Friday, June 17, 2016

RINGKASAN BIMBINGAN IPD-12: EKG



BIMBINGAN EKG


Dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH, FINASIM


Diringkas oleh: Ester Pakhpahan


EKG yang rutin dipakai terdiri dari 12 sadapan yaitu: I, II, III; aVR, aVL, aVL; V1, V2, V3, V4, V5 dan V6.
Ada 8 hal yang perlu kita nilai dalam menginterpretasikan EKG:
1. Irama
2. QRS Rate/Frekuensi
3. AXIS
4. Gelombang P
5. PR Interval
6. QRS Complex
7. ST Segmen
8. Gelombang T

1. Irama
Irama jantung yang normal disebut sebagai irama sinus. Karakteristik irama sinus adalah:
- Laju              : 60-100 bpm (jika <60 bpm disebut sinus bradikardi, jika >100 bpm disebut sinus takikardi)
- Ritme                       : Interval P-P reguler, interval R-R reguler
- Gelombang P positif di sadapan II dan selalu diikuti kompleks QRS
- PR interval 0,12-0,20 detik (3-5 kotak kecil) dan konstan dari beat to beat
- Durasi QRS kurang dari 0,10 detik

2. Frekuensi
Ada 3 cara menghitung rate pada EKG:
1. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R-R
2. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R-R
3. Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik, lalu kalikan 10, atau dalam 12 detik dikalikan 5

3. AXIS
Untuk menentukan axis, yang perlu kita lihat adalah lead I dan aVF. Axis normal jika gelombang positif pada lead I dan aVF.
- Axis ke kiri jika lead I positif dan aVF negatif. Axis kekiri biasa pada MCI inferior dan hiperkalemi.
- Axis ke kanan jika lead I negatif dan aVF positif. Axis ke kanan menandakan ada gangguan pada jantung kanan. Contohnya karena ada tekanan pada organ dekat jantung seperti penekanan oleh paru pada penyakit PPOK.

4. Gelombang P
Paling jelas di lead I dan II. Normal tinggi gelombang P <2,5 mm pada lead II, lebar gelombang P <0,11 mm pada lead II. Terdapat dua kelainan pada gelombang P yaitu P-pulmonal dan P-mitral.
- P-pulmonal pada EKG terlihat lebih tinggi dan lancip dari gambaran normal. Biasa P pulmonale pada kelainan seperti right atrial hipertrofi, cor pulmonale yaitu komplikasi ke jantung karena penyakit paru yang lama seperti PPOK (emfisema dan bronkitis kronik), astma kronik, SOPT (Sindrom Obstruksi Post TB).
- P-mitral pada EKG terlihat lebih lebar dan puncak bergelombang. Biasa P-mitral ditemukan saat ada gangguan pada katub mitral. Gejala klinis yang bisa ditemukan pada P-mitral karena gangguan pada katub mitral adalah sesak, takikardi, gallop, ronki basah halus. Pada thorax foto biasa ditemukan cardiomegali dan oedem paru.

5. PR Interval
Normal PR interval 0,12-0,20 (3-5 kotak kecil pada EKG). Interval PR memanjang pada AV Blok derajat 1 dan memendek pada WPW sindrom.

6. QRS Kompleks
Normal QRS <0,12 detik (3 kotak kecil). QRS kompleks abnormal pada ekstrasistole (QRS lebih besar dari normal dan lebih lebar), blok jantung (RBBB dan LBBB), hipertrofi (LVH dan RVH).
- Ekstrasistole dibagi menjadi 2 yaitu VES (Ventrikular Ekstra Sistole) dan SVES (Supra Ventrikular Ekstra Sistol). Para perabaan denyut nadi, akan ditemukan nadi prematur atau nadi yang muncul lebih cepat dari yang seharusnya. VES mengganggu hemodinamik, jika VES dalam 1 menit muncul >6 atau bigemini atau trigemini dapat terjadi VT dan VF yang beresiko terjadi cardiac arrest.
- Blok jantung: RBBB akan ditemukan m-shape, rsR/RsR pada V1 dan V2. Penyebab RBBB contohnya CAD (Coroner Arterial Dissease terutama pada right ventricle) dan RVH. LBBB ditemukan gelombang S yang dominan pada V1, ST-elevasi yang landai pada V1 dan V2. Penyebab LBBB contohnya CAD (Coroner Arterial Dissease terutama pada left ventricle) dan LVH (contohnya pada hipertensi).
- Hipertrofi:  LVH ditemukan R pada V5 dan V6 dan S pada V1 >35mm atau >7 kotak besar. LVH biasa ditemukan pada pasien hipertensi (HHD). RVH ditemukan R/S ratio pada V1 >1 (normal kebawah) dan R/S ratio pada V5 dan V6 <1 (normal ke atas)
Selain itu kelainan pada kompleks QRS adalah Q patologis dimana gelombang Q yang tidak diikuti oleh gelombang R, menandakan old MCI.
A. Jika Q patologis hanya ditemukan pada V1 saja, masih dianggap normal.
B. Q patologis pada V1-V2 menandakan terdapat old MCI anteroseptal.
C. Q patologis pada V1-V4 menandakan terdapat old MCI anterior.
D. Q patologis pada I, V5-V6 menandakan terdapat old MCI lateral.
E. Q patologis pada aVF, lead II dan lead III menandakan terdapat old MCI inferior.

7. Segmen ST
Normal ST datar atau isoelektrik.
- ST elevasi menandakan adanya MCI akut dan juga bisa ditemukan pada LBBB. Ini sebabnya pada blokade jantung sulit dibedakan ada tidaknya infark. ST elevasi pada V1-V2 menandakan terdapat acute anteroseptal miocard infark.
- ST depresi menandakan iskemik miokard yang biasa ditemukan pada digoxin effect dan ventricular hipertrofi. ST depresi pada V2-V5 menandakan terdapat UAP (Unstable Angina Pectoris). Pada UAP sebaiknya diberikan terapi yang adekuat untuk mencegah terjadinya infark.

8. T-wave
Gelombang T tinggi pada keadaan hiperkalemi, hiperakut MI. Sedangkan T inverted tajam dan dalam pada iskemik.

Atrial Fibrilasi (AF)
AF biasa ditemukan ritme irreguler, tidak ada gelombang P, tidak ada isoelektrik baseline, variabel ventricular rate, pulsus devisit (jumlah nadi lebih sedikit dari heart rate). AF biasa ditemukan jika ada gangguan pada katub mitral (MI dan MS).

No comments:

Post a Comment