BAB III
METODA PENELITIAN
- Disain:
- Disain penelitian deskriptif untuk menjawab pertanyaan no 1-4
- Disain penelitian analitik untuk menjawab pertanyaan no 5-6
- Tempat dan waktu
Penelitian
dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Koja dalam periode Februari 2013- Juni 2013Oktober 2009.
- Populasi dan sampel
Populasi
target adalah semua penderita sirosis yang datang ke Rumah Sakit Koja. Populasi terjangkau adalah semua pasien
sirosis yang berkunjung ke Poli P Dalam atau dirawat di ruang Penyakit Dalam
RSUD Koja atau di ruang selain penyakit dalam namun dikonsulkan ke IPD Koja.
Subjek
penelitian adalah mereka yang termasuk ke dalam populasi terjangkau dan
memenuhi kriteria penelitian yaitu sirosis yang memenuhi kriteria inklusi.
Metoda
pengambilan sampel adalah dengan cara non-probability sampling yaitu consecutive
sampling
- Kriteria inklusi dan eksklusi
- Inklusi:
A.
Untuk tahap 1: semua sirosis hepatis
B.
Untuk tahap 2:
a.
Kelompok kasus: semua sirosis hati yang memenuhi kriteria
DM tipe sirosis
b.
Kelompok kontrol: DM tipe-2 yang belum diterapi atau
sudah > seminggu putus berobat, dengan rentang usia sebanding (beda £ 5
tahun)
- Eksklusi:
- Menolak
diikutsertakan dalam penelitian
- Keadaan
umum jelek sehingga tidak bisa diwawancara
- Sudah
berkembang menjadi hepatoma
- Besar sampel :
Untuk
menjawab pertanyaan no 1-4 (penelitian tahap 1), besar sampel tidak dibatasi
karena merupakan penelitian deskriptif-observasional. Namun dari angka
kekerapan kunjungan pasien sirosis hati, diperkirakan dalam periode 6 bulan
penelitian, dengan lamanya pengambilan sampel sekitar 4 bulan, akan didapatkan
20 pasien sirosis hati.
Untuk
menjawab pertanyaan penelitian nomor 5, dilakukan penelitian dengan disain
analitik menggunakan rumus beda mean 2 arah, yaitu:
a = 0,5 (uji dua arah), za
= 1,96
power = 0,90, zb
= 1,64
s =
simpang baku dari selisih rerata = 0,58
(x1-x2) = adalah perbedaan rerata rasio GDPP/GDP yang dianggap bermakna (penilaian klinis) = 1
Nilai s dan penetapan (x1-x2) diambil dari
studi Kim et al.6
Berdasarkan rumus
di atas maka besar sampel yang diperlukan sebesar 8 subyek pada masing-masing kelompok. Perkiraan drop out 10% dari 8 subyek = 9
subyek untuk masing-masing kelompok. Total keseluruhan adalah 18 subyek.
Untuk
menjawab pertanyaan penelitian nomor 6, dilakukan penelitian dengan disain
analitik menggunakan rumus beda mean 2 arah, yaitu:
=
0,5 (uji dua arah), za
= 1,96
power = 0,90, zb
= 1,64
s =
simpang baku dari selisih rerata = 4
(x1-x2) = adalah perbedaan rerata kadar
insulin puasa yang dianggap bermakna
(penilaian klinis) = 7
Nilai s dan penetapan (x1-x2) diambil dari
studi Kim et al.6
Berdasarkan rumus
di atas maka besar sampel yang diperlukan sebesar 8 subyek pada masing-masing kelompok. Perkiraan drop out 10% dari 8 subyek = 9
subyek untuk masing-masing kelompok. Total keseluruhan adalah 18 subyek.
Karena jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan no 5 dan 6 sama besar yaitu 18 subyek maka pada tahap 2 ini
diperlukan 18 subyek.
- Identifikasi variabel
Untuk
menjawab pertanyaan no 1-4, variabel yang digunakan adalah:
a.
Sirosis hati
b.
Toleransi glukosa terganggu
c.
Diabetes melitus
d.
Asupan gula
e.
Status Gizi
f.
Kriteria Child Pugh
Untuk
menjawab pertanyaan no 5-6, variabel yang digunakan adalah:
a. Variabel
bebas: rasio GDPP/GDP,
kadar insulin puasa
b. Variabel
terikat: kelompok DM tipe sirosis, DM tipe 2
- Batasan operasional
a.
Sirosis hati
-
Definisi: Sirosis hati merupakan perjalanan akhir berbagai macam
penyakit hati, yang
ditandai dengan fibrosis yang mengakibatkan
penumpukan kelebihan matriks ekstraselular seperti kolagen, glikoprotein,
proteoglikan dalam hati.6
-
Cara
ukur: dinyatakan sirosis bila memenuhi kriteria dibawah ini.15
i.
Biopsi sesuai sirosis hati, atau
ii.
Memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut;
- Imaging
yang khas
- Varises
esofagus atau gaster
- Asites
- INR meninggi
Imaging yang khas adalah:
i.
Definisi:
pemeriksaan ultrasonografi (USG) hati yang mendapatkan gambaran hati
mengecil, permukaan ireguler, ekogenitas inhomogen dan kasar, pelebaran
diameter vena porta > 13mm, splenomegali, pelebaran diameter vena lienalis
> 11mm.22
ii.
Cara ukur: dengan melakukan pemeriksaan USG hati
iii.
Alat ukur: alat USG yang digunakan di RSCM dan RS Koja
iv.
Hasil ukur: kategorik, sirosis hati atau bukan sirosis
b.
Rasio GDPP/GDP (hanya untuk tahap 2)
i.
Definisi
: Perbandingan kadar glukosa darah 2j postprandial terhadap kadar glukosa darah
puasa
ii.
Cara
ukur :
-
Ambil
darah vena sesudah puasa 10-12 jam GDP)
-
Pasien
diminta makan seperti biasa
-
Dua
jam kemudian ambil glukosa darah (GDPP)
-
Dihitung
rasio GDPP/GDP
iii.
Alat
ukur : Metoda enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil
ukur : rasio (tanpa satuan)
c.
Kadar insulin puasa
i.
Definisi
: Kadar insulin darah setelah puasa 10-12 jam
ii.
Cara
ukur :
-
Ambil
darah vena (darah beku) sesudah puasa 10-12 jam
-
Kirim
ke laboratorium
iii.
Alat
ukur : Metoda Radio Immuno Assay
iv.
Hasil
ukur : numerik (µUI/mL)
d.
Toleransi glukosa terganggu:
i.
Definisi: Glukosa
darah 2j sesudah asupan 75 gram glukosa ≥
200 mg/dL
ii.
Cara ukur: memeriksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah menghabiskan 75 gram glukosa
dalam 200 cc air
iii.
Alat ukur: Metoda
enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil ukur: kategorik, TGT atau bukan TGT
e.
Diabetes melitus
i.
Definisi: Glukosa
darah puasa ≥ 126 mg/dL atau 2j sesudah makan ≥ 200 mg/dL disertai gejala yang
khas, atau glukosa darah diulang 2x dengan hasil puasa ≥126 mg/dL atau 2j
sesudah makan ≥200 mg/dL
ii.
Cara ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam
sesudah makan
iii.
Alat ukur: Metoda
enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil ukur: kategorik, DM atau bukan DM
f.
Diabetes melitus tipe sirosis
i.
Definisi: memenuhi
kriteria DM, dan sebelum terkena DM sudah terdiagnosis sirosis hati
ii.
Cara ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam
sesudah makan
iii.
Alat ukur: Metoda
enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil ukur: kategorik, DM tipe sirosis atau bukan DM tipe
sirosis
g.
Diabetes melitus tipe 2
i.
Definisi: memenuhi kriteria DM, usia terkena DM diatas 40
tahun, glukosa darah pernah terkendali tanpa insulin
ii.
Cara ukur: memeriksa kadar glukosa darah puasa atau 2 jam
sesudah makan
iii.
Alat ukur: Metoda
enzimatik Heksokinase
iv.
Hasil ukur: kategorik, DMT2atau bukan DMT2
h.
Asupan gula
i.
Definisi: makan
makanan maupun minum minuman yang mengandung glukosa tinggi
ii.
Cara ukur: anamnesis gizi
iii.
Alat ukur: tidak ada
iv.
Hasil ukur: kategorik,
-
Tidak pernah: tidak pernah makan makanan maupun minum
minuman yang mengandung glukosa tinggi
-
Jarang: 1 kali seminggu makan makanan maupun minum
minuman yang mengandung glukosa tinggi
-
Sering: 2 kali seminggu makan makanan maupun minum
minuman yang mengandung glukosa tinggi
-
Setiap hari: setiap hari makan makanan maupun minum
minuman yang mengandung glukosa tinggi
i.
Status Gizi berdasarkan IMT
i.
Definisi
merupakan parameter nutrisi berdasarkan
tinggi badan (TB) dan berat badan (BB)
ii.
Cara
ukur :
-
Ukur
tinggi badan
-
Timbang
berat badan
-
Hitung
IMT dengan rumus BB (kg) / TB2 (m2)
iii.
Alat
ukur : meteran dan timbangan badan
iv.
Hasil
ukur :
-
numerik,
dalam kg/m2
-
kategorik:
I.
Gizi
kurang: <18.5 kg/m2
II.
Gizi
normal: 18.5-24.9 kg/m2
III.
Gizi
lebih: ≥ 30 kg/m2
j.
Status Gizi berdasarkan SGA
i.
