Friday, November 3, 2017

Ringkasan Koass minggu ke 6

Gambaran EKG Normal

Disusun oleh : 

dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH FINASIM

Diringkas oleh :


Josephine Claudia

Secara sistematis, interpretasi EKG dilakukan dengan cara menentukan ritma atau irama jantung, frekuensi (laju QRS), aksis jantung, morflogi gelombang P (cari tanda kelainan atrium kiri atau atrium kanan), interval PR, Kompleks QRS, Segmen ST (melihat apakah ada tanda iskemia, injuri atau miokard infark) dan Gelombang T.
Irama Jantung
Dalam menentukan irama jantung, terdapat karakteristik sinus ritme yaitu laju 60 – 100 kali/ menit, ritme interval P –P reguler dan interval R – R reguler, Gelombang P positif (upright) di sadapan II yang selalu diikuti kompleks QRS, PR interval 0,12 – 0,20 detik dan konstan dari beat to beat serta Durasi QRS kurang dari 0,10 detik kecuali ada gangguan konduksi intraventrikel.
Laju QRS
Untuk menentukan frekuensi jantung (laju QRS) terdapat 3 metode yaitu (1) 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R, (2) 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R, dan (3) Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik, kemudian dikalikan 10 atau dalam 12 detik dikalikan dengan 5.
Aksis Jantung
Aksis jantung ditentukan dengan menghitung jumlah resultan defleksi positif dan negatif kompleks QRS rata – rata di sadapan I sebagai sumbu X dan sadapan aVF sebagai sumbu Y. Aksis normal berkisar -30o sampai +110o.
Aksis
I
aVF
Aksis normal
+
+
Deviasi aksis ke kiri
+
-
Deviasi aksis ke kanan
-
+
Deviasi aksis ekstrim ke kanan
-
-

Penyebab utama deviasi aksis ke kiri adalah left anterior hemiblock, tetapi dapat juga disebabkan oleh diafragma letak tinggi, ascites, emfisema, tumor abdominal dan jantung normal (kadang – kadang).
Penyebab utama deviasi aksis ke kanan adalah Hipertrofi ventrikel kanan, tetapi dapat juga disebabkan oleh left posterior hemiblock, RBBB, WPW syndrome, irama ektopik ventrikular dan jantung normal atau dekstrokardia.
Gelombang P
Gelombang P berhubungan dengan sistol atrium (depolarisasi atrium) merupakan gelombang pertama siklus jantung. Setengah gelombang P pertama terjadi karena stimulasi atrium kanan serta bentuk downslope berikutnya terjadi karena stimulasi atrium kiri.
Morfologi Gelombang P normal pada interpretasi EKG adalah gelombang P mengarah ke atas, bentuknya seragam, lembut dan tidak tajam, lebar/durasi kurang dari 2,5 mm (bervariasi antara 0,08 – 0,11 detik) dan tingginya <2,5 mm.
Pada Gelombang P dapat ditemukan gambaran abnormal seperti P pulmonal dengan tinggi gelombang P> 2,5mm. Pada P mitral ditemukan lebar > 2,5mm. Gelombang P berbentuk aneh atau terbalik pada ekstrasistol atrium dan ritmik nodus. Tidak  terdapat gelombang P menandakan sinus arrest, junctional takikardia dan takikardia supraventrikular.
Kompleks QRS
Kompleks QRS merupakan sistol ventrikel (depolarisasi ventrikel), dengan lebar normal 0,06  - 0,10 detik. Kompleks QRS terdiri dari Gelombang Q yang merupakan defleksi negatif pertama, merupakan depolarisasi septum interventrikel yang teraktivasi dari kiri ke kanan, durasi normal (kecuali sadapan III dan aVR) kurang dari 0,04 detik (1 kotak kecil) dan tingginya kurang dari sepertiga tinggi gelombang R pada sadapan bersangkutan; Gelombang R yang merupakan defleksi positif pertama dan Gelombang S yang merupakan defleksi negatif pertama setelah R.
Kompleks QRS dikatakan melebar jika > 0,12 detik. Gelombang Q dikatakan patologis jika melebar >0,04 detik dan dalamnya melebihi 1/3 dari tinggi gelombang R pada kompleks QRS yang sama disertai gelombang T terbalik yang menandakan infark miokard lama. Poor R wave progression merupakan gelombang R dari sandapan V1 menuju sadapan V6 tidak semakin membesar.
Interval QRS
Interval QRS  melebar pada gangguan konduksi intraventrikular (bundle branch block, escape rythm yang letaknya di bawah nodus, atau aritmia ventrikular).
Segmen ST
Segmen ST merupakan tanda awal repolarisasi ventrikel kiri dan kanan. Titik pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST disebut J point. Jika J point berada di bawah garis isoelektris disebut depresi J point dan jika di atas garis isoelektris disebut elevasi J point.
Segmen ST yang abnormal baru akan memberi arti diagnostik bila disertai gejala klinis atau disertai bentuk abnormal dari kompleks ekg yang lain.
Interval QT
Interval QT merupakan aktivitas total ventrikel (mulai dari depolarisasi hingga repolarisasi ventrikel). Diukur mulai awal kompleks QRS hingga akhir gelombang T. Durasi normal tergantung dari umur, jenis kelamin dan denyut jantung. Rata – rata kurang dari 0,38 detik. Interval QT corrected (QTc) memanjang >0,44 detik dan disebut memendek jika < 0,30 detik.
Gelombang T
Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel, biasanya tinggi kurang dari 5 mm pada sadapam ekstremitas atau 10 mm pada sadapan prekordial. Gelombang T dapat positif, negatif atau bifasik. Pada gambaran Gelombang T normal dapat ditemukan sandapan ekstremitas dengan tinggi < 5mm dan sandapan prekordial dengan tinggi < 10 mm.
Pada gambaran Gelombang T abnormal ditemukan T terbalik yang lebar dan dalam menunjukkan iskemia miokard dan T sangat tinggi menunjukkan hiperkalemia dan hiperkalsemia.
Interval PR
Interval PR mencerminkan depolarisasi atrium plus perlambatan fisiologis di nodus AV dan berkas His dengan nilai normal 0,12 – 0,20 detik.
Jarak pada interval PR dimulai dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS. Interval PR digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan gelombang depolarisasi untuk bergerak dari atrium ke ventrikel.

Interval PR memanjang pada AV block, memendek pada WPW (Wolff Parkinson White syndrome) dengan delta wave dan berubah – ubah pada Wandering pacemaker dan AV dissociation. 

No comments:

Post a Comment