BAB III
METODA PENELITIAN
- Disain:
- Disain penelitian deskriptif untuk
menjawab pertanyaan no 1-4
- Disain penelitian analitik untuk
menjawab pertanyaan no 5-6
- Tempat dan waktu
Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD
Koja dalam periode 1 September 2012 – 28 Februari 2013Oktober 2009.
- Populasi dan sampel
Populasi target adalah semua penderita sirosis
yang datang ke Rumah Sakit Koja.
Populasi terjangkau adalah semua pasien sirosis yang berkunjung ke Poli
P Dalam atau dirawat di ruang Penyakit Dalam RSUD Koja atau di ruang selain
penyakit dalam namun dikonsulkan ke IPD Koja.
Subjek penelitian adalah mereka yang
termasuk ke dalam populasi terjangkau dan memenuhi kriteria penelitian yaitu sirosis
yang memenuhi kriteria inklusi.
Metoda pengambilan sampel adalah dengan
cara non-probability sampling yaitu consecutive sampling
- Kriteria inklusi dan eksklusi
- Inklusi:
A.
Untuk
tahap 1: semua sirosis hepatis
B.
Untuk
tahap 2: semua sirosis hati yang memenuhi kriteria
DM
tipe sirosis
- Eksklusi:
- Menolak diikutsertakan dalam penelitian
- Keadaan umum jelek sehingga tidak bisa
diwawancara
- Sudah berkembang menjadi hepatoma
- Besar sampel :
Untuk menjawab pertanyaan no 1-4 (penelitian tahap
1), besar sampel tidak dibatasi karena merupakan penelitian
deskriptif-observasional. Namun dari angka kekerapan kunjungan pasien sirosis
hati, diperkirakan dalam periode 6 bulan penelitian, dengan lamanya pengambilan
sampel sekitar 4 bulan, akan didapatkan 20 pasien sirosis hati.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian nomor 5,
dilakukan penelitian dengan disain analitik menggunakan rumus beda mean 2 arah, yaitu:
|
power = 0,90, zb = 1,64
s = simpang baku dari
selisih rerata = 0,58
(x1-x2)
= adalah perbedaan rerata rasio
GDPP/GDP yang dianggap bermakna (penilaian klinis) = 1
Nilai s
dan penetapan (x1-x2) diambil dari studi Kim et al.6
Berdasarkan rumus
di atas maka besar sampel yang diperlukan sebesar 8 subyek pada masing-masing kelompok. Perkiraan drop out 10% dari 8 subyek = 9 subyek
untuk masing-masing kelompok. Total
keseluruhan adalah 18 subyek.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian nomor 6,
dilakukan penelitian dengan disain analitik menggunakan rumus beda mean 2 arah, yaitu:
a = 0,5 (uji dua arah), za = 1,96
|
power = 0,90, zb = 1,64
s = simpang baku dari
selisih rerata = 4
(x1-x2)
= adalah perbedaan rerata kadar
insulin puasa yang dianggap bermakna
(penilaian klinis) = 7
Nilai s
dan penetapan (x1-x2) diambil dari studi Kim et al.6
Berdasarkan rumus
di atas maka besar sampel yang diperlukan sebesar 8 subyek pada masing-masing kelompok. Perkiraan drop out 10% dari 8 subyek = 9 subyek
untuk masing-masing kelompok. Total
keseluruhan adalah 18 subyek.
Karena jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan no 5 dan 6 sama besar yaitu 18 subyek maka pada tahap 2 ini
diperlukan 18 subyek.
- Identifikasi variabel
Untuk menjawab pertanyaan no 1-4, variabel yang digunakan
adalah:
a. Sirosis hati
b. Toleransi glukosa terganggu
c. Diabetes melitus
d. Asupan gula
e. Status Gizi
f. Kriteria Child Pugh
Untuk menjawab pertanyaan no 5-6, variabel yang digunakan
adalah:
a.
