Monday, August 1, 2016

Antibiotik Rasional dalam Praktrik Sehari-hari

Rangkuman seminar Symposium & workshop ke 5 primary care physician education program RSUD Koja

Antibiotik Rasional dalam Praktrik Sehari-hari

oleh dr. Robert Sinto Sp.PD-KPTI

dirangkum oleh : Kelvin Wilbent Daffa

dalam praktik sehari-hari tentunya seorang dokter tidak dapat lepas dari obat dalam menjalankan praktiknya. salah satu obat yang sering digunakan adalah antibiotik yang digunakan sebagai terapi antimikroba pada pasien yang mengalami infeksi. tentunya pemberian antimikroba memiliki indikasi tertentu dan berbagai pertimbangan.Pertimbangan dalam penggunaan antimikroba yang harus kita pikirkan sebagai seorang dokter diantaranya

1. Tepat waktu
Seorang dokter harus tau kapan sudah harus mulai memberikan antibiotik. Keterlambatan dalam inisiasi berpotensi mematikan
2.Sesuai
Semua patogen terisolasi rentan terhadap ≥1 antibiotik yang diberikan

3. Diberikan pada dosis dan interval konsisten yang memadai atau adequat dengan pK/pD sebagai parameternya.

4. Tepat waktu Memperlancar berdasarkan respon klinis dan data mikrobiologi

5. Cepat penghentian saat praktik 

Dalam menyeimbangkan kebutuhan pasien dan masyarakat. kita harus tepat dalam pemberian antibiotik. selain alasannya harus jelas, ketika seseorang memang diindikasikan untuk diberikan antibiotik, antibiotik yang kita berikan haruslah adekuat dan tidak boleh sembarangan. pemberian yang tidak adekuat berhubungan dengan peningkatan angka mortalitas. sedangkan pemberian yang sembarangan antibiotik broadsprektrum akan meningkatkan resistensi.

kesalahan kesalahan penggunaan antibiotik kini mulai banyak membuat resistensi di seluruh dunia. dapat dilihat pada gambar dibawah ini beberapa negara dan berbagai antimikroba nyang resisten di berbagai penjuru dunia. 
selain itu khususnya dinegara-negara asia pasifik beberapa jenis antibiotik golongan sefalosporin generasi 3 dan quinolon juga mulai resisten pada beberapa jenis mikroba tertentu. diantaranya dapat dilihat dari gambar dibawah ini
Tingkat prevalensi dari multi-drugs resisten di Asia sangat lah tinggi. dan hal ini termasuk diantaranya: 
-multi-drugs resisten gram negatif bacilli
-multi-drugs resisten Staphylococcus Aureus (MRSA).
-beta lactam dan markrolide resisten streptococcus pneumoniae

Peresepan antibiotik berlebihan juga dapat berdampak pada resistensi. dapat dilihat data dibawah ini penggunaan antibiotik di berbagai penjuru dunia

Penggunaan ati mikroba yang tidak tepat, kualitas obat yang rendah, kurangnya kepatuhan pasien dalam ketepatan minum obat, semuanya berkontribusi dalam berkembangnya resistensi dari antimikroba.ada beberapa patogen resisten seperti MRSA dan multi drugs resisten gram negatif bacilli yang berkembang di rumah sakit dan masyarakat luas.

Lalu bagaimana cara bakteri dapat resisten? Yaitu karena bakteru memiliki kemampuan bakteri untuk melawan efek dari obat. terjadi ketika bakteri bermutasi atau berubah dengan beberapa cara yang nantinya akan mengurangi atau menghilangkan efektivitas obat, bahan kimia atau agen lain dengan cara menginaktifasi atau memodifikasi obat yang dirancang untuk menyembuhkan atau mencegah infeksi.
bakteri dapat memproduksi enzim yang dapat menghancurkan atau memodifikasi struktur antibiotik. yang paling tersering adalah memproduksi enzim beta laktamase yang merupakan struktur utama dalam antibiotik golongan beta laktam. dua familial β-laktamase penting, terutama bertanggung jawab untuk menyebabkan resistensi pada bakteri Gram-negatif. carbapenem dan extended sprectum belaktamase.

lalu juga dengan cara mengubah situs target. Kemanjuran dari suatu antimikroba tergantung pula dari mengikat bagian yang spesifik dari suatu mikroba.resistensi muncul ketika patogen mengubah struktur dari target antimikroba tersebut.

cara lain juga dengan menurunkan akumulasi obat. Untuk dapat efektif antibiotik harus mncapai konsentrasi yang adekuat pada targetnya. mikroba dapat menurunkan akumulasi atau konsentrasi obat dengan dua cara yaitu dengan cara menurunkan permeabilitas dan peningkatan penghabisan obat. 