Definisi
: SGA adalah teknik klinis yang menggabungkan data dari aspek subyektif dan
obyektif dari riwayat kesehatan (berat perubahan, perubahan pola makan, gejala
gastrointestinal, dan perubahan dalam kapasitas fungsional) dan pemeriksaan
fisik (tingkat rendah lemak subkutan dan massa otot, pergelangan kaki atau sacral edema dan asites).
ii.
Cara
ukur : wawancara dengan mengisi kuesioner yang sudah ada.
iii.
Alat
ukur : Kuesioner.
iv.
Hasil
ukur : kategorik, yaitu bergizi baik (SGA A), bergizi sedang (SGA B) dan
malnutrisi (SGA C).
k.
Status Gizi berdasarkan MAMC
i.
Definisi
: MAMC (mid-arm muscle circumference)
adalah pemeriksaan antropometri yang menggunakan pengukuran MUAC (muscle upper-arm circumference) dan TSF
(Triceps skin-fold thickness)
ii.
Cara
ukur :
-
Ukur
MUAC
-
Ukur
TSF
-
Hitung
MAMC dengan rumus MAMC = MUMC – (3.14 x TSF)
iii.
Alat
ukur : Meteran dan caliper Corona
iv.
Hasil
ukur :
-
numerik
(mm)
-
kategorik,
yaitu malnutrisi berat bila MAMC dibawah persentil 5, malnutrisi ringan bila
persentil 5,1-15 dan normal bila diatas 15
l.
Kriteria Child Pugh
i.
Definisi
: kriteria cadangan fungsi hati berdasarkan adanya asites, ensefalopati,
bilirubin, albumin dan masa protrombin (table 3)
ii.
Cara
ukur : pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (bilirubin, albumin dan masa
protrombin)
iii.
Alat
ukur : ABX Cobas miraplus untuk bilirubin dan albumin, coatron M1
untuk masa protrombin
iv.
Hasil
ukur : kategorik, yaitu child pugh A, B dan C (sesuai parameter)
Tabel 3: Klasifikasi Child Pugh
Parameter
|
Ringan
(1 point)
|
Sedang (2 point)
|
Berat
(3 point)
|
Bilirubin serum (mg/dl)
|
<
2
|
2-3
|
>3
|
Albumin serum (g/dl)
|
>
3,5
|
<
3
|
|
Masa protrombin (detik)
|
0-4
|
4-6
|
>6
|
Asites
|
-
|
Terkontrol
|
Tidak
terkontrol
|
Ensefalopati
|
-
|
Minimal
|
Berat
|
Skor berjumlah 5-6 masuk ke Child
Pugh klas A, 7-9 klas B, 10-15 klas C
- Alur penelitian
- Cara kerja
Tahap 1- Semua pasien sirosis hati yang dirawat atau berkunjung ke Poli P
Dalam, didata sesuai dengan formulir isian penelitian yang terlampir
dalam lampiran
- Diperiksa antropometriknya
- Diperiksa laboratorium
- Albumin, Bilirubin, Masa protrombin- GTT- Diambil serum untuk disimpan di laboratorium- Bila hasil GTT menunjukkan DM tipe sirosis, maka subyek diikutsertakan untuk penelitian tahap 2.- Disimpulkan status gizinya
- Disimpulkan kriteria child-pughnya
- Disimpulkan status metabolisme gulanya
Tahap 2a. Diambil 9 orang pasien dari tahap 1 yang memenuhi kriteria DM tipe sirosisb. Diambil 9 orang pasien pasien DMT2 dengan jenis kelamin yang sama, dan kisaran usia tidak lebih dari 5 tahun bedanya dari kelompok DM tipe sirosis.c. Dilengkapi data karakteristik ke-2 grup (lampiran 4)d. Diperiksa laboratorium:i. GD N-PP, kemudian dihitung GDPP/GDPii. Diambil serum untuk pemeriksaan insulin puasa- Analisis data
Analisis dilakukan secara univariat.- Semua data kategori disajikan dalam n (%)- Semua data numerik yang berdistribusi normal disajikan dalam mean (SD), dan bila tidak berdistribusi normal disajikan dalam medianAnalisis bivariatUntuk menjawab pertanyaan 5 dan 6 digunakan uji rerata berpasangan untuk mengetahui perbedaan rata-rata- Rasio GDPP/GDP antara kelompok DM tipe sirosis dan DMT2- Kadar insulin puasa antara kelompok DM tipe sirosis dan DMT2dengan menggunakan student t test dependen bila hasil homogen dan uji non parametrik Wilcoxon bila nilai tidak terdistribusi normal- Masalah etika
Penelitian ini telah mendapat ”Lolos Kaji Etik” dari Panitia Tetap Penilai Etik Penelitian FK Ukrida. Penelitian diawali dengan memberi penjelasan kepada pasien yang menjadi subjek penelitian. Data rekam medik yang dipergunakan dijaga kerahasiaannya - Cara kerja
No comments:
Post a Comment