Variabel
bebas: rasio
GDPP/GDP, kadar insulin puasa
b.
Variabel
terikat: kelompok DM tipe sirosis, DM tipe 2
- Batasan operasional
a. Sirosis hati
-
Definisi: Sirosis
hati merupakan perjalanan akhir berbagai
macam penyakit hati, yang ditandai dengan fibrosis yang mengakibatkan penumpukan kelebihan matriks ekstraselular seperti
kolagen, glikoprotein, proteoglikan dalam hati.6
- Cara ukur: dinyatakan sirosis bila
memenuhi kriteria dibawah ini.15
i.
Biopsi
sesuai sirosis hati, atau
ii.
Memenuhi
minimal 2 dari kriteria berikut;
- Imaging yang khas
- Varises esofagus atau gaster
- Asites
- INR meninggi
Imaging
yang khas adalah:
i.
Definisi: pemeriksaan ultrasonografi (USG) hati yang mendapatkan
gambaran hati mengecil, permukaan ireguler, ekogenitas inhomogen dan kasar,
pelebaran diameter vena porta > 13mm, splenomegali, pelebaran diameter vena
lienalis > 11mm.22
ii.
Cara
ukur: dengan melakukan pemeriksaan USG hati
iii.
Alat
ukur: alat USG yang digunakan di RSCM dan RS Koja
iv.
Hasil
ukur: kategorik, sirosis hati atau bukan sirosis
b. Rasio GDPP/GDP (hanya untuk tahap 2)
i.
Definisi : Perbandingan kadar glukosa darah 2j
postprandial terhadap kadar glukosa darah puasa
ii.
Cara ukur :
-
Ambil darah vena sesudah puasa 10-12 jam GDP)
-
Pasien diminta makan seperti biasa
-
Dua jam kemudian ambil glukosa darah (GDPP)
-
Dihitung rasio GDPP/GDP
iii.
Alat ukur : Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil ukur : rasio (tanpa satuan)
c. Kadar insulin puasa
i.
Definisi : Kadar insulin darah setelah puasa 10-12 jam
ii.
Cara ukur :
-
Ambil darah vena (darah beku) sesudah puasa
10-12 jam
-
Kirim ke laboratorium
iii.
Alat ukur : Metoda Radio Immuno Assay
iv.
Hasil ukur : numerik (µUI/mL)
d. Toleransi glukosa terganggu:
i.
Definisi: Glukosa darah 2j sesudah asupan 75 gram
glukosa ≥ 200 mg/dL
ii.
Cara
ukur: memeriksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah menghabiskan 75 gram
glukosa dalam 200 cc air
iii.
Alat
ukur: Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil
ukur: kategorik, TGT atau bukan TGT
e. Diabetes melitus
i.
Definisi: Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL atau 2j
sesudah makan ≥ 200 mg/dL disertai gejala yang khas, atau glukosa darah diulang
2x dengan hasil puasa ≥126 mg/dL atau 2j sesudah makan ≥200 mg/dL
ii.
Cara
ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam sesudah makan
iii.
Alat
ukur: Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil
ukur: kategorik, DM atau bukan DM
f. Diabetes melitus tipe sirosis
i.
Definisi: memenuhi kriteria DM, dan sebelum terkena DM
sudah terdiagnosis sirosis hati
ii.
Cara
ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam sesudah makan
iii.
Alat
ukur: Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil
ukur: kategorik, DM tipe sirosis atau bukan DM tipe sirosis
g. Diabetes melitus tipe 2
i.
Definisi:
memenuhi kriteria DM, usia terkena DM diatas 40 tahun, glukosa darah pernah
terkendali tanpa insulin
ii.
Cara
ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam sesudah makan
iii.
Alat
ukur: Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil
ukur: kategorik, DMT2atau bukan DMT2
h. Asupan gula
i.
Definisi: makan makanan maupun minum minuman yang
mengandung glukosa tinggi
ii.
Cara
ukur: anamnesis gizi
iii.
