Thursday, June 29, 2017

BIMBINGAN IPD 19 – HIPERTENSI

                                
BIMBINGAN IPD 19 – HIPERTENSI
Tanggal 22 Juni 2017 


Disampaikan oleh : 
dr Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM



    Diringkas oleh :
  Sania Dhita




                     Hipertensi adalah suatu abnormalitas yang terjadi pada tekanan darah seseorang.
mengapa hipertensi penting? karena hipertensi meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Bertambahnya usia pada seseorang akan meningkatkan resiko seseorang tersebut mengalami hipertensi dan semakin tingginya tekanan darah seseorang maka semakin tinggi pula orang tersebut mengalami komplikasi.
Sesorang dikatakan mengalami hipertensi apabila terjadi peningkatan tekanan darah (140 mmHg sistolik) atau (90 mmHg diastolik) pada dua kali pemeriksaan pada seseorang yang sebelumnya normotensi ( tidak ada riwayat hipertensi). Akan tetapi apabila ada pasien yang datang kepada anda, dan pertama kali diukur tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, kita tidak dapat langsung mendiagnosis sebagai hipertensi, perlu pengecekan ulang sebanyak 2-3 kali.

            Dikenal istilah hipertensi reaktif ; dimana tekanan darah seseorang meningkat pada pemeriksaan (≥140 mmHg) atau tekanan diastolik (≥90 mmHg) tetapi pada pemeriksaan kedua atau ketiga tekanan darah kembali normal.
            Jika ada pasien yang datang kepada anda, dan pertama kali diukur tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, dan sudah dilakukan pengecekan ulang sebanyak 2-3 kali hasil pengukuran tetap ≥140/90 mmHg, kita dapat katakan itu sebagai hipertensi dan dapat diklasifikan dalam 2 kelas menurut JNC 7, yaitu apabila hipertensi kelas 1 didapati tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg, dan hipertensi kelas 2 tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥100  mmHg.

             Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu; hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi Primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) sekitar 90-98% hipertensi tergolong hipertensi primer. Hipertensi primer terjadi pada usia lanjut (>50 tahun) dimana terjadi faktor degenerasi dimana terjadinya hilangnya elastisitas pada pembuluh darah sendiri. faktor- faktor lain seperti genetik,ras, jenis kelamin, penyakit dislipidemia, asam urat, gaya hidup inilah yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer.  

            Hipertensi Sekunder  adalalah hipertensi yang terjadi akibat penyakit tertentu. Dan terjadi sekitar 5% dari penyebab hipertensi dan umumnya mengenai usia muda. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain gagal ginjal kronik, hipertiroid, sindroma cushing, glomerulonefritis (sindrom nefritis), tumor otak, hiperaldosteronisme (penyakit conn) pada hipertensi sekunder akibat aldosteronisme terapi defenitif adalah sprironolakton,stenosis arteri renalis dan obat-obat kotrasepsi oral. 

           Krisis hipertensi, keadaan hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah segera karena akan mempengaruhi keadaan pasien selanjutnya. Ketika tekanan darah seseorang ≥180mmHg sistolik dan terjadi mendadak.

Krisis hipertensi terbagi dua; Hipertensi emergensi adalah situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera karena ada organ target yang terkena. Hipertensi urgensi adalah situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tetapi belum ada organ target yang terkena. Organ-organ target pada krisis hipertensi yaitu: otak, jantung,ginjal, mata dan obstetri. Pada hipertensi emergensi tekanan darah harus turun dalam 1 jam sedangkan pada hipertensi urgensi tekanan darah harus turun dalam 24-48 jam dan mencapai nilai MAP.
         
Algoritma penatalaksaan hipertensi pada umumnya menggunakan JNC (Joint National Comittee). JNC sudah ada kelas algoritmanya dari 1-8. 



