Wednesday, July 11, 2018

Ringkasan Video Fisioterapi & Penyakit Muskuloskeletal


Disampaikan oleh:
dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD KGEH FINASIM


Diringkas oleh:
Stellon Salim

Fisioterapi
Prevalensi penyakit muskuloskeletal yang ditemui di rumah sakit cukup tinggi. Umumnya pasien mengeluhkan nyeri pada lokasi-lokasi tertentu seperti leher, bahu, pinggang, ataupun lutut. Penyakit muskuloskeletal sendiri umumnya adalah osteoarthritis, gout, ataupun rhemathoid arthritis. Hal ini menyebabkan meningkatnya pasien mengkonsumsi obat nyeri (terutama NSAID) jangka panjang. Padahal mengkonsumsi obat NSAID jangka panjang dapat munculnya efek samping yang umumnya berupa dispepsia ataupun nefrotoxic pada pasien. Maka dari itu, perlunya penyembuhan nyeri tanpa mengkonsumsi obat-obatan untuk menghindari efek samping obat. Salah satu caranya adalah dengan fisioterapi.

Fisioterapi adalah proses merehabilitasi seseorang agar terhindar dari cacat fisik melalui serangkaian pencegahan, diagnosis, serta penanganan untuk menangani gangguan fisik pada tubuh akibat cedera atau penyakit. Fisioterapi bisa dilakukan pada pasien dari semua rentang usia, misalnya untuk mengobati sakit punggung, persiapan olahraga, hingga persiapan persalinan.


Pada kasus nyeri umumnya dokter fisioterapi (Rehabilitasi Medik) umumnya melakukan terapi dengan microwave diathermy, TENS dan ultrasound.
  1. Microwave Diathermy (MWD): merupakan terapi stressor fisis berupa energi elektromagnetik. Hal ini menghasilkan panas timbul dan membuat vasodilatasi untuk buang histamin dan prostaglandin. Pada akhirnya nyeri akan lenyap. Selain itu pemanasan juga mengurangi nyeri, kaku otot dan meningkatkan metabolisme. Intensitas panas yang diberikan sesuai toleransi pasien 10-15menit/ terapi.
  2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS): terapi dengan menggunakan aurs listrik yang dihasilkan oleh perangkat untuk merangsang saraf agar nyeri berkurang. Indikasi TENS adalah untuk trauma yang akut maupun kronik pada musculoskeletal.
  3. Terapi Ultrasound, termasuk diatermi dengan gelombang suara. Terapi ultrasound dapat memberikan efek termal untuk pemanasan dalam maupun superfisial dan non termal (efek mekanik yang berfungsi memasukan jenis obat tertentu, efek pemijatan dan efek biologis yang dapat mempengaruhi proses yang terjadi di jaringan atau sel agar terjadi percepatan pemulihan, mengurangi spasme, perlengketan jaringan dan regenerasi sel). Pada akhirnya dapat meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas.
https://www.youtube.com/watch?v=1emXEoGRVkg&t=167s
YouTube channel Suzanna Ndraha

Penyakit Muskuloskeletal
Berikut merupakan beberapa penyakit pada bagian muskuloskeletal:

1. Gout, merupakan bentuk artritis yang dapat menyebabkan terjadinya rasa sakit yang tiba-tiba dan parah, sembap, kemerahan, dan penghangatan, dan pembengkakan pada persendian. Penyakit ini merupakan jenis pembengkakan artritis pada pria yang berusia di atas 40 tahun. Dimana penyebab Gout atau asam urat adalah akibat dari menumpuknya kristal asam urat seperti jarum dalam ruang sendi. Khas dari gout dimana tofi tampak pada MTP 1, tampak kapur-kapur monosodium urat.

Jika pada pasien dilakukan punksi sendi ditemupakn PUS jangan diberikan steroid. Sedangkan jika ditemukan cairan sendi, berikan steroid guna mencegah terjadi efusi pada sendi pasien.

Komplikasi dari gout dapat menyebabkan pasien terkena Chronic Kidney Diseases (CKD). Hal ini disebabkan karena tertumpuknya batu asam urat pada pasien gout. Maka dari itu terapi pada pasien diberikan BicNat agar pH urin menjadi alkalisasi sehingga tidak terjadi tumpukan batu asam urat pada ginjal pasien.

Sedangkan terapi gout fase aktif berikan Colchicine, dimana bekerja mengurangi pembengkakan dan penumpukan kristal asam urat pada sendi. Tetapi jika pada gout tidak fase aktif, berikan allopurinol agar terkontrol asam urat pada pasien.

2. Osteoarthritis (OA), Osteoarthritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak. Osteoarthritis merupakan salah satu jenis arthritis yang paling umum terjadi. Sendi yang terkena umumnya adalah sendi penopang tubuh.


Khas pada OA pada pemeriksaan fisik ditemukan bunyi gesekan pada lutut saat digerakan. Hal ini disebabkan terbentunya spur pada pasien OA serta penipisan rongga sendi dikarenakan cairan synovial menurun.

Faktor risiko terjadinya OA meningkat jika pasien memiliki tubuh yang berat. Untuk melakukan diagnosa, pasien harus dilihat pada klinis, pemeriksaan fisik dan radiologi.

Terapi pada pasien OA dapat diberikan Pereda nyeri (NSAID), fisioterapi maupun korset penyangga sendi.

  3. Rhematoid arthritis (RA), merupakan peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian (misalnya sendi kaki dan tangan). Seiring waktu, peradangan ini bisa menghancurkan jaringan persendian dan bentuk tulang. RA merupakan penyakit musculoskeletal yang lebih jarang.
Untuk mendiagnosis RA, pasien harus memiliki 4 dari 7 gejala berikut (Morning stiffness, arthritis 3 sendi atu lebih, arthritis sendi, arthritis sistemik, nodul, factor rheumatoid, dan atau radiologi sesuai gambaran RA.

No comments:

Post a Comment