BIMBINGAN EKG
Dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD,
KGEH, FINASIM
Diringkas oleh: Ester Pakhpahan
EKG yang rutin dipakai
terdiri dari 12 sadapan yaitu: I, II, III; aVR, aVL, aVL; V1, V2, V3, V4, V5
dan V6.
Ada 8 hal yang perlu kita
nilai dalam menginterpretasikan EKG:
1. Irama
2. QRS Rate/Frekuensi
3. AXIS
4. Gelombang P
5. PR Interval
6. QRS Complex
7. ST Segmen
8. Gelombang T
1. Irama
Irama jantung yang normal
disebut sebagai irama sinus. Karakteristik irama sinus adalah:
- Laju : 60-100 bpm (jika <60 bpm
disebut sinus bradikardi, jika >100 bpm disebut sinus takikardi)
- Ritme : Interval P-P reguler,
interval R-R reguler
- Gelombang P positif di
sadapan II dan selalu diikuti kompleks QRS
- PR interval 0,12-0,20
detik (3-5 kotak kecil) dan konstan dari beat to beat
- Durasi QRS kurang dari
0,10 detik
2. Frekuensi
Ada 3 cara menghitung rate
pada EKG:
1. 300 dibagi jumlah kotak
besar antara R-R
2. 1500 dibagi jumlah
kotak kecil antara R-R
3. Hitung jumlah gelombang
QRS dalam 6 detik, lalu kalikan 10, atau dalam 12 detik dikalikan 5
3. AXIS
Untuk menentukan axis,
yang perlu kita lihat adalah lead I dan aVF. Axis normal jika gelombang positif
pada lead I dan aVF.
- Axis ke kiri jika lead I
positif dan aVF negatif. Axis kekiri biasa pada MCI inferior dan hiperkalemi.
- Axis ke kanan jika lead
I negatif dan aVF positif. Axis ke kanan menandakan ada gangguan pada jantung
kanan. Contohnya karena ada tekanan pada organ dekat jantung seperti penekanan
oleh paru pada penyakit PPOK.
4. Gelombang P
Paling jelas di lead I dan
II. Normal tinggi gelombang P <2,5 mm pada lead II, lebar gelombang P <0,11
mm pada lead II. Terdapat dua kelainan pada gelombang P yaitu P-pulmonal dan
P-mitral.
- P-pulmonal pada EKG
terlihat lebih tinggi dan lancip dari gambaran normal. Biasa P pulmonale pada
kelainan seperti right atrial hipertrofi, cor pulmonale yaitu komplikasi ke
jantung karena penyakit paru yang lama seperti PPOK (emfisema dan bronkitis
kronik), astma kronik, SOPT (Sindrom Obstruksi Post TB).
- P-mitral pada EKG
terlihat lebih lebar dan puncak bergelombang. Biasa P-mitral ditemukan saat ada
gangguan pada katub mitral. Gejala klinis yang bisa ditemukan pada P-mitral
karena gangguan pada katub mitral adalah sesak, takikardi, gallop, ronki basah
halus. Pada thorax foto biasa ditemukan cardiomegali dan oedem paru.
5. PR Interval
Normal PR interval
0,12-0,20 (3-5 kotak kecil pada EKG). Interval PR memanjang pada AV Blok
derajat 1 dan memendek pada WPW sindrom.
6. QRS Kompleks
Normal QRS <0,12 detik
(3 kotak kecil). QRS kompleks abnormal pada ekstrasistole (QRS lebih besar dari
normal dan lebih lebar), blok jantung (RBBB dan LBBB), hipertrofi (LVH dan
RVH).
- Ekstrasistole dibagi
menjadi 2 yaitu VES (Ventrikular Ekstra Sistole) dan SVES (Supra Ventrikular
Ekstra Sistol). Para perabaan denyut nadi, akan ditemukan nadi prematur atau
nadi yang muncul lebih cepat dari yang seharusnya. VES mengganggu hemodinamik,
jika VES dalam 1 menit muncul >6 atau bigemini atau trigemini dapat terjadi
VT dan VF yang beresiko terjadi cardiac arrest.
- Blok jantung: RBBB akan
ditemukan m-shape, rsR/RsR pada V1 dan V2. Penyebab RBBB contohnya CAD
(Coroner Arterial Dissease terutama pada right ventricle) dan RVH. LBBB
ditemukan gelombang S yang dominan pada V1, ST-elevasi yang landai pada V1 dan
V2. Penyebab LBBB contohnya CAD (Coroner Arterial Dissease terutama pada left
ventricle) dan LVH (contohnya pada hipertensi).
- Hipertrofi: LVH ditemukan R pada V5 dan V6 dan S pada V1
>35mm atau >7 kotak besar. LVH biasa ditemukan pada pasien hipertensi
(HHD). RVH ditemukan R/S ratio pada V1 >1 (normal kebawah) dan R/S ratio
pada V5 dan V6 <1 (normal ke atas)
Selain itu kelainan pada
kompleks QRS adalah Q patologis dimana gelombang Q yang tidak diikuti oleh
gelombang R, menandakan old MCI.
A. Jika Q patologis hanya
ditemukan pada V1 saja, masih dianggap normal.
B. Q patologis pada V1-V2
menandakan terdapat old MCI anteroseptal.
C. Q patologis pada V1-V4
menandakan terdapat old MCI anterior.
D. Q patologis pada I, V5-V6
menandakan terdapat old MCI lateral.
E. Q patologis pada aVF, lead
II dan lead III menandakan terdapat old MCI inferior.
7. Segmen ST
Normal ST datar atau
isoelektrik.
- ST elevasi menandakan
adanya MCI akut dan juga bisa ditemukan pada LBBB. Ini sebabnya pada blokade
jantung sulit dibedakan ada tidaknya infark. ST elevasi pada V1-V2 menandakan
terdapat acute anteroseptal miocard infark.
- ST depresi menandakan
iskemik miokard yang biasa ditemukan pada digoxin effect dan ventricular
hipertrofi. ST depresi pada V2-V5 menandakan terdapat UAP (Unstable Angina
Pectoris). Pada UAP sebaiknya diberikan terapi yang adekuat untuk mencegah
terjadinya infark.
8. T-wave
Gelombang T tinggi pada
keadaan hiperkalemi, hiperakut MI. Sedangkan T inverted tajam dan dalam pada
iskemik.
Atrial Fibrilasi (AF)
AF biasa ditemukan ritme
irreguler, tidak ada gelombang P, tidak ada isoelektrik baseline, variabel
ventricular rate, pulsus devisit (jumlah nadi lebih sedikit dari heart rate).
AF biasa ditemukan jika ada gangguan pada katub mitral (MI dan MS).
No comments:
Post a Comment