Lalu yang terakhir dengan mengubah persiapan metabolik. yang dipakai adalah bypass. misalnya sefalosporin adalah kompetitor analopg PABA dan inhibitor as folat dan as nucleus di bakteri. resistensi bakteri dengan menghindari PABA dengan menggunakan as folat sebagai gantinya.


Dapatkah Gram-positif dan Organisme Gram-Negatif Mengembangkan resistensi? Meskipun resistensi pada organisme Gram-positif adalah adalah resistensi yang lbih umum, namun diantaranya bakteri gram negatif lah yang berkembang. 

lalu kapan seharusmya seorang dokter menentukan antibiotik? WHO memperkirakan lebih dari 50% semua obat yang diresepkan, diberikan, atau dijual di tempat yang tidak tepat. 50% dari seluruh pasien gagal mendapatkan pengobatan yang tepat. 
Permasalahannya terletak pada:
-Polifarmasi
-Penggunaan berlebih antibiotik
-Penggunaan berlebih suntukan
-Gagal meresepkan sesuai pedoman klinis
-Pasien membeli/mengobati dirinya sendiri.
Penyalahgunaan obat-obatan, termasuk antibiotik, terjadi di semua negara, menyebabkan kerugian bagi orang-orang.

yang terpenting adalah kita tahu bahwa antibiotik tidak selalu harus digunakan. pasien harus dijelaskan bahwa antibiotik tidak berpengaruh pada infeksi virus dan banyak infeksi bakteri adalah self limiting atau dapat sebuh sendiri dan tidak perlu antibiotik. terlebih lebih virus yang tidak perlu sama sekali antibiotik.

lalu antibiotik juga lah harus dibeli dengan resep dan hanyalah dokter yang boleh memberikannya. sekarang ini banyak apotik yang menjual bebas antibiotik kepada masyarakat. tanpa harus mempumyai resep dari dokter. lalu distribusi antibiotik haruslah dipimpin atau diawasi dokter. termasuk permasalahan pengobatan pasien dengan sendiri dan dosis berlebih.

kapan dokter boleh meresepkan antibiotik? ada beberapa contoh kasus sehari-hari yang dapat kita pertimbangkan dalam pemberian antibiotilk

pada infeksi saluran pernafasan atas non spesifik biasanya adalah karena virus. sehingga antibiotik tidak direkomendasikan. bisa saja sekret yang purulent muncul pada pasien tersebut tapi jangan dulu cepat memprediksikan ini adalah infeksi bakteri.

lalu pada pharingitis akutbiasanya adalah dari grup beta hemoliticus streptococcus. sebagian besar kasus adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri. tapi aintibiotik dapat diberikan pada orang orang yang membutuhkan suportive care.

pada rhinosinmusitis dapat didiagnosis karena bakteri jika gejala sudah lebih dari 7 hari, maxillary facial/tooth pain, atau sekret yang purulent. sebenarnya tanpa antibiotik bisa. tapi antibiotik dapat diberikan sebagai inisiasi terapi empiric.

pada bronchitis dapat diberikan. apalagi jika ada pneumonia yang mempengaruhi vital sign atau ditemukannya suara paru yang patologist. namun tidak direkomendasikan pemberian antibiotik pada bronkritis yang tidak ada komplikasinya.

pneumonia yang didapat dari komunitas. inisiasi terapi empiris antibiotik dapat direkomendasikan pada kasus ini. obat yang dapat diberikan adalah golongan makrolid. seperti azitrhomycin, clarithromycin, erythromycin, atau doxycycline. terapi biasanya diberikan diatas 5 hari pada kebanyakan setiap antibiotik

pada infeksi telinga. biasanya pada infeksi telinga bisa kita observasi 3 hari terlebih dahulu. jika gejala masih ada setelah 3 hari bisa kita berikan antibiotik sebagai terapi empiris.

lalu pada pasien-pasien tertentu. misalkan pasien yang secara sistematis sangat tidak sehat, tanda atau gejala sakit yang serius dan atau adanya komplikasi yang muncul, pada komorbid pasien dengan resiko komplikasi yang tinggi, batuk akut dan pasien dengan umur diatas 65 tahun dengan  lebih dari samadengan dua hal dibawah atau lebih dari 8-0 tahun dan lebih dari samadengan 1 hal dibawah:
-sebelumnya dirumahsakit bertahun-tahun
-DM tipe 1 dan 2
-ada riwayat CHF
-menggunakan obat minum glucocorticoids



No comments:

Post a Comment