 25 mg. Obat golongan ini dapat menghambat progresifitas nefropati pada Diabetes Melitus, dan dapat menjadi remodelling di ventrikel kiri jantung. Obat ini di kontra indikasikan untuk penderita yang memiliki kreatinin >3 mg/dL. Efek samping yang terkenal pada obat ini sering menyebabkan batuk yang berlebihan. Kemudian golongan baru dari ACE Inhibitor adalah antara lain lisinopril dengan sediaan 10mg, pemberian 1 kali sehari.
3.     ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan lama yang sering dipakai adalah losartan dengan sediaan 25mg, 50 mg, dan 100mg. Keuntungan dari semua gologan obat ini hanya diberikan 1 kali sehari baik golongan lama ataupun golongan baru. Untuk golongan obat ini sangat dikontraindikasikan pada ibu hamil, ini berlaku juga untuk golongan ACE-Inhibitor. Golongan baru dari obat ini yang terkenal adalah candesartan sediaannya 8mg dan 16mg. Golongan ini juga dapat mengurangi progresifitas dari nefropati DM.
4.     Beta Blocker
Golongan lama yang paling terkenal adalah propranolol, dan ini sangat baik digunakan pada hipertiroid dan sirosis hati pada keadaan hipertensi porta. Sediaannya 10mg, 20mg, 40mg, 60mg dan 80mg. Golongan yang baru antara lain bisoprolol dan ini sangat bagus diberikan pada hipertensi dengan takikardi. Sediaannya 5mg dan 10mg. Golongan ini sangat dikontra indikasikan pada pasien yang punya gangguan pada saluran napas seperti asma, karena menyebabkan bronkospasme.
5.     Diuretic
     Yang paling sering digunakan adalah Hidroclorothiazide, dengan sediaan 12,5mg, 25mg, dan 50mg, kontraindikasi pada pasien ACKD (Acute Chronic Kidney Injury). HCT ini biasanya dikombinasikan juga dengan sipronolakton, diuretic hemat kalium untuk mencegah terjadinya hipokalemia, sediaannya 25mg, 50mg, dan 100mg.


Masih ada beberapa golongan lainnya seperti
 beta blocker sentral yaitu klonidin dengan sediaan 15 microgram dan 75 microgram, akan tetapi ini adalah lini terakhir dan biasanya juga digunakan untuk hipertensi emergency bersama nifedipin. Selain itu metildopa dengan dosis 250 mg, diberikan 3 kali sehari, yang biasanya diberikan pada ibu hamil, efek samping obat ini sering membuat mengantuk karena efek kerja sentralnya

No comments:

Post a Comment