           Pada algoritma JNC 7 diatas, apabila seseorang dikatakan hipertensi hal pertama yang dilakukan adalah merubah gaya hidup, sampai tercapai tekanan darah <140/90 (untuk penderita diabetes melitus atau gagal ginjal kronik <130/80). Tetapi apabila tidak tercapai kita lakukan inisial terapi dengan obat antihipertensi. Pertama kita lihat seseorang disertai penyakit penyerta atau tidak. Apabila tanpa disertai penyakit penyerta, langsung digolongkan untuk Hipertensi kelas 1 dapat diberikan 1 obat lini pertama seperti thiazide (golongan diuretik yang sering dipakai karena harga terjangkau), ACE Inhibitor, ARB, Beta Blocker, atau Calcium Channel Blocker. Kemudian untuk  Hipertensi kelas 2 diberikan kombinasi obat, thizide dengan golongan yang sudah disebutkan diatas. Tetapi tidak harus thiazide saja, bisa juga CCB dengan ACE-Inhibitor, dan sebagainya. Lalu apabila disertai penyakit penyerta diobati dengan antihipertensi sesuai kebutuhannya.


Untuk JNC 8, ada perbedaan yang jelas, yang dilihat adalah usia, apabila usia ≥60th memiliki target tekanan darah <150/90 mmHg. Untuk usia <60 tahun target tekanan darahnya <140/90 mmHg.obat-obat lini pertama hanya terdiri dari 4 obat thiazide, ACE- Inhibitor, ARB dan CCB, golongan Beta Blocker sudah tidak termasuk lini pertama. dilihat berdasarkan ras, untuk ras hitam diberikan thiazide atau CCB saja, bisa tunggal atau kombinasi, sedangkan ras non-hitam diberikan thiazide atau ACE-Inhibitor atau ARB, atau CCB, diberikan tunggal atau kombinasi. Kemudian ACE-Inhibitor dan ARB pada JNC 8 tidak dianjurkan untuk dikombinasi, karena mereka adalah jenis obat yang cara kerjanya sama.
Strategi pengobatan hipertensi secara umum :
  •         Obati sebelum ada keluhan
  •         Kendalikan Tekanan Darah sampai tercapai target
  •          Kombinasi Monoterapi – kombinasi sampai target tercapai
  •          Start low go slow

        Golongan-golongan obat antihipertensi yang sering dipakai pada sehari-hari antara lain:
1. Ace Inhibitor
Salah satu golongan obat ini adalah captopril (12,5 mg dan 25 mg) Obat golongan ini dapat menghambat progresifitas nefropati pada Diabetes Melitus, dan dapat menjadi remodelling di ventrikel kiri jantung. Efek samping yang terkenal pada obat ini sering menyebabkan batuk yang berlebihan. Kemudian golongan baru dari ACE Inhibitor adalah antara lain lisinopril dengan sediaan 10mg, pemberian 1 kali sehari.
2. ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan obat yang sering dipakai adalah losartan (25mg, 50 mg, dan 100mg) Keuntungan dari semua gologan obat ini hanya diberikan 1 kali sehari baik golongan lama ataupun golongan baru. Untuk golongan obat ini sangat dikontraindikasikan pada ibu hamil, ini berlaku juga untuk golongan ACE-Inhibitor. Golongan baru dari obat ini yang terkenal adalah candesartan. Golongan ini juga dapat mengurangi progresifitas dari nefropati DM dan dapat menjadi remodelling di ventrikel kiri jantung.
3.Calcium Channel Blocker
Golongan yang lama pada obat ini yang terkenal adalah nifedipin (10mg) , dan pada obat antihipertensi golongan lama diberikan sebanyak 3 kali sehari. Obat ini adalah obat yang satu-satunya aman pada CCB untuk ibu hamil, dan biasanya dipakai untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi emergency, diberikan secara sublingual. Efek samping dari obat ini sering menyebabkan takikardi. Untuk golongan baru kita kenal banyak dijual dipasaran yaitu amlodipin(5 mg dan 10 mg) pemberian hanya 1 kali sehari.
4.     Beta Blocker
Golongan lama yang paling terkenal adalah propranolol (10mg, 20mg, 40mg, 60mg,80mg) dan ini sangat baik digunakan pada hipertiroid dan sirosis hati pada keadaan hipertensi porta. Pada JNC 8 golongan obat ini tidak termasuk lini pertama.
5.     Diuretic
     Yang paling sering digunakan adalah Hidroclorothiazide, dengan sediaan 12,5mg, 25mg, dan 50mg, kontraindikasi pada pasien ACKD (Acute Chronic Kidney Injury).


No comments:

Post a Comment