Friday, June 9, 2017

BIMBINGAN IPD 18 - SOP KEGAWATDARURATAN IPD

BIMBINGAN IPD 18 - SOP KEGAWATDARURATAN IPD
Tanggal 29 Mei 2017

Disampaikan oleh:
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM



Diringkas Oleh:
Ineke Putri



SOP Asam Basa Elektrolit
  • Pada pasien yang asidosis kita bisa menghitung dosis cairan yang dimasukkan yaitu 0,3 x BB(kg) x SBE (mmol/L); diberikan dengan drip 24 jam.
  • Jika HCO3 ↑ dengan tanda kussmaul yang jelas maka harus dikoreksi <12.
  • Jika asidosis metabolis pada keadaan pasien KAD akan dikoreksi jika ph 6-7; diberi 100 mmol karena dehidrasi + gula kalo dikoreksi menjadi normal.
  • Contoh kasus asisdosis metabolism selain CKD & KAD yaitu intoksikasi alcohol, shock, dan decomp; harus dikoreksi dengan dosis yang jumlahnya ½ dari dosis penuh karena reversible.
  • Asidosis metabolism pada CKD bersifat irreversible karena fungsi ginjal yang menurun maka banyak sampah yang akan beredar dalam darah dan darah bersifat asam sehingga timbullah asidosis, keadaan ini harus dikoreksi dengan dosis penuh
  • Asidosis respiratorik tidak boleh dikasih biknat karena nanti HCO3 dapat meninggi kembali, maka harus dikasih bronkodilator dan nebu.
  • Pada hipokalemi jika K < 2,5 koreksi dengan IV, jika K > 2,5 koreksi oral seperti KSR & aspartat. Tiap 100 mmol/L (4 vial @25 mmol) menaikkan 1 mmol/L; dimasukkan dalam 500 cc kristaloid, tidak ke dalam d5.
  • Jika pasien hiponatremi ringan anjurkan untuk menaikkan intake garam, jika < 130 keluhan lemas; jika < 120 keluhan penurunan kesadaran koreksi dengan NaCl 1 kolf/24 jam.


SOP Acute Kidney Injury (AKI)
  • Jika tidak ada riwayat penyakit ginjal sebelumnya dan nilai ureum kreatinin yang tinggi kembali menjadi normal maka kita bisa menyebutnya AKI
  • Pada AKI harus diberikan cairan yang cukup.
  • Pada prerenal biasanya disebabkan oleh dehidrasi; dapat diberikan cairan 3L/34 jam setalah itu check kembali, tetapi terapi ini tidak boleh diberikan pada pasien yang gagal jantung.
  • Jika pada renal biasanya disebabkan oleh obat-obat yang nefrotoksik seperti obat pada golongan aminoglikosida.
  • Jika pada post renal biasanya disebabka oleh masalah obstruksi.


SOP Chronic Kidney Disease (CKD)
  • Pada CKD konsumsi protein harus dibatasi. Harus konsumsi makanan yang menghasilkan sampah ureum sedikit seperti pada protein hewani. Dan sangat dilarang untuk mengkonsumsi tempe.
  • Pada CKD yang oliguri bisa diberikan injeksi furosemid bila gagal drip bila gagal kembali HD cito.
  • Pada CKD yang asidosis metabolic bida dikoreksi dengan bicnat jika gagal HD cito.
  • Jika ternyata pada kasis CKD yang infeksi dan anemia kita dapat koreksi dengan injeksi antibiotic seperti cefoperazon atau ceftriakson.
  • Pada CKD yang hiperkalemia dapat beri insuin R 10 U dalam dx 10% jika gagal HD cito.
  • Pada CKD yang ensefalopati langsung di HD cito.


SOP Ensefalopati Hepatik
  • Biasanya datang dengan melena.
  • Kasih protein serendah mungkin; s/d 10 g/hari selama 2 hari.
  • Kasih L-Ornitin L-Aspartat drip IV 20 g/hari diberikan selama fase akut, dosis maintenance oral 3x3 g; fungsinya untuk menurunkan ammonia darah.
  • Diberikan antibiotic dapat diberikan neomisin dan metronidazole.
  • Dapat diberikan laktulosa 60-120 ml / hari.


SOP Transfusi Darah Inkompatibel
  • Jika darah inkompatibel +/++, dokter harus mengisi surat persetujuan darah inkompatibel dahulu
  • Jika darah inkompatibel minor +++/++++, dokter dapat langsung meminta darah
  • Jika darah inkompatibel mayor atau kombinasi yaitu inkopatibel mayor dengan minor +/++ atau inkompatibel mayor dengan inkompatibel minor +++/++++ maka harus mengisi formulir permintaan pemeriksaan lanjutan, surat persetujuan darah inkompatibel, dan pasien mengisi informed consent serta diawasi dengan ketat.
  • Sebelum memberikan darah maka harus diberikan 1 amp deksametason 5 mg/mL dan 1 amp avil inj pretransfusi.


SOP Tatalaksana DBD Dewasa
  • Jika kita ingin mendiagnosis pasien ini DBD maka harus ditemukan adanya demam.
  • Pasien DBD akan dirawat jika trombosit , 100.000.
  • Indikasi transfusi trombosit jika ditemukan 2 keadaan yaitu adanya pendarahan massif dan jumlah trombosit <100.000/µL.
  • Diberi koloid jika ada hemokonsentrasi, ada bukti plasma leakage dan DSS.
  • Jika tidak ada perbaikan dengan terapi standard dan ada hemokonsentrasi maka anjurkan USG.
  • Jika ditemukan infeksi sekunder, DSS, perdarahan saluran cerna, dan plasma leakage maka indikasi diberi antibiotic.


SOP Protokol Penatalaksanaan Hematemesis Melena
  • Sebelumnya kita harus dapat membedakan apakah terdapat klinis sirosis atau bukan karena penatalaksanaannya akan berbeda.
  • Pada penatalaksanaan sirosis maka harus diberi tambahan vasiaktif drip sandostatin jika pendarahan tetap aktif, diberikan inpepsa atau laktulosa dan vit K.
  • Pada sirosis diberikan DH cair 6x 150-200 cc tetapi jika pada non sirosis diberi diet DL I cair 6 x 150-200 cc.


SOP Penatalaksanaan KAD
  • Keadaan KAD yaitu jika GDS > 300, aseton (+), asidosis metabolic (bila terkompensasi, HCO3 <18 mEq/L)
  • Diberikan infus NaCl sejak pertama datang, setelah 1 jam kemudian diberikan bolus iv sansulin R10 U dan dilanjutkan drip Sansulin R 5 U/jam.
  • Selalu periksa GDS tiap jam, bila GDS stabil 200-300 mg/dL, drip sansulin R diturunkan 1-2 U/jam+sliding scale/4 jam, dan selama 24 jam ke-2 sliding scale/6 jam.
  • Check ulang astrup jam ke-12, bisa dikoreksi dengan KCl dan biknat.

No comments:

Post a Comment