Alat
ukur: tidak ada
iv.
Hasil
ukur: kategorik,
-
Tidak
pernah: tidak pernah makan makanan maupun minum minuman yang mengandung glukosa
tinggi
-
Jarang:
1 kali seminggu makan makanan maupun minum minuman yang mengandung glukosa
tinggi
-
Sering:
2 kali seminggu makan makanan maupun minum minuman yang mengandung glukosa
tinggi
-
Setiap
hari: setiap hari makan makanan maupun minum minuman yang mengandung glukosa
tinggi
i.
Status
Gizi berdasarkan IMT
i.
Definisi merupakan parameter nutrisi berdasarkan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB)
ii.
Cara ukur :
-
Ukur tinggi badan
-
Timbang berat badan
-
Hitung IMT dengan rumus BB (kg) / TB2 (m2)
iii.
Alat ukur : meteran dan timbangan badan
iv.
Hasil ukur :
-
numerik, dalam kg/m2
-
kategorik:
I.
Gizi kurang: <18.5 kg/m2
II.
Gizi normal: 18.5-24.9 kg/m2
III.
Gizi lebih: ≥ 30 kg/m2
j.
Status
Gizi berdasarkan SGA
i.
Definisi : SGA adalah teknik klinis yang menggabungkan
data dari aspek subyektif dan obyektif dari riwayat kesehatan (berat perubahan,
perubahan pola makan, gejala gastrointestinal, dan perubahan dalam kapasitas
fungsional) dan pemeriksaan fisik (tingkat rendah lemak subkutan dan massa
otot, pergelangan kaki atau sacral edema
dan asites).
ii.
Cara ukur : wawancara dengan mengisi kuesioner yang
sudah ada.
iii.
Alat ukur : Kuesioner.
iv.
Hasil ukur : kategorik, yaitu bergizi baik (SGA A),
bergizi sedang (SGA B) dan malnutrisi (SGA C).
k. Status Gizi berdasarkan MAMC
i.
Definisi : MAMC (mid-arm
muscle circumference) adalah pemeriksaan antropometri yang menggunakan
pengukuran MUAC (muscle upper-arm
circumference) dan TSF (Triceps
skin-fold thickness)
ii.
Cara ukur :
-
Ukur MUAC
-
Ukur TSF
-
Hitung MAMC dengan rumus MAMC = MUMC – (3.14 x
TSF)
iii.
Alat ukur : Meteran dan caliper Corona
iv.
Hasil ukur :
-
numerik (mm)
-
kategorik, yaitu malnutrisi berat bila MAMC
dibawah persentil 5, malnutrisi ringan bila persentil 5,1-15 dan normal bila
diatas 15
l.
Kriteria
Child Pugh
i.
Definisi : kriteria cadangan fungsi hati berdasarkan
adanya asites, ensefalopati, bilirubin, albumin dan masa protrombin
ii.
Cara ukur : pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
(bilirubin, albumin dan masa protrombin)
iii.
Alat ukur : ABX Cobas miraplus untuk bilirubin dan
albumin, coatron M1 untuk masa
protrombin
iv.
Hasil ukur : kategorik, yaitu child pugh A, B dan C
(sesuai parameter)
Parameter
|
Ringan (1 point)
|
Sedang (2 point)
|
Berat (3 point)
|
Bilirubin serum (mg/dl)
|
< 2
|
2-3
|
>3
|
Albumin serum (g/dl)
|
> 3,5
|
< 3
|
|
Masa protrombin (detik)
|
0-4
|
4-6
|
>6
|
Asites
|
-
|
Terkontrol
|
Tidak terkontrol
|
Ensefalopati
|
-
|
Minimal
|
Berat
|
Skor berjumlah 5-6 masuk
ke Child Pugh klas A, 7-9 klas B, 10-15 klas C
- Alur penelitian
- Cara kerja
Tahap 1
- Semua pasien sirosis hati yang
dirawat atau berkunjung ke Poli P Dalam, didata sesuai dengan formulir
isian penelitian yang terlampir dalam lampiran 3
- Diperiksa antropometriknya
- Diperiksa laboratorium
- Albumin, Bilirubin, Masa protrombin
- GTT
- Diambil serum untuk disimpan di
laboratorium
- Bila hasil GTT menunjukkan DM tipe sirosis,
maka subyek diikutsertakan untuk penelitian tahap 2.
