Sunday, April 16, 2017

BIMBINGAN IPD 17 - EKG

Disampaikan oleh :
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM


 Diringkas oleh : 
Ricky Suryamin



EKG


Dalam membaca EKG dapat diperhatikan irama, rasio QRS, Axis, gelombang P, interval PR, kompleks QRS, segmen ST, dan gelombang T.
Irama dan Frekuensi
Suatu gelombang dikatakan normal apabila setiap gelombang P diikuti oleh QRS, dimana gelombang P positif di lead II dan negative di aVR.
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 kali permenit, jika frekuensi <60 dikatakan bradikardi, dan jika frekuensi >100 dikatakan takikardi.

Aksis QRS
Dapat dilakukan dengan menghitung jumlah resultan defleksi positif dan negative QRS rata-rata dari lead I (sumbu x) dan lead aVF (sumbu Y). Gambar dibawah menunjukan axis jantung.


Gelombang P
-Paling jelas terlihat pada lead II
-Tinggi < 2,5 mm pada lead II
-Lebar <0.11 s pada lead II
Jika terdapat gambaran gelombang P lancip disebut P pulmonale, yang dapat diakibatkan menyakit paru kronik dan terjadi hipertrofi ventrikel kanan. Jika terdapat gambaran gelombang P landai disebut P mitrak dapat mengakibatkan decomp congestive.

Interval PR
 Interval PR meliputi jarak atau garis lurus dari awal gelombang P sampai awal kompleks QRS. Normalnya 0,12 - 0,20 detik (3 - 5 kotak kecil). Jika interval PR memanjang, artinya ada blokade impuls. Misalnya, pada pasien dengan aritmia blok AV dan jika interval PR memendek didapatkan pada pasien dengan sindrom Wolf Parkinson White.

Kompleks QRS
Normal QRS < 0,12 detik (3 kotak kecil). QRS abnormal terjadi pada : 

-         RBBB : dikatakan RBBB apabila ditemukan m-shape, rsR/RsR pada V1-V2.Penyebabnya adalah pada penyakit paru kronik, CAD ( Coronary Arterial Dissease terutama pada right ventrikel) dan pada RVH. 
-         LBBB  :   ditemukan gelombang S yang dominan pada V1, ST-elevasi yang landai pada V1 dan V2. Penyebab LBBB adalah CAD (Coroner Arterial Dissease pada left ventricle) dan LVH (contohnya pada hipertensi). Pada permulaan adalah pasien dengan hipertensi yang kemudian berubah menjadi hipertensive heart disease, jika mengalami perburukan dapat mengalami congestive heart failure et cause hipertensive heart disease et causa hypertension.

Letak kerusakan
-         V1-V2             : anteroseptal
-         2-3aVF            : inferior
-         V1-V6             : antero invasif
-         V1-V4             : anterior
-         1aVL               : lateral

Segmen ST 

Normalnya segmen ST datar, pada garis isoelektrik. 2 kelainan yang terjadi pada segmen ST yaitu :
-         ST depresi : menandakan miokard iskemik atau efek dari digoksin atau hipertrofi ventrikular. sekiranya terjadi pada V2-V5, menandakan terjadinya Unstable Angina Pectoris (UAP). Pada UAP sebaiknya diberikan terapi yang adekuat untuk mencegah terjadinya infark.
-         ST elevasi : menandakan MCI akut atau LBBB. Ini sebabnya pada blokade jantung sulit dibedakan ada tidaknya infark.Sekiranya terjadi pada VI-V2, menandakan terjadi pada area anteroseptal, dan pada V1-V4 pada area anterior. 


Gelombang T

Terdapat dua kondisi pada gelombang T yaitu :

-         Small, flattened, inverted T : terjadi pada iskemia, efek digoksin, LVH

-         Tall T : terjadi pada hiperkalemi, CKD


Arterial Vibrilasi
Adalah keadaan dimana terdapat pulsus defisit, yaitu frekuensi nadi di arteri brachialis tidak sama dengan saat mendengarkan saat pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop dan terdapat gambaran irregular pada EKG. Arterial vibrilasi dibagi menjadi dua yaitu :
-         Rapid response : nadi >100 kali/menit
-         Normal response : nadi < 100kali/menit

No comments:

Post a Comment