Friday, July 6, 2018

Ringkasan Video Ajar Bedside Teaching Abdomen dan Ekstremitas


Bedside Teaching

Disampaikan Oleh:
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD KGEH FINASIM
 

Diringkas oleh:
Vinsensia Dini Bayuari


Belajar kasus langsung dari pasien, bisa mengevaluasi bagaimana anamnesis yang benar, bagaimana PF dan PP yang benar langsung dari kasus yang bersangkutan.
a.     Abdomen
Kasus: Sirosis Hepatis
Wanita 52 tahun, sudah dirawat selama seminggu dengan keluhan utama lemas 1 hari SMRS. Dilakukan PF abdomen:
-          Inspeksi: perut membesar, tidak ada spider nevy, tidak ada vena kolateral, terlihat adanya striae gravidarum.
-       Palpasi: Limpa (diharapkan adanya splenomegali), dimana pada pasien sirosis dapat terjadi karena terhambatnya aliran porta ke hepar sehingga menyebabkan tekanan diteruskan ke limpa. Saat pemeriksaan minta pasien untuk menarik nafas sehingga diafragma akan turun sehingga limpa dapat teraba. Pada perut secara acak apakah teraba masa, jika tidak ada masa maka dapat dimulai palpasipada daerah umbilikal. Jika ada masa, dimulai dari Schuffner 8.
-   Perkusi: yang diharapkan shifting dullnes positif dikarenakan adanya asites yang disebabkan oleh 3 hal:
1.      Hipoalbuminemia
2.      Hipertensi porta
3.      Hiperaldosteronisme
Mulai dari umbilikus ke lateral yang akan terdengar bunyi timpani, sampai terdengar bunyi pekak, kemudian minta pasien berbaring ke sisi sebaliknya, perkusi lagi akan terdengar timpani, ini dinamakan pekak berpindah. Untuk memastikannya, kempali perkusi ke posisi awal untuk mendapatkan bunyi pekak. Jika terdapat bunyi pekak berpindah maka disimpulkan shifting dullnes positif.
-        Pasien yang dicurigai mengalami ensefalopati hepatikum, dilakukan pemeriksaan flapping tremor. Pasien berbaring dengan posisi tangan lurus tangan disamping tubuh, kemudian sendi pergelangan tangan diekstensi maksimal, awalnya pemeriksa menahan tangan pasien, kemudian lepaskan dan minta psien untuk menahan tangannya sendiri.
1.      Jika setelah dilepaskan posisi tangan tetap: flapping tremor negatif
2.      Jika setelah dilepas posisi tangan perlahan turun: flapping tremor positif
3.      Jika setelah dilepas tangan pasien langsung terjatuh: flapping tremor negatif namun pasien sudah masuk kedalam fase koma atau ensefalopati hepatikum
-   Pemeriksaan ekstremitas diharapkan adanya pitting edema yang diakibatkan oleh hipoalbumin. Tekan agak lama pada ekstremitas, kemudian lepaskan. Pada pasien ini pitting edema positif.
-          Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan pansitopenia, dimana hemoglobin, leukosit, dan trombosit menurun yang disebabkan oleh hipertensi portal yang menyebabkan kongestif limpa yang berkelanjutan dan menjadi aktif dan menyebabkan hipersplenisme.
-        Hipoalbuminemia: karena fungsi hati menurun yang menyebabkan fungsi sintesis albumin menurun.
Jadi masalah pada pasien ini bukan karena lemas melainkan karena asites yang semakin membesar. Terapi definitif bisa menggunakan sporonolakton namun terkadang ada yang perlu dilakukan pungsi asites dengan indikasi:
1.      Diagnostik: bila ragu akan penyebab asitesnya atau jika curiga adanya PBS
2.      Terapeutik: dilakukan pada pasien ini karena asites masif dan mengganggu aktivitas.
Setelah anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, pemeriksaan penujang yang sangat penting untuk menegakkan diagnostik adalah ultrasonografi, untuk memastikan apakah benar pasien menderita sirosis hari. Pada pasien ini didapatkan adanya gambaran asites, maka akan dilakukan pungsi asites:
-          Asepsis antisepsis dengan betadin alkohol
-          Injeksi lidokain 2 ampul
-          Ambil cairan 10cc untuk laboratorium
-          Masukkan abbocath nomor 14
-          Sambungkan dengan blood set dan wadah kosong untuk menampung cairan
b.    
          Ekstremitas
Kasus: pasien perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi lutut sebelah kiri (monolateral). Kemungkinan diagnosa:
-          Gout
-          Septic arthritis
-          OA yang mengalami efusi
1.      Anamnesa: keluhan utama nyeri sendi lutut kiri sejak 1 minggu SMRS.
2.      Pemeriksaan fisik:
3.      Inspeksi: bengkak pada lutut kiri
4.      Krepitasi sendi: pasien berbaring, tangan kiri diletakkan pada lutut pasien, tangan kanan mengangkat kaki pasien, gerakkan kaki fleksi dan ekstensi untuk merasakan krepitasi. Pada pasien ini krepitasi positif.
5.      Pemeriksaan balotemen pada lutut yang bengkak.
-          Tangan kanan pada lutut bawah, tangan kiri pada lutut atas dan gunakan telunjuk untuk medorong dan merasakan adanya cairan yang bergerak ke arah jempol. Pada pasien ini dirasakan adanya ciran yang bengkak.
-          Tangan kanan dan kiri letakkan pada masing-masing sisi lutut, lakukan hentakan pada tangan kanan dan akan dirasakan gelombang cairan di tangan kiri.
6.      Pungsi sendi

1 comment:

  1. Bergantung pada diet ketat yang konvensional dan olahraga bisa jadi sulit. Namun, ada beberapa kiat terbukti yang dapat membantu Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dengan mudah.

    Ini adalah cara efektif untuk mengurangi berat badan Anda, serta mencegah penambahan berat badan di masa depan.

    Berikut 11 cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu diet ketat atau olahraga. Semuanya didasarkan pada sains.

    Otak Anda butuh waktu untuk memproses bahwa Anda sudah cukup makan.


    11 Cara untuk Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga dan Diet Ketat

    ReplyDelete