- Disimpulkan status gizinya
- Disimpulkan kriteria child-pughnya
- Disimpulkan status metabolisme
gulanya
Tahap 2
a.
Diambil 9 orang pasien dari tahap 1 yang memenuhi
kriteria DM tipe sirosis
b.
Diambil 9 orang pasien pasien DMT2 dengan jenis kelamin
yang sama, dan kisaran usia tidak lebih dari 5 tahun bedanya dari kelompok DM
tipe sirosis.
c.
Dilengkapi data karakteristik ke-2 grup (lampiran 4)
d.
Diperiksa laboratorium:
i.
GD N-PP, kemudian dihitung GDPP/GDP
ii.
Diambil serum untuk pemeriksaan insulin puasa
- Analisis data
Analisis dilakukan secara univariat.
-
Semua data kategori disajikan dalam n
(%)
-
Semua data numerik yang berdistribusi
normal disajikan dalam mean (SD), dan bila tidak berdistribusi normal disajikan
dalam median
Analisis
bivariat
Untuk menjawab pertanyaan 5 dan 6
digunakan uji rerata berpasangan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
-
Rasio
GDPP/GDP antara kelompok DM tipe sirosis dan DMT2
-
Kadar
insulin puasa antara kelompok DM tipe sirosis dan DMT2
dengan menggunakan student t test dependen
bila hasil homogen dan uji non parametrik Wilcoxon bila nilai tidak
terdistribusi normal
- Masalah etika
Akan dimintakan kaji etik dari Panitia Tetap Penilai Etik Penelitian FK
Ukrida. Penelitian ini diawali dengan memberi penjelasan kepada pasien yang
menjadi subjek penelitian. Data rekam medik yang dipergunakan dijaga
kerahasiaannya
- Jadual penelitian
Direncanakan dalam 6 bulan kalender
yaitu 1 September 2012 – 28 Februari
2013
Kegiatan
|
September
|
Oktober
|
Nopember
|
Desember
|
Januari
|
Februari
|
Proposal
|
✓
|
|
|
|
|
|
Pengumpulan data
|
|
✓
|
✓
|
✓
|
✓
|
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
✓
|
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
✓
|
Publikasi
|
|
|
|
|
|
✓
|
1. Proposal
a. Membuat
judul
b. Membentuk
tim
c. Mengumpulkan
literature
d. Membuat
Pendahuluan
e. Membuat
Tinjauan Pustaka
f. Membuat
Metoda Penelitian
g. Membuat
Anggaran
2. Pengumpulan
Data
a. Memilih
mahasiswa asisten peneliti
b. Mengkoordinasikan
kegiatan penelitian dengan internis di Koja
c. Melatih
mahasiswa untuk mengumpulkan data
d. Membagi
tugas mahasiswa untuk menjaring pasien di Poli Penyakit Dalam dan Instalas
Gawat Darurat RS Koja
e. Mendata
semua pasien yang masuk kriteria inklusi
f. Mengambil
hasil laboratorium
3. Pengolahan
Data
a. Menginput
data kedalam bentuk excel
b. Memproses
data dengan menggunakan SPSS 20
c. Melakukan
konsultasi dengan pakar statistik
4. Analisis
Data
a. Membuat
tabulasi hasil penelitian
b. Melakukan
konsultasi dengan pakar tropik-infeksi
c. Membuat
artikel penelitian
5. Publikasi
a. Menetapkan
jurnal ilmiah kedokteran untuk publikasi artikel
b. Mengirim
artikel
No comments:
Post a Comment